Selena diculik atas apa yang dilakukan mantan pacarnya, Axel. Axel mencuri sesuatu dari Damian. Dan Damian ingin agar Axel mau melakukan penukaran jika dia memegang Selena sebagai kelemahan Axel. Akankah Axel mau melakukan penukaran atau mengabaikan mantan pacarnya begitu saja?
View MoreArsella berjalan bersama seorang pelayan menuju ke taman bunga. Dia hendak menikmati teh di taman bunga sambil belajar, terlihat dari buku tiga tebal yang dibawakan pelayan. Dan kebetulan sekali, di sana ada Axel yang sedang mengerjakan sesuatu juga. Itu membuat Arsella meneguk ludahnya, antara gugup dan ada kegembiraan saat bertemu dengannya. “Apa yang kau lakukan di sini?” Arsella menghampirinya dan menatapi Axel yang masih fokus. Axel menoleh, menatapnya sejenak dan kemudian menghela nafasnya sambil mengambil barangnya. Dari nada bicara Arsella, kelihatannya Arsella ingin menggunakan tempat itu untuk dirinya sendiri. Dan sebagai pria yang peka, dia segera minggat sebelum diusir secara kasar olehnya. “Aku bertanya padamu, bukan menyuruhmu pergi,” tekan Arsella seraya melirik pelayannya. Arsella memberikan isyarat agar pelayan itu menaruh buku bawaannya di meja yang sama. Meja itu luas, jadi masih ada banyak tempat tersisa meski digunak
Selena menatapi Damian yang sekarang sedang bekerja sementara dirinya sedang membaca sebuah novel untuk meredakan rasa bosannya. Dia juga mulai bosan dengan novel yang sedang dia baca. Ketertarikannya bukan sedang pada buku, tapi pada hal lain. Dia mendengus, dan suaranya berhasil menarik perhatian Damian yang langsung melirik ke arahnya sebagai bentuk perhatiannya. “Ada apa lagi? Apa kau masih merasa bosan? Jika kau tetap memaksa untuk keluar, bukankah kau sedang bersembunyi dari ayahmu saat ini?” tanya Damian. “Aku sudah tidak ingin keluar tapi aku benar-benar bosan karena tidak melakukan apa pun. Novel ini juga bercerita tentang politik, aku tidak tertarik sama sekali pada politik,” keluhnya. “Lalu, apa yang kau inginkan? Tanganku sedang pegal sekarang, aku akan mendengarkanmu dalam lima belas menit, setelahnya aku akan melanjutkan pekerjaanku, bagaimana?” Damian mengangkat alisnya, kali ini dia akan menemani Selena bicara aga dia tidak bosan.
Mendengar sindiran Arsella tentang masa lalunya dengan Selena berhasil membuat Axel menatapnya untuk beberapa saat. Ada yang menahan dirinya untuk mengatakan apa pun. Arsella tidak bisa mempercayai Axel sama sekali, karena dia mantan pacar Selena dan mungkin berada di pihak Selena sepenuhnya. Sementara ayahnya, yang secara tiba-tiba memberikannya kepercayaan dalam batasan tertentu juga membuatnya geram. Arsella mencurigai Axel sebagai mata-mata Selena yang berada dekat di antara mereka. “Sudah jelas jika hubungan mereka saat ini tidak baik. Selena masih tidak memaafkannya dan Selena juga masih menghindarinya. Selena juga tidak akan mempercayai Axel sepertimu,” ucap Derek, berusaha memberikan pembelaan bagi Axel. “Ya, mungkin Selena juga sama curiganya seperti aku. Kenapa Ayah tiba-tiba saja memberinya pekerjaan dan kepercayaan yang cukup tinggi untuk orang yang baru sepertinya?” tanya Arsella. “Kami berada dalam kesepakatan. Aku memberikan sis
Selena menatapi langit malam yang gelap. Dan menatapi tanah yang sekarang tengah diguyur hujan. Penampakannya di kaca besar yang ada di kamar Damian itu terlihat masih memikirkan banyak hal. Dengan menyilangkan tangannya di dada, dia berpikir sambil menikmati suasana malam yang sunyi dengan irama hujan di luar. Dia telah melamun cukup lama di sana. Damian memasuki kamarnya, dan menatapi Selena yang termenung di dekat jendela saat hujan. Pantulan dirinya juga bisa disadari oleh Selena saat itu. Damian menghela nafasnya dan mendekat. “Apa kau tidak takut disambar petir? Menyingkir dari sana, kau membahayakan nyawamu sendiri,” ujar Damian ketika mendekat dan menyentuh bahu Selena, bisa merasakan ketenangan di sana. “Aku terlalu suka melihat hujan. Belakangan ini hujan turun terus, rasanya menyenangkan.” Selena mendesah pelan, kemudian menutup tirainya, dia sedikit waswas jika Damian ada di dekatnya. “Itu informasi baru mengenai dirimu. Akan aku c
“Setahuku Axel tidak tergantung pada siapa pun. Axel mendirikan perusahaannya atas namanya sendiri di usia 19 tahun. Aku tidak bisa menemukan latar belakang keluarganya. Tapi itu jelas jika semua aset yang dimilikinya didaftarkan atas namanya sendiri,” jawab Damian. Selena menatap Damian sejenak lalu menatap ke arah Hendry lagi. Hendry mendengarkan jawaban Damian, walau yang sebenarnya ingin yang menjawabnya adalah Selena. Dia mengharapkan jawaban Selena dari pada Damian saat itu. “Itulah sesuatu yang tidak bisa kita ketahui namun mungkin Selena, sebagai orang terdekatnya selama beberapa waktu yang lalu, kau seharusnya mengetahui banyak hal tentang Axel, bukan?” Hendry menatap Selena, dia duduk bersandar di kursinya sambil mengangkat alisnya. “Tidak juga. Aku pikir aku memang mengetahui banyak hal tentangnya. Namun, aku benar-benar tidak tahu jika dia punya perusahaan sendiri. Aku tidak tahu dia sekaya itu. Aku tahu dia punya banyak uang di usianya yang
“Aku memang sudah lama mengenal ayahmu, dan aku memang sudah lama juga bekerja sama dengannya. Untuk sampai saat ini, ada beberapa keterkaitan antara aku dengan ayahmu. Namun, hubungan kami tidak sebaik dulu lagi. Apa lagi, sejak kehadiran dirimu,” jawab Hendry. Selena mengerutkan dahinya. Kehadiran dirinya membuat keduanya menjadi tak lagi berhubungan dengan baik? Benaknya memikirkan tentang hal tersebut adalah hal yang baik atau tidak. “Ah, sebenarnya kau tidak berpengaruh banyak. Hanya saja, aku memang sudah enggan berhubungan dengannya lagi beberapa tahun belakangan ini karena dia tidak lagi bisa dipercaya.” Hendry berusaha memperjelas maksudnya. Damian mengerutkan keningnya. Dari yang dia tahu, ayahnya memang tak lagi berhubungan baik dengan ayah Selena. Dan dia juga hanya sempat mengenal sosok Derek sebentar. Yang dia ingat, Derek pernah beberapa kali datang ke rumahnya saat dia masih sangat belia. “Aku tidak mengerti bagaimana Selena bisa membuat hubungan Ayah dengan Tuan D
“Sudah waktunya tidur,” ucap Damian sambil melirik jam. “Aku akan tidur bersama Grace malam ini. Masih banyak yang harus aku bicarakan dengannya.” Selena melirik Damian dan langsung menatap Grace. Grace seketika mengangkat alisnya, menatap Selena dengan sedikit bingung dan tegang. Karena ekspresi Damian kelihatannya tidak senang dengan kalimat Selena. Dia juga tidak tahu kenapa Selena tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. “Tidak, kau akan tidur bersamaku seperti biasanya,” tolak Damian dengan tegas. “Masih banyak waktu hidup yang tersisa untuk tidur bersama. Lagi pula, kalau sudah menikah nanti, kau akan memilikiku di ranjangmu setiap hari, kan? Apa kau yakin tidak akan bosan?” Selena mendengus dan menyilangkan tangannya, terlihat malas untuk meladeni Damian. Mendengar kalimat Selena yang blak-blakan begitu membuat Damian mengangkat alisnya dengan tidak percaya atas apa yang dia dengar. Dia menggelengkan kepalanya dan terkekeh pelan. Suasana hatinya langsung membaik dan berbunga-
“Aku tidak yakin mengenai hal ini, tapi bisa saja jika ayahku memang mengetahui sesuatu tentang ibumu. Kita bisa menemuinya, namun memerlukan waktu untuk membuat jadwal pertemuan dengannya.” Damian mendengus pelan. Sambil keluar dari ruangan Damian, Selena tetap membujuk Damian untuk menjadwalkan pertemuan dengan ayahnya. Damian sendiri sepertinya sedikit malas jika harus berurusan dengan ayahnya sejak dia memutuskan untuk melakukan segalanya sendiri secara mandiri. “Ayolah... Aku tidak masalah menunggu. Lagi pula, kami belum bertemu lagi sama sekali.” Selena masih membujuknya. “Hah, aku tahu kau tidak akan berhenti begitu saja. Baiklah, baiklah. Aku akan mengatur kan jadwal pertemuanmu dengannya. Kuharap pertemuan itu membuahkan hasil,” gumam Damian. “Terima kasih.” Selena langsung tersenyum manis sebagai tanda terima kasihnya pada Damian. Dan Damian tak bisa menahan dirinya untuk tak luluh terhadap Selena. Selena yang menunjukkan s
“Jangan terlalu naif, Sayang. Faktanya, ayahmu juga melakukan bisnis yang sama dengan apa yang aku lakukan, jika kau merasa tak nyaman dengan pekerjaanku,” ucap Damian. Selena menghela nafasnya, dia mengangguk untuk membenarkan kalimat Damian tentang ayahnya. Dan dia juga tak bisa lari dari hal tersebut. Fakta bahwa sebenarnya dia pun tak jauh berbeda jika dia selama ini mengonsumsi nafkah hasil dari bisnis tersebut. “Ya, benar. Lagi pula aku menikmati kekayaan ayahku belakangan ini. Aku sama sekali tidak lebih baik. Tapi tetap saja, ini agak mengejutkan. Karena kupikir, semua bisnis itu nyata.” Selena memegangi keningnya. “Jika kau pernah mendengar kalimat tentang kenapa kau bisa sampai ada di sini, yang mana dimaksudkan kenapa kau bisa ikut terseret dalam dunia yang lebih kelam. Karena lingkungan ini berbeda dari lingkunganmu sebelumnya. Jadi, kuharap kau bisa menyesuaikan diri.” Damian menatapi Selena sambil duduk di sisi mejanya, memperhat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.