Nadine tidak menyangka suam dan mertuanya akan menagih biaya operasi caesar karena diriny tak bisa melahirkan secara normal. Bahkan, nafkah untuk Nadine yang kecil itu pun disunat untuk melunasinya! Namun, tak disangka dari sanalah jalan rezeki Nadine mulai terbuka dan membuka identitasnya yang sesungguhnya... Nadine berjanji akan membuat pria itu menyesalinya!!!
Lihat lebih banyak"Pergilah kamu dari rumah ini Mas, kamu hanya berhak menggunakan baju yang melekat di tubuhmu seperti saat kamu memasuki rumahku ini! pergilah...!" kata Erika. "Untuk mobil beserta tabungan yang ada di rekening milikmu, aku ikhlaskan semua itu untukmu!" Akhir kata dari Erika benar-benar membuat Darmawan syok."Maafkan aku dek! jangan seperti ini, tolong...!"Darmawan memohon."Aku sudah memaafkan jauh sebelum kamu meminta maaf, tapi maaf, aku tidak bisa menerimamu kembali, aku tak lah sekuat itu!"kata Erika. "Pergilah Mas, ada satu hati yang harus kamu jaga sekarang, aku tahu dia sedang mengandung bukan? Anggap saja mobil dan juga rekening yang kamu miliki itu sebagai kenang-kenangan dariku!"kata Erika lagi. "Oh ya hampir lupa, tentang apartemen yang selama ini kamu beli, akan aku tarik kembali, dan untuk rumah yang cukup strategis yang kamu janjikan untuk Shinta istri beliamu itu, aku ikhlaskan untuk kamu tempati! hiduplah dengan bahagia dengan wanita pilihanmu!" lanjut Erika mener
"Kalau begitu kita ambil saja jatah cuti kita sekaligus, untuk membantu adik kita merintis usahanya...! kita lihat perkembangan yang ada nanti, Kalau seumpama dalam waktu itu, toko kue berjalan dan membutuhkan karyawan, kan bisa di kondisikan? Betul tidak Din?" Tanya Ine yang lebih mendominasi usulan diantara mereka. "Boleh juga saranmu Mbak, cus ah...! aku setuju!"jawab Nadine antusias.***Hari pertama mereka gunakan untuk membeli peralatan toko, mulai dari etalase, wallpaper dinding dan juga pernak pernik yang lainnya.Hari kedua digunakan untuk menata tata letak isi toko, dan itu membutuhkan tenaga tukang, baru di hari keempat mereka sudah bisa membuka toko mereka. Grand opening toko dilakukan dengan menyisipkan diskon 50% untuk pembelian setiap kue yang tersedia.Bahkan ada tersedia minuman gratis di sana meskipun itu hanya es teh manis cup.Sambutan dari para pembeli pun sungguh antusias, semua itu mampu membuat Nadine, Sari dan juga Ine terharu sekaligus bahagia, mereka tak m
Sedikit cerita tentang Darmawan.Semua harta yang dimiliki beserta aset-aset nya semua atas nama istrinya, karena Darmawan sendiri hanyalah mengelola saja, semua harta yang dimiliki murni milik dari sang istri.Darmawan memperistri Erika dulu dalam keadaan tidak memiliki apapun, Darmawan hanya bermodalkan tampang saja, Darmawan merupakan seorang lelaki miskin yang kebetulan memiliki nasib baik bisa memperistri majikannya.Dulu dia bekerja sebagai sopir pribadi Erika, yang dimana selalu mengantarkan kemanapun Erika pergi. Oleh karena interaksi yang sering terjadi di antara keduanya, menimbulkan benih ketertarikan di hati Erika, di Mata Erika Darmawan sangat baik dan begitu santun. Ketertarikan Erika disampaikan kepada orang tuanya yang berniat untuk menjadikan darmawan sebagai suaminya. Orang tua Erika yang memang tidak pernah membeda-bedakan status pun tidak menentang keinginan Sang Putri.Apalagi saat Darmawan pun tidak keberatan dengan keinginan Erika, akhirnya mereka pun menikah
"Kenapa hidup kita semakin belangsak ya Bu? Apa benar kalau kita ini terkena karma karena kutukan Nadine?" Tanya Damar. "Tau nggak Bu? Sebenarnya aku nggak rela loh Nadine mendapatkan aliran dana setiap bulannya sebanyak 3 juta dari perusahaan tempatku bekerja, bahkan aku yang banting tulang saja hanya menghasilkan 5 juta setiap bulannya!"lanjut Damar lebih seperti curhat kepada ibunya."Betul katamu Mar, enak bener sih Nadine? Ongkang-ongkang kaki di rumah tapi mendapatkan jatah! makin besar kepala lah tuh! coba kamu minta saja uang yang diberikan oleh kantor kepada Nadine!" usul Pratiwi lagi."Kalau Ibu mau silakan, kalau aku sih ogah pakai banget! bukannya mendapat uang tapi babak belur dan bonyok karena bogem mentahnya Nadine...!"jawab Damar. Tengah asik berbincang santai membahas tentang kebingungan mereka, dari kamar Santi terdengar orang sedang muntah-muntah, bisa dipastikan bahwa itu adalah Santi sang pemilik kamar. "Santi sedang tidak enak badan Bu? Kok muntah-muntahnya pa
"Entahlah Bu, Nadine sangat berubah sejak kejadian waktu itu! Nadine yang sekarang benar-benar tak sama seperti Nadine yang menemaniku selama ini! entah apa yang terjadi padanya, apa mungkin Nadine kesurupan setan Talak ya Bu?" Damar bicara sesuatu yang tidak berbobot. Mana ada setan Talak? ya nggak dears?"Kamu waras? Mana ada setan Talak? Aya Aya wae ikam pang!" kata Ibu Pratiwi menggabungkan bahasa daerah dari dua tempat berbeda."Lah nyatanya Bu? Aku saja sampai tak bisa mengendalikannya setelah talak itu tanpa sengaja aku jatuhkan, kenapa juga dia harus seperti itu? Padahal kan tinggal anggap kalau aku tak pernah berkata Talak kepadanya kan beres?" Kata Damar masih ngawur."Nadine itu benar-benar egois dan tak memikirkan Gibran yang akan kehilangan ayahnya!" omel Damar lagi.Damar sendiri tidak menyadari jika sebenarnya yang egois adalah dirinya, bahkan sejak kelahiran Gibran sama sekali Damar tidak pernah memikirkan kebutuhan anak tersebut, kalau tidak tertolong oleh fihak kanto
"Emang dasar Nadine aja yang gak tau diri, aku sumpahin dia mendapatkan azab dari apa yang dia lakukan kepadamu, Ibu tidak terima ya Mar, apalagi tentang uang yang di dirampasnya itu! udah jelas-jelas dia tidak bekerja, seharusnya dengan sukarela Dia memberikan uang itu kepadamu, kan memang kamu yang kerja?" pendapat sampah seorang Pratiwi.Padahal yang sebenarnya adalah uang yang diterima oleh Nadine itu merupakan uang tunjangan dari perusahaan yang memang diperuntukkan untuk istri dari para pekerjanya, lalu bagaimana jika perempuan yang bekerja di perusahaan Indrawati tersebut? Nah kalau ada perempuan yang bekerja di sana maka akan mendapatkan bonus separuh dari tunjangan istri tersebut yaitu sekitar 1.500.000. Bonus itu pun tidak serta-merta keluar begitu saja.Bonus itu bisa cair jika pekerja tersebut tidak absen selama masa kerjanya di satu bulan dengan alasan apapun. "Iya ya Bu? Kok Nadine tidak mendapatkan azab karena sudah menzalimiku? Dia malah semakin senang hidupnya! Ibu
"Pesanan ibu sudah siap, silakan kalau Ibu mau mengambilnya!" kata Nadine.Setelahnya Nadine pun mempersiapkan pesanan sang customer agar saat sudah tiba, tinggal membawanya saja.Sinambi menunggu kedatangan pelanggannya, Nadine pun membersihkan peralatan miliknya.Tepat saat Nadine sudah selesai membersihkan alat masaknya, pelanggan pun datang. Nadine menyerahkan pesanan yang sudah dibuatnya tadi, kini tinggal giliran Nadine untuk datang ke rumah tetangganya yang telah dititipi Gibran.Tak lupa dibawanya kue yang sengaja dibuatnya tadi untuk tetangganya tersebut."Assalamualaikum Mbak Rahma...! terima kasih ya sudah jagain Gibran untukku! ini tadi ada sisa kue yang aku buat, mbak Rahma mau ya?" Kata Nadine menyodorkan satu toples kue kering kastengel dan juga satu loyang kecil brownies lumer. "Repot-repot banget loh kamu Din, tapi terima kasih deh, kebetulan perutku rasanya lapar, langsung aku makan ya?" Jawab Rahma berterima kasih atas kue pemberian Nadine tersebut. Karena sudah a
"Maaf tidak bisa, uang itu untuk tabungan sekolah Gibran kelak!" tolak Nadine masih dengan nada yang sangat tegas."Jangan serakah kah kamu Nadine, uang itu adalah milikku, aku yang bekerja aku yang memeras keringat aku yang membanting tulang! kenapa kamu malah ingin menguasainya sendiri?"Kata Damar dengan sedikit menahan amarahnya."Itu adalah uang dari perusahaan di luar uang gajimu, terkhusus untuk kami para istri!" Nadine menekan kata terkhusus dalam penjelasannya berharap Damar sadar dari rasa tamaknya."Tapi kalau aku tidak bekerja di sana, kamu juga tidak akan mendapatkan uang itu, lagian setiap bulannya aku juga sudah memberikannya kepadamu!" bantah Damar."Kamu masih mengungkit uang tak layak yang kamu berikan kepadaku? Uang yang kamu berikan kepadaku Bahkan tak ada separuh dari jatah perusahaan! tak ada 10% dari uang yang setiap bulannya kamu terima dari perusahaan! mau membahasnya lagi? Waras kamu?"Tanya Nadine. "Sudah, nggak usah banyak cincong! intinya aku tidak akan mem
"Benar kata Nadine Mbak, Sampai kapan akan terus lari dari mereka! mereka itu bukan Tuhan Mbak yang harus ditakuti! kalau Nadine sudah siap untuk menghadapi mereka, Ya sudah sih kita siap saja di belakang Nadine untuk selalu mendukungnya!"jawab Ine."Tapi kita kan tidak selalu di rumah Ne, kita ini terikat dengan pekerjaan yang selalu meninggalkan Nadine sendirian di rumah!" kata Sari mengingatkan Nadine."Mbak Sari lupa dengan kuasa Allah? Apa sih yang tidak menurutnya? Bagi kita yang mustahil pun bisa di wujudkan dengan Kun fayakunnya!"jelas Ine mengingatkan."Kita serahkan saja jalan takdir yang akan diukir oleh Nadine, semampu dan sebisa kita, kita akan mendampinginya!"kata ine kemudian.Sari pun akhirnya menganggukkan kepalanya tanda paham apa yang dimaksud oleh Ine, tak lama dari dalam keluar Nadine bersama Gibran ya hendak dijemur oleh Nadine."Kita pasrah saja dengan garis takdir Mbak, kita tak perlu berlari-lari lagi, aku siap kok menghadapi Mas Damar! Dia kan sudah bukan sua
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.