Share

Lika-liku Sidang Isbat Nikah

"Insyaa allaah, bu. Pasti aku dan Mas Antony akan berusaha semaksimal mungkin. Mohon doanya saja ya, bu!"

Aurora mendorong mangkuknya secara perlahan. Ia tak nafsu lagi menghabiskan sisa kuah mi. Sementara itu, Bu Firah langsung menunduk dan menghabiskan air di gelasnya.

Mereka diam seribu bahasa selama beberapa saat. Lalu, bu Firah membalas pernyataan Autrora tadi dengan satu kata. Yaitu, Aamiin.

Saat kuburan Nakula masih basah sekaligus hati Aurora masih ditikam rasa kehilangan, semua mata tertuju pada status Aurora sebagai istri. Rasa sakit itu justru tak bisa membuatnya pulih. Hati Aurora kembali menggerutu karena kecewa.

"Kenapa harus aku yang dituntut sempurna? Ya Allah, lapangkan hati ini untuk menerima takdir yang menyayat hati ini."

Kemudian, Bu Firah bangun dari tempat duduknya dan langsung pergi ke kamar. Sementara itu, Aurora mengambil mangkuk dan gelas untuk ia cuci. Tanpa perlu ditumpuk, ia langsung mencucinya sembari mengahalau segala rasa tak enak yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status