Ditinggal nikah pacar rasanya gimana? Atau mencintai istri orang itu boleh gak? Hal tersebut sebanding dengan pria yang satu ini. Namanya, Ervin Alvian yang merupakan seorang Social Media Manager di salah satu perusahaan konglomerat media massa dan Multinasional Amerika. Padahal, dirinya hanya lulusan SMK. Karena rasa percaya dirinya itu, ia kembali membuka salah satu akun sosial media untuk memastikan perempuan pujaannya itu bisa menerima lamarannya. Tapi, apa yang terjadi? Aurora Annisa sudah menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang lucu.
View More"Aduh, kok dia pulangnya cepet? Tumben banget!" gumam Aurora sambil menutup tirai karena sudah di penghujung magrib. Lalu, ia bergegaske dapur untuk memasak beberapa lauk favorit Antony. Tepat saat ia selesai memasak sambal petai, terdengar suara bel di pintu berdering. Bu Firah menyuruh Aurora untuk segera membukanya. Tanpa penolakan, Aurora berjalan ke arah pintu dan langsung membuka pintu. Ya, senyum merekah hiasi wajah Aurora. Ia terlihat sumringah menyambut kedatangan suami yang sudah lama tak ia temui. Perlahan Aurora mendekat dan menawar pelukan. Sayangnya, pelukan itu ditolak. Antony melepasnya langsung dan menutup hidung. "Kamu bau bawang banget, sih! Emang belum mandi ya?""Aku sudah mandi, mas. Cuman barusan aku masak samba petai kesukaan kamu.""Ya ampun, ngapain sih masak sambal kampung kaya gitu? Jangan bilang ditambah ikan asin, sekarang kita tinggal di kota. Kamu mau suamimu ini hipertensi?! Hah. Suami datang bukannya disambut cantik malah bau dapur gak jelas!
"Hmm, boleh juga. Saya terima tawarannya. Semoga setelah bergabung, girl band ini semakin sukes!" ujar Antony. "Serius, pak?!" Rupanya Antony dengan mudahnya menerima mereka untuk bergabung di agecy ini. Selanjutnya, ia meminta sekretarisnya untuk mengeprint berkas persetujuan yang akan langsung mereka berdua tanda tangani. Wanita yang mengenakan pakaian semi formal itu mengangguk. Lalu, berjalan menuju meja kerjanya. Ikuti perintah Antony dengan menggerakkan jari-jarinya di keyboard. Sesekali ia mendengar obrolan Antony yang terdengar so asyik. Tapi memang benar, obrolannya terasa hangat. Hal itu membuat salah satu leader terpukau. Mereka sesekai curi pandang dan digoda oleh anggota lain. "Kayanya kita bakalan betah deh kalau gabung di agency ini.""Jelas, harus dong!""Oh, iya untuk keperluan administasi lanjutan, kamu bisa share nomor teleponmu?" Baru saja sang leader akan mengambil ponsel Antony, sekretarisnya datang. Ia memberikan berkas untuk mereka tandatangani
"Ngapain mas Antony nelpon?" Aurora bertanya-tanya. Ia hanya menatap panggilan masuk itu sampai selesai. Sayang, tak sampai berhenti panggilan itu terus saja masuk. Aurora merasa risih dibuatnya. Ia memilih diam dan membiarkan panggilan yan masuk berkali-kali. Sesekali ia tatap untuk mengecek pesan salah kirim yang masuk. Nyatanya, pesan itu dihapus sepihak oleh Antony. Beruntung, ia bisa bernafas dengan lega. Bukti pesan tadi sudah ia foto dan simpan di arsip. Tak sampai di sana, Aurora bergegas ambil buku harian di laci. Dirinya membuka lembaran buku catatan yang sudah usang. Catatan lamanya hanya berisi seputar rona bahagia pada saat pernikahan dengan suaminya. Sayang, kali ini ia kembali menulis tapi dalam bentuk kekecewaan. Dimulai dari penulisan tempat, dan tanggal di ujung kanan atas kertas. Lalu, ia jabarkan secara rinci bukti yang menyayat hati. Ia menyeka air mata dan berusah kuat merangkai kata sebagai bukti nyata. Cinta itu kadang ada bumbu tangis yang mu
"Kamu ngapain di sini, ra?" tanya Ervin dengan gugup. Ia tak menjawab pertanyaan Aurora sama sekali. "Aku baru saja sidang cerai. Kamu ngapain di sini?""Hmm.. aku juga sama" Percakapan itu terdengar oleh Neira yang ada di dunia nyata. Sambil mendengarkan percakapan Ervin dengan wanita yang tak ia kenal, dirinya dengan santai memasak air. Lalu, dituangkan ke dalam gelas dan dicampurkan bersama teh serta 1 sendok teh gula pasir. Setelah segelas teh itu jadi, Neira membawanya ke kursi. Ia menonton suaminya sedang mimimpi indah. Sesekali Ervin tersenyum manis dengan setelah menyapa wanita yang ia sebut Aurora. Melihat pemandangan itu rasanya sakit sekali bagi Neira. Meskipun hanya mimpi, dirinya berspekulasi bahwa ha itu sesuai dengan kenyataan. "Kenapa kamu mimpinya sidang cerai, Vin? Bukan sidang isbat nikah?""Terus, siapa itu Aurora?" Neira bertanya-tanya sambil sesekali berdirir dan mondar-mandir. Ia masih setia menunggu suaminya bangun tanpa perlu ia bangunkan.
"Emang kenapa, bu? Ibu lagi disini juga?" "Iya, ton. Lain kali jangan keseringan main ke mall daerah Jakarta. Kalau mau pacaran, di liuar kota aja biar gak ketahuan Aurora." Bu Firah mencurahkan segala wejangan untuk anak kesayangannya, Antony. Meski memang salah, Bu Firah tetap saja membela. Tak sampai di sana beliau memberi wejangan, Bu Firah juga menanyakan alasan anaknya itu mendua di belakang Aurora. Sambil menyeruput segelas jus jeruk di meja, Bu Firah dengan lincah mengirimkan pesan kepada Antony. Tak lama, pesan itu ternyata langsung dibalas. Selama Aurora menikmati ramen, mertuanya hanya fokus pada ponsel. Ramen yang ada di meja sama sekali tak beliau sentuh. Tak ingin mengganggu, Aurora juga membuka ponsel dan menghiraukan Bu Firah. "Itu sama sekretaris kamu kan, ton?""Iya, bu. Hehe.""Kenapa kamu kaya gitu, Ton? Bukannya kerja malah pacaran. Gak ingat sama Aurora?""Bosan bu kalau lihat dia terus. Apalagi sekarang Aurora sudah berubah. Semenjak Nakula pergi
"Kok gak dibalas, ra?""Udah, kok!""Emang siapa yang chat?""Hmm.. Tumben kepo?" Setelah ditanya oleh Neira, lagi-lagi Ervin mengelak dan alihkan pembicaraan. Sambil menggarukkan kepala, ia mengajak Neira untuk jalan-jalan keluar bersama Pak Adam. Dengan wajah tersipun malu, mereka tersenyum dan mengiyakan ajakan Pak Adam kepada mereka. Kebetulan sekali Ervin mengajak, ada beliau yang juga mengajak mereka dengan resmi. Namun tidak langsung berangkat, Ervin mempersilahkan atasannya itu untuk berangkat lebih awal. Mereka berdua akan mengikutinya dari belakang. Sambil berjalan, Ervin dan Neira berusaha cairkan suasana."Nei tahu gak?""Apa?""Lihat, Pak Adam sama istri pertamanya romantis bukan?" Ervin menunjuk ke arah beliau yang memegang erat tangan seorang wanita sambil sesekali mengelus rambutnya."Iya juga, Vin. So sweet, ya!""Ekhem, kalau ditarik benang merah ke belakang katanya Pak Adam dan istrinya juga terjebak perjodohan seperti kita. Sayangnya, saat cinta mereka tumbuh sa
"Kayanya masih dinas di luar, bu. Semalam udah telpon soalnya.""Oh, kirain udah pulang. Soalnya udah kirim gaji ke rekening ibu." Bu Firah dengan sengaja masuk ke kamar Aurora. Ia duduk di kasur dan menatap ke area sekitar. Rupanya, ia mendapati sang menantu sedang beres-beres berkas. Tak sampai di sana, beliau menoleh ke arah jendel untuk mengecek kebersihan kamar lebih dalam. Tangannya menyentuh kaca dan didapati masih kotor dengan debu. "Pantas aja Nakula mudah sakit. Jendela saja masih berdebu. Coba bersihkan juga area ini, ra.""Oh, iya bu? Biasanya aku suka bersihin dan kebetulan saja ini beres-beresnya juga belum selesai.""Hmm.." Beliau terus saja mengelilingi area kamar. Kemudian, beliau keluar dan bergegas pergi menuju dapur untuk memasaak. Sementara itu, hati Aurora bergusar. Ia ingin sekali jalan-jalan keluar untuk jajan atau sekadar cari angin. Sayang, jatah uang bulanan sudah habis. Ia ingin sekali menghampiri Bu Firah untuk mengajaknya jalan. Menging
"Tentu, karena pernikahan kami ingin diakui oleh negara. Mengingat ada banyak keuntungan bagi istri atau pun anak kelak jika pernikahan kami sudah resmi.""Lantas, kenapa kamu memilih nikah siri? Kan kalian bisa melangsungkan pernikahan sederhana di KUA terdekat?""Begini, izinkan saya yang menjawab." Neira mengambil alih mikropon. Saat itu Neira bicara panjang lebar. Tangannya menjelaskan dengan rinci kejadian mereka telat akadl. Padahal, tamu dan acara resepsi dirayakan cukup meriah. Sementara itu, Ervin yang ada di dunia nyata hanya bisa tersenyum. Ia duduk dan medekat ke araah kasur. Sesekali tangannya ia arahkan ke rambut Neira dan membelainya. "Aku tahu, kesungguhan cintamu nyata. Sabar, ya!" ucap Ervin. Meskia ia elus, Neira tak sadar sama sekali. Di sana, ia justru memilih untuk ubah posisi tidur dengan membelakangi Ervin. Lalu, ia melanjutkan serangkaian pertanyaan sidang isbat nikah yang cukup serius. Ervin tak tega membangunkan istrinya. Ia mengambil pons
"Insyaa allaah, bu. Pasti aku dan Mas Antony akan berusaha semaksimal mungkin. Mohon doanya saja ya, bu!" Aurora mendorong mangkuknya secara perlahan. Ia tak nafsu lagi menghabiskan sisa kuah mi. Sementara itu, Bu Firah langsung menunduk dan menghabiskan air di gelasnya. Mereka diam seribu bahasa selama beberapa saat. Lalu, bu Firah membalas pernyataan Autrora tadi dengan satu kata. Yaitu, Aamiin. Saat kuburan Nakula masih basah sekaligus hati Aurora masih ditikam rasa kehilangan, semua mata tertuju pada status Aurora sebagai istri. Rasa sakit itu justru tak bisa membuatnya pulih. Hati Aurora kembali menggerutu karena kecewa. "Kenapa harus aku yang dituntut sempurna? Ya Allah, lapangkan hati ini untuk menerima takdir yang menyayat hati ini." Kemudian, Bu Firah bangun dari tempat duduknya dan langsung pergi ke kamar. Sementara itu, Aurora mengambil mangkuk dan gelas untuk ia cuci. Tanpa perlu ditumpuk, ia langsung mencucinya sembari mengahalau segala rasa tak enak yang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.