Jadi ... tidak suka lagi.Betapa ringannya kalimat itu.Namun, beberapa kata saja sudah membuat Jefri merasa patah hati sampai sulit bernapas.Dia memang takut ditertawakan teman-temannya saat itu, tetapi dalam hati, dia tidak pernah mencela Sara karena hal ini.Meski tidak menjadi yang pertama, tidak masalah, dia tetap ingin Sara menjadi pacarnya.Namun, bagaimana Sara bisa begitu mudah membencinya hanya karena hal-hal ini?Jefri tidak terima, jadi dia menggenggam wajah mungil Sara."Kak Sara, izinkan aku mengatakan sekali lagi, aku nggak masalah kamu janda.""Kalau aku bohong, aku berani disambar petir!"Dia bersumpah dengan tegas, tetapi Sara tidak tahu harus berkata apa.Dia seperti mengucapkan semua ini untuk mendapatkan Sara kembali.Akan tetapi, Jefri punya banyak pasangan, untuk apa Jefri ingin dia kembali?Sara yakin Jefri melakukan ini bukan karena dia menyukainya.Mungkin ada sedikit rasa suka. Sara tidak bodoh, dia bisa merasakan dari sikapnya.Namun, rasa sukanya sangat ke
Jefri berjalan pergi dengan marah.Daris menatap Jefri yang tampak keras kepala itu sambil menghela napas tak berdaya.Tuan Muda Jefri memang selalu mencampakkan orang lain, tetapi tidak ada yang berani mencampakkannya.Semua orang di Kota Aster mengatakan bahwa Tuan Muda Jefri dari Keluarga Lionel lebih dingin dan tidak berperasaan dibandingkan dengan tuan muda keduanya.Jefri memang tidak pernah memperlakukan wanita dengan tulus. Dia tidak pernah menjalin hubungan yang serius. Baginya, wanita itu bisa digonta-ganti selayaknya pakaian.Menurut Daris, Tuan Muda Jefri sering berganti wanita karena tidak ada yang benar-benar bisa menyentuh hatinya.Jefri memiliki uang, waktu luang, bakat dan ketampanan. Jika dia melakukan kesalahan, Keluarga Lionel tetap akan membelanya.Tentu saja basis finansial sekuat itu membuat Jefri merasa dia berhak bersenang-senang.Jika suatu saat nanti dia bertemu dengan orang yang benar-benar dia sukai, dia pasti akan menemui jalan buntu.Hidup itu bagaikan ro
Lama sekali Daris hanya tertegun sampai Dokter Dinda di sebelahnya berkata, "Oh, ternyata Tuan Daris sudah punya pacar."Barulah saat itu Daris tersadar kembali dari lamunannya. "Eh, bukan, bukan dia bukan pacarku! Dia itu ....""Nggak masalah kok, aku nggak akan kasih tahu Direktur. Aku akan menjaga rahasia ini," sela Dokter Dinda sambil tersenyum dan mengibaskan tangannya.Setelah itu, Dokter Dinda pun berbalik dan berjalan pergi tanpa memberi kesempatan pada Daris untuk menjelaskan.Ekspresi Daris langsung berubah menjadi marah, sementara si pembuat onar malah tertawa terbahak-bahak."Ahahaha! Ternyata memang nggak ada kata terlambat buat balas dendam! Akhirnya kesempatan bagus ini datang juga!""Bagus apanya, sialan!"Daris balas memaki dengan marah, lalu menendang Sam hingga terjatuh ke atas lantai.Dia ingin menghajar Sam habis-habisan, tetapi tangannya sulit digerakkan karena diborgol."Di mana kuncinya?""Sudah kubuang ke toilet!"Wah, sialan!Daris marah sekali, dia hendak men
Sementara itu, Jefri sedang duduk di bar sambil minum-minum. Setelah membaca pesan dari Daris, dia pun menjawab, "Aku nggak mau ikut."Jefri masih marah sekali dengan Sara, jadi dia tidak mau menemui Sara dan melihat wajah wanita itu!Setelah mengirimkan pesan balasannya, Jefri meletakkan ponselnya. Dia mengambil gelas berisikan wiski merek Macallan Blue Diamond, lalu langsung menenggaknya sampai habis."Satu gelas lagi."Dia mengetuk meja bar dengan jarinya. Si bartender segera mencampur minuman yang Jefri pesan dan menyerahkannya kepada Jefri.Jefri mengambil gelas itu, lalu menyesap isinya dengan anggun. Tiba-tiba, ponsel yang berada di sebelahnya pun bergetar lagi ....Jefri mengira Daris mengirimkan pesan untuk memintanya ke klub, jadi Jefri mengambil ponselnya dan memeriksanya."Bajunya baru beli."Ternyata yang mengirimkan pesan WhatsApp adalah Jihan. Pria itu mengirim sebuah foto yang disertai dengan keterangan.Jefri pun mengklik foto itu, lalu memperbesar tampilannya di layar
Begitu terpikirkan akan hal itu, Wina mengambil majalah mode di sebelahnya dan menyodorkannya kepada Jihan sambil menunjuk gaya salah seorang selebriti pria di majalah tersebut."Sayang, gimana kalau model rambutmu diubah jadi kayak gini?"Begitu melihat rambut selebriti pria yang dicat abu-abu keperakan itu, Jihan yang sedang mengetik dengan ekspresi dingin itu langsung ketakutan. Jari-jemarinya bahkan sampai gemetar.Namun ... apa bisa dia menolak?"Kenapa, Sayang? Nggak suka?"Jihan menengadah menatap Wina. Sorot tatapannya terlihat sangat tidak senang, tetapi ekspresinya tampak datar dan biasa saja."Suka kok.""Kalau gitu, kita ganti modelnya sekarang, yuk!"Rasanya jantung Jihan seolah berhenti selama sepersekian detik. Namun, Jihan memutar otaknya dengan cepat dan langsung membuat alasan."Sayang, nanti 'kan kita mau ke kasino? Tampilan kayak gitu nggak cocok."Ada beberapa teman-teman kaya Jihan lainnya yang juga sedang berlibur di Laminos.Setelah melihatnya unggahan Jihan di
Deretan mobil mewah kelas atas terparkir di pintu masuk kasino termewah di kota yang tak pernah tidur itu.Para pengawal segera keluar dari mobil dan membuka pintu mobil Cayenne hitam yang berada di paling depan.Seorang pria berkacamata berbingkai emas keluar dari mobil sambil menuntun seorang wanita bergaun perak.Begitu melihat pasangan yang tampak memukau itu, si penjaga pintu yang berjaga di pintu masuk kasino langsung terlihat berbinar.Dia sudah lama bekerja di sini dan ini pertama kalinya dia melihat orang yang begitu menarik perhatian. Dia langsung tahu pakaian kedua sejoli itu adalah barang bermerek.Ditambah lagi, pria dengan tampilan "bajingan yang manis" itu membawa serombongan pengawal. Sederet mobil mewah yang mengiringi kedatangan mereka juga tampak memukau.Si penjaga pintu segera membungkuk dan melangkah maju untuk menyambut pasangan itu. Dia ingin mengucapkan beberapa kata sanjungan agar mendapatkan tip yang lebih besar, tetapi dia melihat si bos kasino berjalan kelu
Setelah Wina dituntun ke area sofa oleh Jihan dan duduk, dia pun berbisik di telinga Jihan, "Sayang, besok warna rambutmu dibalikin kayak semula saja."Meskipun dia sangat menyukai warna rambut ini, dia tidak ingin melihat Jihan diejek oleh teman-temannya. Wina tahu mereka tidak bermaksud jahat, tetapi tetap saja dia merasa tidak enak hati.Jihan mengambil sebotol anggur merah dari tangan pelayan dan melirik Wina. "Apa kalau gitu kesepakatan kita masih berlaku?"Tidak peduli apa warna rambutnya. Jihan tidak rela "membatalkan" kebahagiaannya karena bisa melakukannya dengan Wina sebanyak dua kali berturut-turut di malam hari.Wina meletakkan satu tangannya di lutut dan memegang dagunya. Setelah berpikir sejenak, dia menunjuk ke arah meja permainan dan bertanya, "Kamu bisa main?"Sorot tatapan Jihan dengan jelas mengatakan bahwa "suamimu tahu segalanya", tetapi dia menggelengkan kepalanya. "Nggak."Wina langsung tersenyum cerah dan berkata, "Kalau gitu, kesepakatan awal masih berlaku. Sel
"Hmph! Mengesalkan!"Farrel mendengus dan mengetuk meja, lalu meminta bandar bekerja.Setelah bandar meletakkan kartunya, dia menjentikkan kartu tersebut dengan jarinya yang lentik. Satu per satu kartu itu pun terhampar di atas meja.Farrel meletakkan kartu-kartu itu di atas strip, lalu membagikan dua kartu kepada para pemain di atas meja.Sebagai bandar, dia juga membagikan dua kartu tambahan. Yang satu ditutup, sementara yang satu lagi dibuka. Keempat pemain lainnya langsung membuka kartu masing-masing.Wina membaca buku panduan permainan dengan saksama. Dia jadi tahu secara garis besar bagaimana bermain BlackJack.Aturan mainnya sebenarnya sangat sederhana. Kartu As bisa dianggap 1 atau 11 poin, sedangkan kartu J, Q dan K adalah 10 poin. Sisanya 2-10 poin adalah angka pada kartu itu sendiri.Setiap pemain pertama-tama akan mendapatkan 2 kartu. Jika jumlah kartu pemain belum mendekati 21 poin, dia dapat terus meminta kartu kepada bandar. Ketika poin pemain mencapai 21 poin atau mende