Share

03. Inikah yang dinamakan jodoh?

Seorang pria tampan yang kini menjadi atensi semua siswa mengepalkan tangan kanannya yang melayang di udara dengan erat. Perlahan tangan kiri yang mencengkram kerah baju pria yang mukanya hancur babak belur itu melonggar saat sebuah bunyi peluit mengalihkan atensi, membuat kerumunan siswapun ikut bubar dari sana.

"ANGGA PRASETYA ... RIKO SANDORO, IKUT KERUANGAN SAYA SEKARANG JUGA!" teriak Bu Dewi sambil berkacak pinggang.

Tidak seperti namanya yang indah, Bu Dewi adalah guru BK dan juga guru mata pelajaran matematika yang terkenal karena ketegasan dan tatapan matanya yang mampu membuat semua siswa tunduk terkecuali Angga Prasetya.

"Angga, kamu itu sudah banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang kamu buat di minggu ini. Sudah hampir 5 kali dalam seminggu. Saya tidak bisa toleransi lagi, meskipun kamu adalah anak dari ketua yayasan, saya terpaksa harus melaporkan ini dan mendiskusikannya dengan orang tua kamu."

"Silahkan, Bu, saya juga sudah bosan sekolah disini," jawabnya lalu melengang pergi meninggalkan ruangan sesak itu. Mengambil tas di kelasnya kemudian berjalan ke arah parkiran.

Motor ninja hitamnya melaju di perjalanan yang sepi. Sore hari ini, jalanan tidak begitu macet. Ia ingin berkelana tanpa tujuan.

Angga Prasetya adalah anak dari Bimo Prasetya dan Arini Rahmanita. Bimo Prasetya adalah seorang Ketua Yayasan SMA NUSANTARA sekaligus pendiri Pras Group.

Pras Group adalah perusahaan no.1 di Indonesia yang bergerak dalam bidang tekstil terbesar karena bulan depan mereka akan membuka cabang pertama kali di London, Inggris. Mereka adalah perusahaan pertama yang menang tender dan juga membuat cabang di luar negeri.

Angga adalah anak tunggal, ia tidak mempunyai kakak maupun adik. Hidupnya penuh tekanan karena sang Ayah yang menderita penyakit Batu Ginjal Kronis.

Sebagai satu-satunya pewaris, Angga yang hobi bermusik harus merelakan impiannya dan menjadi penerus keluarganya kelak.

Ia masih bisa mengikhlaskan impiannya tapi tidak dengan perjodohan. Angga ingin mempunyai seseorang yang bisa dia cintai seumur hidupnya. Bukan degan cara perjodohan seperti ini, melainkan dengan cara yang tak terduga seperti di film-film yang sering ia tonton. Terdengar dramatis, namun perjodohan bukan hal yang lumrah bagi zaman sekarang bukan?

Angga berhenti di depan minimarket yang terletak di pinggir sungai besar. Sungai itu bersih, di pinggir minimarket ini ada beberapa tanaman bunga-bunga indah yang di jaga sebaik mungkin oleh pemilik minimarket karena ia sangat menyukai bunga.

Angga duduk di meja yang tersedia di sana, menikmati beberapa camilan, soda dan juga rokok yang ia sebat dengan santai. Menenangkan pikirannya sejenak.

"Persetan dengan perjodohan itu, gue gak mau hidup diatur-atur kaya gini," gumamnya menyudahi rokoknya.

Lalu angin berhembus dengan kencang, seorang wanita cantik yang masih mengenakan seragam sekolah itu melewati Angga dan berjalan masuk minimarket. Rambutnya yang panjang nan indah bergelombang seiring tebakan angin yang berhembus.

"Gila," gumamnya tanpa sadar.

"Inikah yang dinamakan jodoh?"

* * *

Azura berjalan dengan langkah gontai. Tenggorokannya sangat kering karena ekskul basket hari ini di adakan sampai sore guna melatih tim untuk lomba minggu depan. Sudah menjadi tradisi, setiap selesai UAS, SMA BHB akan mengadakan pekan olahraga untuk umum. Sekolahnya selalu menjadi tuan rumah.

Kebetulan saat berjalan ke rumahnya dari halte bus, ada satu minimarket yang dekat dengan rumahnya. Ia bisa mampir kesana dalam perjalanan pulang.

"Untuk yogurtnya kalau beli 2 gratis 1 kak," ujar kasir itu menawarkan promosi.

"Baik kak, saya beli 2 yang rasa blueberry," jawab Azura sambil mengeluarkan dompetnya.

"Totalnya 37,400 kak, uangnya 50,000 kembali 12,600."

"Terima kasih selamat datang kembali dihappy mart, belanja sesuai kantong anda." Kasir itu menyerahkan belanjaan Azura sambil mengucapkan slogan penutup dengan baik. Pelayanan yang sangat ramah.

"Terima kasih kembali, Kak," jawab Azura lalu pergi keluar.

Ia duduk di pinggir pintu minimarket. Ada 3 kursi dan satu meja di sana. Sedangkan di sisi lainnya yang dekat dengan pemandangan sungai ada 4 kursi yang melingkar dengan satu meja.

Azura membuka yogurt chimory rasa blueberry favoritnya. kemudian membuka juga air putih terlebih dahulu untuk di teguknya sampai habis. Untuk camilan yang ia beli, Azura berniat akan memakannya di rumah nanti untuk menonton n*****x jaga-jaga jika dirinya tidak bisa tidur.

"Akhirnya kekeringan ini bisa di hujani oleh air segar," monolognya seraya tersenyum.

Karena pulang sore, kantin di sekolahnya sudah tutup sejak jam 3 tadi. sedangkan Azura berlatih sampai jam 5 sore. Ia lupa saat istirahat untuk membeli sebotol air putih karena tugas yang ia kerjakan semalam di robek oleh Amira yang diam-diam masuk ke dalam kamarnya.

Bersandar sejenak di kursi, ia merasakan ketidak nyamanan terhadap rambutnya yang terlalu panjang.

Azura membuka tasnya, lalu megambil karet untuk mengikat rambutnya asal agar tidak gerah.

Saat sudah selesai, Azura buru-buru pergi karena Bundanya menelpon dirinya untuk segera pulang.

Sedangkan di sisi lain, Angga memperhatikan sejak kedatangan gadis itu sampai ia pergi. Angga diam-diam mengikuti gadis itu hingga melihat apa yang akan menjadi tujuannya.

Logo sekolah SMA BINA HARAPAN BANGSA.

"Sampai bertemu nanti cantik."

* * *

"Kamu darimana saja Azura?"

"Anak gadis pulang sore begini. Kemana kamu? Keluyuran?" omel Bundanya sambil berkacak pinggang di depan pintu masuk.

"M-maaf Bun, aku habis latihan--"

"Berani membantah kamu, ya! Sana mandi, lalu turun menggunakan baju yang sudah Bunda siapkan," titahnya yang langsung di patuhi Azura.

Saat menuju kamarnya menggunakan lift, Amira keluar dari lift terlebih dahulu. Ia menabrak bahu Azura dengan sengaja membuat sang empu meringis.

"awwshhh," ringis Azura pelan.

"Lebay, gitu doang sakit! Makanya jangan jadi perebut cowo orang!" sindir Amira lalu melengang pergi dari pandangan Azura.

"Gue juga gak mau kali, jadi duri di hubungan orang lain!"

Setelah sampai di kamarnya, Azura melihat sebuah dress berwarna putih serta sepatu hak tinggi berwarna senada tergantung di kamarnya.

"Silahkan non Azura, saya sudah menyiapkan air hangat untuk non Azura mandi. Setelah itu pakai dress ini dan saya akan mulai merias nona Azura dengan sangat cantik," tutur seorang wanita cantik berusia 30an itu dengan sopan dan menampilkan senyum ramah.

Azura tersenyum kembali, lalu bergegas mandi sesuai dengan penjelasan wanita tadi.

* * *

"Kok dressnya kaya gini sih," gerutu Azura saat menaiki lift untuk turun ke bawah.

Saat pintu terbuka, di depannya ada Bunda, Ayah dan juga Namira yang memakai dress hitam yang anggun dan sangat cantik tengah menunggunya dengan muka yang kesal.

"Ayo Azura, naik ke mobil Ayah. Kita akan makan malam bersama keluarga Prasetya dan juga keluarga Perwira hari ini di hotel Silla."

"Tapi-"

* * *

Next Part ...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status