"Serena, menikahlah denganku maka semua akan baik-baik saja," ucap Julien. Pria berusia empat puluh lima tahun yang memiliki seorang putra yang bahkan lebih tua dari Serena itu tiba-tiba saja melamarnya. "Ti ... tidak semudah itu, Tuan," balas Serena sambil menekan keterkejutannya. "Tentu saja mudah. Kau hanya perlu menandatangani ini." Julien menyerahkan selembar berkas padanya dengan tenang. Pernikahan yang awalnya terjadi karena kontrak yang saling menguntungkan demi keluarganya itu, menjadi semakin runyam ketika saudara kembar Serena tiba-tiba menginginkan pria yang telah menjadi suaminya itu untuk dirinya sendiri. Lalu, apakah Serena yang selama hidupnya selalu mengalah pada Helena saudarinya, mampu memberikan keinginannya itu ketika ia sendiri kemudian telah jatuh cinta pada Julien? Terlebih, jika hanya Serena sendiri yang tahu bagaimana sisi buruk Helena yang mampu menjerat semua yang diinginkannya untuk menjadi miliknya sendiri selama ini. Ya, karena yang Serena tahu, tak ada satu pun yang bisa lolos dari jerat saudarinya itu begitu ia telah menetapkan targetnya.
View MoreTepuk tangan dan riuh rendah para penonton yang menyesakkan studio membuat Serena sempat ragu ketika akan melintas ke arah panggung. Mengetahui itu, Gio meremas jemari Serena untuk menenangkannya."Tak perlu takut, ini hanya studio kecil. Ruangan ini hanya skala kecil untuk artis sebesar Richard. Tapi, jangan merasa tertekan, Darling. Ada aku di sampingmu," bisiknya.Serena menelan ludahnya dan mengangguk kecil sebagai tanda ia mengerti. Ia kemudian mengubah raut wajahnya menjadi profesional ketika berjalan ke arah panggung yang telah diatur untuk sesi wawancara singkat semacam jumpa pers.Setelah pembawa acara mempersilakan Serena dan Gio duduk, ia memperkenalkan Serena sebagai CEO perusahaan Trinity yang bekerja sama dengan Richard. Dan Gio yang berlaku sebagai presdir utama kemudian diberi kesempatan untuk berbicara."Terima kasih untuk dukungan kalian kepada penulis kami. Antusiasme yang begitu besar untuk mengetahui siapa sosok di balik Willow White sungguh membuat kami sempat me
"Ini tidak mungkin. Aku tidak bisa!" Serena menghela napasnya dan menyibak rambut sebahunya dengan frustasi.Ia kini sedang berada di kantornya dengan Gio. Mereka sedang membicarakan lagi rencana kepulangan sementara Serena ke London."Aku tahu alasanmu. Tapi, kita tak bisa melakukan apa-apa untuk masalah ini selain kau kembali ke sana untuk sementara waktu, bukan? Richard adalah aktor kenamaan yang sedang naik daun. Ia secara khusus memilih penulis di perusahaan kita. Apa kita akan membiarkan klien sepenting itu hilang begitu saja? Kau tentu tahu berapa yang sudah dihasilkannya untuk perusahaan kita, kan?"Serena mendesah lagi dengan berat. Ia melepas kacamatanya dan menatap Gio dengan bimbang.Gio yang sebelumnya duduk di sofa di ruang kerjanya, kini berdiri dan mendekat ke arah Serena. "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi, jangan biarkan itu mengganggumu, oke? Kalian sudah lama berpisah dan tak akan ada yang terjadi seandainya kalian bertemu sekali pun.""Ia sudah menandatangani s
Setelah memutuskan mengikuti Gio ke Italia demi kesehatan kandungan dan mentalnya, Serena akhirnya bisa mendapatkan ketenangan. Ia bekerja dengan giat sebagai editor penanggung jawab utama di perusahaan penerbitan pria itu yang bernama Trinity Publishing.Gio juga membantunya dengan mempersiapkan tempat tinggal yang nyaman yang tak jauh dari perusahaan. Selain itu, pria itu juga menyiapkan pengacara untuk mengurus surat perceraian dengan Julien. Dan sejak surat perceraian dilayangkan, tepat ketika Serena melahirkan bayinya yang ternyata kembar, bertepatan dengan hari itu juga proses surat perceraiannya dengan Julien selesai. Mereka resmi bercerai.Walau begitu sedih, tapi Serena tak bisa berpaling dari tujuannya. Ia yang telah mencurahkan hidupnya untuk kedua putra-putrinya, kini semakin terpacu untuk membahagiakan mereka tanpa menoleh lagi ke masa lalu semenjak kedua bayinya lahir. Dan semua kemudahan yang ia lalui tak lepas dari bantuan Gio.Kemudian, tak terasa lima tahun telah ber
"Braak!"Julien menghempaskan berkas-berkas dan alat tulis di atas meja ruang kerjanya ketika ia kembali dari pesta.Ia melepas dasi kupu-kupunya dan mengumpat kesal sebelum menjatuhkan dirinya di atas sofa empuk di ruangan tersebut. Ia yang menahan kekesalan dan juga kekhawatirannya sejak di pesta tadi akhirnya meledak setelah kembali ke kediamannya sendiri.Julien merasa frustasi dan tak dapat melakukan apa-apa ketika Serena pingsan di depan matanya. Ia bahkan harus merelakan pria berengsek itu menggendong istrinya."Bercerai? Beraninya kau meminta perceraian setelah mengkhianatiku, Serena," geram Julien.Ia kemudian bangkit dari duduknya dan menuju ke meja kerjanya. Dengan perasaan kesal, ia kemudian membuka laci mejanya dan meraih beberapa buah foto di dalamnya. Ia kembali mengumpat dan berteriak kesal sambil melemparkan foto-foto tersebut hingga berserakan di atas lantai.Dengan dada yang naik turun, Julien menatap lagi foto-foto itu. Matanya berkaca-kaca dan tenggorokannya seras
Serena berjalan dengan mencengkeram erat lengan Gio yang mengamitnya. Gio sendiri menggenggam jemari Serena seolah ingin menguatkannya.Di depannya, Julien yang memasang wajah tenang sedang menatap mereka lekat-lekat seolah ingin menelannya bulat-bulat. Ia yang sebelumnya sedang berbincang dengan beberapa kolega, menegang setelah pasangan Gio dan Serena menghampirinya."Selamat malam, Tuan-Tuan," sapa Gio dengan senyum ramahnya ketika ia telah mendekat."Oh, Tuan Moreno junior! Anda telah datang," sambut pria tua di sebelah Julien yang sebelumnya berbincang dengannya. Ia terlihat begitu gembira dengan kedatangan Gio."Pesta yang sangat meriah, Tuan Kendrick," ucap Gio sambil menerima jabatan tangan sang tuan rumah."Hoho, aku telah menunggumu. Aku sengaja belum memulai acara utama pesta ini karenamu. Terima kasih kau mau menghadiri acara ini.""Sungguh kehormatan bagiku, Tuan. Aku juga ingin menyampaikan bahwa ayahku tak dapat menghadiri pestamu, Tuan. Dan untuk itu, aku ikut mewakili
Jantung Serena seolah berhenti berdetak ketika ia mendengar suara familiar yang menjawab teleponnya. Ia begitu shok. Ia tak ingin percaya, tapi itulah yang ia dengar."Kenapa diam saja?" tanya Helena di seberang sana yang mengembalikan Serena ke kesadarannya, sesaat setelah ia membeku.Serena tak menyangka akan mendengar suara Helena ketika menelepon Julien. Ia sangat terkejut saudarinya yang menjawab telepon pria itu."Mengapa kau?" Serena tak bisa berkata-kata banyak karena tenggorokannya tercekat."Sudah jelas, bukan? Ya, aku sedang bersama Julien. Yah, katakan saja ia sedang sibuk hingga tak bisa mengangkat telepon saat ini. Mengapa kau meneleponnya sepagi ini, Seren?""Apa katamu?" Mendengar jawaban Helena, Serena seketika mendidih. "Mengapa katamu? Aku saat ini sedang menelepon suamiku sendiri. Apakah harus ada alasan untuk itu? Harusnya aku yang bertanya, apa yang sedang kau lakukan di sana sepagi ini, Helen?"Ada tawa kecil yang terdengar sebelum Helena kembali berkata, "Kau p
Helena tersenyum kecil ketika memandang rumah besar Julien setelah ia turun dari sebuah taksi. Pagi itu, ia sengaja bangun lebih awal dan memaksa ibunya untuk membuatkan sup hangat yang biasa disajikan ketika ia sakit untuk mengunjungi Julien dan diberikan kepadanya."Ck, ini sedikit menyesakkan," gumam Helena sambil melepas lagi satu kancing blouse teratasnya.Ia sebenarnya tak terlalu suka dengan pakaian yang sedang dikenakannya sekarang. Tapi setelah melihat-lihat berbagai macam jenis pakaian yang Serena miliki di kediaman Julien tempo lalu, ia terpaksa menyamakan gaya yang disukai pria itu untuk setidaknya mendapat perhatian dari Julien.Gaya yang sopan, bersih, dan terkesan anggun sebenarnya jauh dari seleranya karena ia lebih menyukai sesuatu yang terbuka dan terlihat seksi. Tapi, sebelum keinginannya terwujud sampai mendapatkan Julien, ia harus menyesuaikan diri dan mencoba semua cara, bukan?"Silakan Nona, Tuan sedang berada di ruang kerjanya."Simon, pelayan Julien mempersila
Julien mengerang dan merintih kecil dalam tidurnya. Dalam kamar yang kosong yang hanya ada dirinya sendiri, ia lagi-lagi bermimpi buruk. Keringat menetes deras dari tubuhnya. Dalam mimpinya, ia melihat sesuatu yang sangat menyeramkan.Ia melihat genangan darah dan sesosok wanita yang tergeletak sambil melotot menatapnya. Di pergelangan tangannya mengalir darah segar yang tak kunjung berhenti akibat luka sayatan yang dalam yang memutus nadinya. Wajah wanita itu bersimbah darah. Dan dalam wujudnya yang mengerikan itu, mulutnya mulai bergerak. Ia berkata lirih."Julien ... ini anakmu ... percayalah padaku, Julien," rintihnya dengan suara menakutkan.Julien menggeleng keras. "Ti ... tidak, tes itu tak mengatakan seperti itu!" Ia merasa ngeri melihat sosok wajah wanita tersebut."Julien ... ini anakmu ... Julien. Apa kau tak ingin melihatnya? Ini anakmu!""Ti ... tidak, hentikan ... jangan menggangguku. Pergilah kau, pergi!" seru Julien."Julieen ... percayalah. Ini anakmu ... Julieen." La
"Gio?" Serena membelalakan kedua matanya yang masih berair. Wajahnya yang sembab menunjukkan raut yang begitu terkejut."Apa yang kau lakukan di sini seperti orang bodoh? Tak tahukah kau beberapa hari ini kau benar-benar telah membuatku frustasi. Mengapa kau tak menjawab panggilan telepon dan pesan-pesan itu?" balas Gio masih sambil mengatur napasnya."Bagaimana kau bisa menemukanku di sini?" tanya Serena lagi mengulang pertanyaannya.Tak langsung menjawab, Gio malah memperhatikan wajah manis wanita di hadapannya itu. Wajah yang sembab dengan mata yang berair. Semburat kemerahan yang menghiasi kedua pipi dan hidungnya sejenak membuat Gio bergetar. Manis. Sungguh pemandangan yang tampak manis baginya.Rambut Serena yang sedikit berantakan dengan kunciran ala ponytail nya itu, dan pakaian kasual yang dikenakan wanita itu, serta wajah polos tanpa makeup miliknya, entah mengapa membuatnya terlihat jauh lebih segar.Gio berdehem sebentar untuk mengalihkan fokusnya. Dalam hatinya ia merasa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.