Demi biaya pengobatan sang ayah yang sedang sakit, Reina dituntut untuk bekerja keras setiap hari oleh ibu tirinya. Namun nasib malang menimpanya. Ia dijebak sang sahabat hingga melakukan malam panas bersama seorang pria tak dikenal. Siapa sangka lelaki itu adalah Regan Aditya Admaja. Seorang CEO di tempat Reina sedang bekerja. Berbagai cara Reina lakukan agar dapat menghindar darinya, namun Regan justru menjadikannya sebagai sekretaris pribadi. Bahkan lelaki itu juga menawarkan sebuah pernikahan kepadanya. Akankah Reina menerima tawaran itu? Apa tujuan Regan menjadikan Reina sebagai istrinya? Follow IG author yuk @richmama23_ :)
View More“Pak Regan, maafkan Reina.”Wanita itu memeluk tubuh Regan dari belakang saat sang suami hendak meninggalkannya sendirian.“Jangan tinggalkan, Reina.” Wanita itu memohon.Reina ingin Regan mendengar penjelasannya dan menerima permintaan maafnya.Regan memejamkan kedua matanya. Menarik napas panjang. Kemudian baru memutar tubuhnya perlahan. Tentu ia tidak bisa jika harus marah kepada Reina.“Katakanlah apa yang terjadi!” ujar Regan kemudian. Kedua tangannya memegang bahu kanan dan kiri istrinya.Reina pun mengangguk dan segera menjelaskan semuanya tanpa ditutup-tutupi lagi. Ia benar-benar tidak mau jika Regan mencurigai dirinya.“Bapak percaya 'kan sama Reina?” ujar Reina berwajah sendu. “Reina hanya penasaran dengan hubungan Evan dan Karin. Reina ternyata masih peduli dengan Karin.”Regan langsung menarik tubuh Reina dan mendekapnya begitu erat. Sebenarnya ia tidak benar-benar marah. Hanya menginginkan Reina bertindak lebih tegas dan jujur kepadanya.Rasa sayang Regan jauh lebih besar
Tanpa terasa waktu yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Hari ini adalah hari perayaan pernikahan Reina dan Regan. Acaranya diadakan di sebuah hotel berbintang lima. Sejak pagi Reina sudah disibukkan dengan berbagai peralatan make up. Wanita itu dirias layaknya seorang ratu. Reina mengenakan pakaian berwarna putih yang dipilihkan Desvita waktu itu. Benar-benar sangat cocok dan tampak elegan saat dikenakan oleh Reina. “Kamu sangat cantik, Sayang. Kamu terlihat sempurna,” puji Regan kepada Reina yang memakai gaun begitu indah. Terpancar raut wajah penuh kebahagiaan di antara keduanya. “Pak Regan juga sangat tampan.” Reina malu-malu mengatakannya. “Aku harap setelah ini kamu tidak memanggilku Bapak lagi Istriku,” bisik Regan di dekat telinga wanita itu. “Kalau begitu ... sebaiknya Bapak menyiapkan panggilan yang tepat. Atau—” “Akan aku pikirkan panggilan paling romantis untukku.” Mereka berdua terkekeh pelan. Acara demi acara pun berlangsung sangat lancar. Setelah pemotongan
“Reina hanya ingin minta maaf. Tidak seharusnya Reina bertengkar dengan Karin karena Leon.”“Baiklah. Mungkin setelah ini kamu tidak akan bertengkar lagi dengan Karin karena dia sudah tidak bekerja di sini. Aku akan memaafkan kamu. Tapi ada syaratnya?” Regan menaik-turunkan alisnya.Reina mengerucutkan bibirnya. Ia tidak mau jika syaratnya aneh-aneh. Perasaannya sudah tidak enak.“Sayang ... kok malah cemberut? Aku tidak meminta yang aneh-aneh kok. Aku ingin nanti malam kamu menemaniku pergi ke suatu tempat. Mau 'kan?” pinta lelaki itu memohon.“Suatu tempat? Ke mana?”“Rahasia. Anggap saja sebuah kejutan.”“Kenapa harus kejutan? Kenapa tidak mengatakannya saja mulai sekarang?” Reina sengaja bersikap manja.“Jadi mau dimaafkan atau tidak?” Regan menyentil pelan hidung istrinya.Reina pun segera menganggukkan kepalanya.Setelah itu Regan kembali ke ruangannya. Dan Reina mulai melanjutkan pekerjaannya sebagai sekretaris.Sore itu tidak ada yang lembur. Jeffan pun memilih untuk segera pu
“Aku tidak sakit, Sayang. Pergilah.” Reina mengangguk saja. Lalu ia menemani Leon di ruangannya. Wanita itu duduk. Menanti dengan sabar hingga rasa kantuk datang menyerang. Reina ketiduran dengan wajah yang bertumpu di kedua tangannya. Dengan perlahan Leon mulai membuka kedua matanya. Jemari bergerak hingga mengenai kepala Reina. Seketika Reina terbangun karena terkejut. Ia segera mendongakkan kepalanya. “Leon ... kamu sudah sadar?” tanya Reina antusias. “Reina ... bagaimana bisa kamu ada di sini? Apa yang terjadi kepadaku?” tanya Leon begitu lirih suaranya hampir tidak terdengar. “Kamu kecelakaannya, Leon.” Leon mulai mengingat kejadian tadi malam. Ia sangat kecewa dan sakit hati kepada Karin. Akan tetapi lelaki itu tidak mau menceritakan hal itu kepada Reina. Leon merasa malu. “Terima masih sudah mau menemani aku di sini.” Lelaki itu tersenyum tipis. Reina pun membalas dengan sebuah anggukan dan senyuman. Ingin rasanya menanyakan tentang Karin. Namun ia belum berani. Takut
“Yang menelepon adalah Tante Kinan,” jawab Reina kemudian. “Tante Kinan?” Regan mengulangi ucapan Reina sambil mengingat siapa yang memiliki nama tersebut. “Ya, dia adalah mamanya Leon. Leon kecelakaan. Kondisinya parah. Tante Karin memintaku untuk datang ke rumah sakit. Dia tidak tahu kalau aku dan Leon sudah putus sejak lama.” Regan cukup terkejut mendengarkan penjelasan dari Reina. Ia tidak pernah menyangka jika yang menghubungi istrinya adalah mama dari sang mantan. “Baiklah. Kita segera ke sana. Aku akan menemanimu. Katakan saja jika kalian sudah putus.” “Tapi, Pak. Bagaimana jika nanti Tante Kinan syok dan pingsan?” Entah mengapa perasaan Reina jadi tidak tenang. “Jadi kamu akan tetap berpura-pura sebagai pacarnya Leon?” Reina menggelengkan kepalanya. “Reina tidak tahu, Pak.” “Seharusnya kamu tahu. Aku akan sangat cemburu jika kamu melakukannya.” Regan melirik ke arah Reina yang tampak kebingungan. Lelaki tampan itu segera meraih tangan istrinya. “Ayolah, sebaik
Pagi itu di sebuah hotel mewah, Jeffan telah rapi dan wangi dengan mengenakan pakaian formal. Lelaki itu terlihat sangat tampan. “Rasanya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Angel kembali. Mungkinkah aku mulai jatuh cinta padanya?” monolog Jeffan sambil bercermin dan merapikan rambutnya. Lelaki tampan itu tampak bersemangat. Baginya saat ini adalah waktu yang sangat spesial. Sebelumnya ia memang belum pernah berkencan sama sekali. Apalagi melakukan pendekatan dengan keluarga kekasihnya. “Sebaiknya aku segera berangkat.” Sayang sekali meskipun terlihat sangat tampan, Jeffan hanya mengendarai sepeda motor. Mobil satu-satunya yang ia miliki sedang dipinjam adik perempuannya. “Angel, aku datang.” Jeffan mengendarai sepeda motornya dengan cukup kencang. Ia benar-benar sudah tidak sabar untuk berkenalan dengan orang tua Angel. Meski sebenarnya di dalam hatinya merasa takut dan was-was. Motor Jeffan berhenti di depan pintu gerbang. Ia mengamati rumah besar bagai istana di had
PLAK !Sebuah tamparan keras sukses mendarat di pipi mulus milik Karin. Wanita tampan meringis kesakitan dengan tangan kanannya yang mencoba menutupi rasa sakitnya.“Leon, apa-apaan kamu? Kenapa menamparku? Apa salahku?” tanya Karin dengan suara yang menggema.Leon justru meludah di depan wanita itu. Ia tatap wanita yang sebentar lagi niatnya akan dirinya nikahi.“Jadi selama ini kamu menipuku? Kamu hamil anak dari lelaki lain?”Leon mengacak rambutnya dengan kasar lalu berucap, “Brengsek! Dasar wanita murahan! Harusnya kamu berterima kasih karena aku hanya menamparmu.”“Leon ... apa maksud kamu? Kamu menuduhku?”“Sudahlah, Karin. Tidak perlu bersandiwara lagi. Aku sudah tahu semuanya. Evan sudah mengatakan semuanya. Entah siapa ayah dari janin yang kau kandung sebenarnya. Bahkan Evan pun tak yakin jika itu anaknya.”“Ini anak kamu, Leon. Percayalah.”“Bagaimana mungkin aku bisa percaya. Malam itu kamu mabuk dan digilir banyak lelaki. Aku pikir kamu—”Leon tak melanjutkan kalimatnya.
“Jadi siapa Alya? Apakah aku melewatkan sesuatu?” Selama ini Regan memang mencari tahu tentang Reina tanpa sepengetahuan wanita tersebut. Sejak peristiwa malam panas itu, Regan merasa penasaran dengan sosok Reina. Hingga ia menyuruh beberapa orang kepercayaan untuk menyelidiki segalanya tentang Reina. “Pak Regan benar-benar ingin tahu tentang Alya?” Ucapan Reina menyadarkan lamunan Regan. Lelaki itu masih berusaha mengingat sesuatu. Ia ketinggalan informasi tentang Alya. “Ya, Reina. Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi lagi di antara kita. Begitupun dengan kamu. Jika ada pertanyaan yang mengganjal, kamu bisa katakan pada malam ini dan di hari-hari seterusnya.” Reina menghirup napas panjang. Sebelum akhirnya ia mulai menceritakan tentang Alya. “Alya adalah adik Reina, Pak Regan.” Regan terkesiap mendengarnya. Ia pikir anak Pak Danny hanya Reina dan Rafa. Anak dari mama kandung Reina yang telah meninggal dunia. Reina melanjutkan ceritanya. “Kami terpisah lama karena Alya pernah
Tepat pukul tiga sore. Regan keluar dari ruangannya dan mengajak sang istri untuk pergi ke suatu tempat. “Kenapa Pak Regan tidak mengatakan ke mana kita akan pergi?” tanya Reina penasaran. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil dan bersiap untuk berangkat. “Anggap saja sebagai kejutan, Sayang. Nanti kamu akan tahu sendiri. Jangan marah, ya?” Jemari Regan mengelus lembut kepala istrinya. Reina mengangguk saja. Kemudian tidak ada lagi percakapan di antara keduanya hingga ponsel Reina berbunyi. Sebuah pesan dari mantan sahabat. [Reina, kenapa tidak pernah membalas pesan-pesanku? Kamu sombong ya, sekarang. Pasti kamu sengaja mengganti nomor kamu. Tapi sayang sekali aku bisa mengetahuinya dengan cepat.] ‘Karin? Dari mana dia dapat nomorku?’ Reina merasa kesal. Sebenarnya ia tidak mau lagi berurusan dengan Karin. “Dari siapa, Sayang? Sepertinya serius banget,” tanya Regan yang mendadak kepo maksimal. “Em ... bukan siapa-siapa, Pak Regan. Tidak penting.” “Ada yang mencoba menga
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.