“Apa pun yang terjadi, jangan tunjukkan wajah kamu ke ruang makan. Bawa makan malam kamu ke kamar sekarang juga!”Lulu mengernyit mendengar ucapan ibu sang kekasih yang terdengar dingin dan memperingatkan. Tidak biasanya wanita paruh baya itu menggunakan nada seperti itu padanya. Apalagi Lulu sudah menghabiskan sepanjang sore memasak menu-menu yang Felia inginkan.Lagi pula, mereka selalu makan bersama sebelumnya.“Kenapa begitu, Tante?” Lulu yang masih bingung bertanya. “Ck. Turuti saja perintah saya,” kata Felia, ibu kekasih Lulu, dengan nada kesal seraya mendorong tubuh kurus Lulu. Lulu menuruti perintah Felia tanpa banyak bertanya lagi. Di dalam kepala Lulu selalu diisi pemikiran yang mana ia harus berbakti dan selalu menurut pada calon ibu mertuanya.Namun, karena penasaran, Lulu mencoba mengintip dari balik tembok dapur, tidak benar-benar langsung pergi ke kamarnya.Netranya memperhatikan punggung Felia yang menjauh dan menghilang di balik tembok. Namun, tak lama kemudian, Fe
Read more