Semalam sebelum pernikahan, Shiren Lavine masih bisa bermesraan dengan sang kekasih. Berbagi sedikit kehangatan untuk menanti hari esok pernikahan. Sayangnya, pada hari H pernikahan tak sesuai rencana. Jovan—calon suami Shiren, dia tidak datang di hari pernikahan. Tak ingin dirundung malu karena gagal menikah, alhasil Shiren menikah dengan karyawannya sendiri. Mereka menikah kontrak selama 6 bulan. Karyawan bukan sembarang karyawan, namanya Nicholas. Pria misterius namun berhasil mengangkat Shiren dari kesedihan. Siapakah Nicholas sebenarnya? Bagaimana dengan Jovan? Apa yang terjadi padanya sampai dia tidak datang di hari pernikahannya sendiri?
View MoreShiren duduk di pangkuan Nicholas, menyadarkan tubuhnya lalu meminta pria itu untuk mengusap perutnya seperti biasa. "Manja sekali," ucap Nicholas seraya menuruti apa yang Shiren inginkan. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam pakaian yang Shiren gunakan supaya bisa bersentuhan langsung dengan kulit perutnya yang lembut."Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."Sebelah alis Nicholas terangkat tanda heran. Sepertinya, apa yang akan Shiren katakan kali ini cukup penting. "Katakan saja. Tidak biasa kamu memberi aba-aba seperti ini. Sangat penting, ya?"Shiren mengangguk. "Ya, apa yang akan aku katakan ini adalah rahasia orang tuamu selama ini. Kamu pasti terkejut."Nicholas semakin penasaran dibuatnya. Dia tidak tahu rahasia apa yang dimaksud oleh Shiren. Dan, kenapa Shiren yang lebih tahu dibandingkan dirinya?"Cepat katakan, kamu sengaja membuatku penasaran, ya?" Nicholas benar-benar tak tahan ingin tahu. Shiren yang masih diam berpikir pun berdecak kesal."Tidak sabar sekali, sih! Aku ti
Tiba saatnya kepulangan keluarga Shiren, wanita itu dibuat menangis tersedu-sedu karena hanya dirinya yang ditinggal. Shiren ingin ikut keluarganya, tapi dia tidak mau meninggalkan Nicholas. "Kita bisa mengunjungi mereka kapan saja, Sayang. Bahkan mereka bisa datang ke sini sesuka hati. Sudah ya, kapan-kapan kita pasti bertemu lagi dengan mereka," ucap Nicholas berusaha menenangkan. Sudah tiga puluh menit yang lalu Domenico dan keluarganya pergi, tetapi Shiren masih setia menangis di teras rumah ditemani sang suami. Dia tidak menyangka rasanya akan sesedih ini.Cassie dan Robert hanya bisa menyimak sepasang suami istri itu. Mereka menahan diri untuk tidak ikut campur dan membiarkan Shiren tenang dengan sendirinya. Hormon kehamilan membuat kesedihan wanita itu berkali-kali lipat."Kita masuk, ya? Di dalam banyak cemilan yang kamu suka," bujuk Nicholas pantang menyerah. Shiren yang masih menangis di pelukan Nicholas pun mendadak melepas pelukan itu, menatap suaminya dengan mata berbi
Selepas Nicholas pergi, Domenico kembali dibuat terkejut oleh kedatangan Jasmine yang tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang. Padahal, sebelum berkeliaran mencari angin, dia telah memastikan istrinya tidur dengan lelap."Kenapa bangun, hm?" tanya Domenico sambil membalikkan badan. Pasangan yang tak lagi muda itu pun tampak mesra berpelukan di bawah langit malam."Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu pergi meninggalkanku?" tanya Jasmine pula. Dia sangat terkejut ketika membuka mata bukan melihat suaminya, melainkan bantal."Aku belum bisa tidur dan butuh angin segar. Lihatlah, di sini sangat sejuk dan tenang. Anginnya membuatku segar," jawab Domenico membuat Jasmine menengadah lalu menghirup napas dalam-dalam untuk ikut merasakan kesegaran udara di sekitarnya."Ya, kamu benar. Di sini sangat tenang dan nyaman. Shiren pasti bahagia hidup di sini bersama suami serta mertuanya."Domenico mengangguk. Dia juga segera membawa Jasmine ke tempat duduk agar lebih nyaman."Hati dan pikirank
Shiren meringis kecil merasakan hentakan Nicholas yang terakhir. Rasa ngilu dan nikmat menjadi satu membuatnya melayang ke surga. Dia memandangi raut wajah penuh nikmat sang suami tanpa berkedip. Nicholas terlihat sangat puas dan bahagia. Satu tangan Shiren terulur dan bertengger pada leher Nicholas yang kokoh. Bergerak mengusap untuk menghilangkan tetesan keringat."Kamu sangat seksi," puji Shiren yang kesekian kali. Dia sangat menyukai penampakan Nicholas yang seperti ini.Pria itu tidak menyahut, dia bergegas turun dari tubuh sang istri dan melepaskan tautan tubuh mereka yang sudah lama terjalin. Dia berbaring di samping Shiren, menghadap wanita itu yang juga menghadapnya. "Apa tadi aku keterlaluan?" tanya Nicholas dengan suaranya yang hampir habis. Sama dengan Shiren. Shiren menggeleng. "Tidak, meskipun durasinya sangat lama, tapi kamu sangat lembut dan hati-hati. Kami sama sekali tidak masalah."Shiren menjawab sambil mengusap perutnya yang semakin menonjol. Nicholas pun tak t
Shiren tidak peduli dia dikatai koala mesum atau apalah itu. Yang terpenting, maha karyanya harus jadi dengan sempurna di dada bidang suaminya.Nicholas mati-matian berusaha untuk tidak menerkam Shiren sekarang juga. Pekerjaannya harus selesai dengan cepat agar dia bisa pulang lebih cepat pula. Ah, wanita ini memang ingin diberi hukuman."Selesai!" Shiren memekik girang melihat hasil perbuatannya yang begitu cantik. Dia membuat kecupan berbentuk hati, tepat di bagian jantung Nicholas berada. Meskipun terlihat mudah, namun aslinya lumayan sulit juga. Bibirnya bahkan terasa ngilu."Aku juga sudah selesai. Ayo turun, kamu juga harus segera diberi hukuman," ucap Nicholas sambil menurunkan Shiren dari pangkuan. Shiren menatap bingung suaminya."Aku diberi hukuman karena apa? Memangnya aku membuat kesalahan?" tanya Shiren begitu polos. Dia memang tidak tahu apa yang dilakukannya tadi cukup berbahaya bagi Nicholas."Ini, kamu membuat karya seperti ini sebenarnya berbahaya, Shiren. Sudah da
Kedatangan Nicholas untuk menggantikan Robert tentu menjadi daya tarik besar di perusahaan. Apalagi dengan didampingi sosok wanita mungil nan cantik, mereka semakin tertarik dengan dua orang ini. "Dia bukan Julian, kan? Wajahnya sangat mirip dengan Julian," bisik salah salah satu pegawai LND pada teman satu timnya. Mereka tak sengaja lewat di lobi perusahaan dan melihat kedatangan seseorang yang sangat mirip dengan Julian. "Tentu saja bukan, Bodoh! Julian sudah tidak ada, mungkin itu adiknya? Kudengar Julian memang memiliki adik laki-laki." Beberapa orang dari mereka pun akhirnya sadar jika orang asing itu adalah Nicholas, adik Julian Leonard. Sedangkan seorang wanita yang bersama Nicholas, mereka tidak tahu dia siapa. Shiren sendiri dengan patuh mengikuti ke manapun kaki suaminya melangkah. Dia merangkul sebelah lengan pria itu agar tidak hilang di tempat asing ini. "Kita langsung ke ruang rapat?" tanya Shiren bingung, dia tidak tahu lift yang sedang dia tumpangi sekaran
"Aku pergi sendiri saja, ya? Ayah harus mengadakan rapat penting tapi kesehatannya tidak baik. Aku janji, setelah selesai mengadakan rapat aku langsung pulang," rayu Nicholas agar Shiren mau ditinggal sebentar. Tadi, Robert sempat meminta tolong pada Nicholas untuk menggantikan dirinya rapat di perusahaan. Pagi sekali dia mengeluh kepalanya sangat pusing, dia tentu tidak bisa memaksakan diri. "Bawa aku saja apa salahnya? Aku ingin ikut, di sana aku tidak akan nakal dan patuh padamu." Shiren pun tak menyerah, dia terus merengek pada Nicholas agar membawanya juga. Meskipun Nicholas hanya sebentar di sana, Shiren tidak mau ditinggal oleh pria itu. Padahal, para keluarganya pun masih ada di sini. Dia tidak akan kesepian. "Bawa sajalah dia, aku bosan mendengar dia merengek," celetuk Jay kesal. Sedari di meja makan dia mendengar dua manusia itu saling beradu mulut. Dia bosan. Meskipun ucapan Jay cukup menyebalkan, namun Shiren merasa senang karena dia merasa dibantu. "Tapi nanti
Dengan lembut Nicholas menuntun Shiren untuk memasuki kolam yang lebih dangkal. Dia meminta wanita itu untuk duduk pada undakan tangga. Kaki jenjangnya dibiarkan menjuntai di dalam air.Kolamnya memang tidak terlalu besar, namun cukup untuk mereka berdua bermesraan. "Dingin?" Shiren menggeleng, kolam ini berada di dalam ruangan sehingga dia tidak merasakan dingin. Justru segar. Airnya pun cenderung hangat."Berani turun ke sini?"Nicholas sendiri kini sudah berada di tempat yang cukup dalam. Di tubuhnya hanya sebatas antara perut dan dada, mungkin di tubuh Shiren akan sampai pada bahu."Bantu aku," pintanya sambil mengulurkan kedua tangan agar dibantu sang suami.Pelan-pelan wanita itu berjalan di dalam air sampai akhirnya berada dalam dekapan hangat suaminya. Nicholas memeluk mesra tubuh Shiren yang berhiaskan bikini seksi. Lekukan tubuh Shiren terlihat jelas dan sangat menggoda. "Dari mana kamu me
"Bisakah kalian tahu tempat jika ingin bermesraan?" tanya Jay sinis pada dua insan manusia di hadapannya.Sontak tautan dua manusia itu terlepas, keduanya pun berdecak kesal melihat Jay. Anak ini hanya bisa mengacau!"Aku sudah tahu diri membawa istriku ke tempat sepi, kamu sendiri kenapa ke sini? Sengaja ingin mengintip kami, ya?" tuduh Nicholas membuat Jay semakin kesal."Jika bukan karena perintah Ibu, aku tidak mau mencari kalian! Sana, ibu kalian berdua sudah menunggu," ketus Jay seraya melenggang pergi meninggalkan Shiren dan Nicholas.Shiren terkikik geli melihat raut wajah Jay yang begitu masam. Tak beda jauh dengan Nicholas karena kegiatan mesra mereka terganggu."Kita temui Ibu dulu, ya? Kasihan mereka menunggu. Kan nanti malam juga kita sudah memiliki jadwal sendiri," ujar Shiren mencoba menghibur sang suami. Meskipun terpaksa, Nicholas tetap memenuhi panggilan ibunya. Para pria dan wanita duduk terpisah, entah apa ya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.