Share

Legenda Sang Harimau
Legenda Sang Harimau
Penulis: Dhaffin

Episode ~ 01

Di sebuah Kerajaan Yangking yang sedang terjadi peperangan, akibat perebutan kekuasaan.

Ditengah hancurnya keluarga raja bersama prajurit setianya, terlihat seekor harimau yang hewan peliharaan raja Yangking, sedang membawa seorang membawa seorang bayi perempuan.

" Gggrrrrr: Tuan putri, aku akan membawamu ke tempat yang aman." Meskipun tubuhnya dipenuhi luka sayatan dan belasan anak panah yang tertancap pada tubuhnya, harimau itu berlari dengan kekuatan penuh untuk menjauhi wilayah Istana.

Raja Yangking telah menugaskan harimau peliharaannya untuk membawa putrinya ke sebuah tempat yang bernama bukit Tunggal, sebelum keluarganya benar-benar dimusnahkan.

" Panah harimau itu!" Perintah seorang prajurit yang menggunakan pakaian jenderal, sambil memacu kudanya.

" Baik jenderal."

Sambil menunggangi kudanya masing-masing, para prajurit mengarahkan busur panahnya ke arah bayi yang terikat di atas punggung harimau.

Jleeep! Jleeep! Jleeep!

Satu-persatu anak panah melesat ke arah bayi perempuan yang berada di atas punggung harimau.

Ggooooaaarr!

Merasakan majikannya dalam bahaya, harimau meraung keras, sambil melompat ke arah puluhan anak panah dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng.

Jleeep! Jleeep! Jleeep!

Satu-persatu anak panah menancap pada tubuh harimau, membuat tenaganya semakin berkurang.

Meskipun dihujani puluhan anak panah, sang harimau masih berdiri kokoh, lalu dengan buru-buru berlari untuk menjauhi para prajurit.

Pada saat yang bersamaan, puluhan warga biasa menghadang para prajurit dan menjadikan diri mereka sebagai tameng, agar putri raja bisa diselamatkan.

" Cepat bawa pergi tuan putri! Biarkan kami yang mengurus mereka." Teriak para warga yang berniat untuk mengulur waktu agar sang harimau bisa pergi sejauh mungkin.

Para warga sudah mengenal harimau itu, karena raja Yangking sering membawanya sebagai tunggangan.

Sang harimau mengangguk kecil, lalu berlari untuk menjauhi tempat itu, meskipun dia sudah mengetahui bahwa para warga tidak mampu menahan serangan dari para prajurit.

Namun sang harimau tidak memiliki pilihan lain, agar majikannya masih tetap hidup.

" Minggir kalian semua!" Sang jenderal sangat geram karena para warga telah memblokir jalan mereka.

" Bertahan!" Teriak para warga, yang menggunakan senjata seadanya untuk menahan para prajurit.

Melihat para warga masih bersikeras, sang jenderal sangat geram, langsung memberi perintah kepada bawahannya untuk membunuh mereka.

Jleeep! Jleeep! Jleeep!

Satu-persatu anak panah melesat ke arah para warga yang menghadang para prajurit.

Aarrgggh!

Meskipun dihujani puluhan anak panah, para warga yang masih setia kepada raja Yangking, terus menahan para prajurit, agar tidak bisa mengejar sang harimau.

Meskipun harus mengorbankan diri, para warga mati secara terhormat, karena telah berhasil mengulur waktu, agar putri raja bisa diselamatkan.

" Sialan... Para warga ini keras kepala, meskipun harus mengorbankan dirinya." Sang jenderal menggertakkan giginya, karena sosok yang sedang mereka kejar sudah pergi jauh.

Sementara di tempat yang sudah jauh, dengan sisa kekuatannya, sang harimau terus berlari siang dan malam hingga membutuhkan waktu selama berhari-hari telah sampai di bukit Tunggal.

Dengan tubuh yang berlumuran darah, sang harimau berjalan dengan tertatih, untuk mencapai puncak bukit Tunggal.

Wuush!

Sebuah bayangan putih turun dari puncak bukit Tunggal, hingga berdiri di depan sang harimau.

" Apa yang terjadi?" Tanya pria sepuh yang menggunakan pakaian serba putih.

" Tuan... Istana Kerajaan sedang diserang." Sang harimau menjelaskan apa yang terjadi, sehingga dia ditugaskan untuk membawa putri raja ke bukit Tunggal.

Mendengar cerita dari sang harimau, pria sepuh menghela nafas panjang, lalu menoleh ke arah bayi mungil yang berada di atas punggung harimau.

Dengan ikatan yang rapi dan kuat dengan menggunakan kain, bayi perempuan itu tidak tau apa yang terjadi.

" Malang sekali nasibmu cucuku." Ucap pria sepuh, sambil memungut dan menggendong bayi itu.

" Terimakasih karena sudah menyelamatkan keturunanku. Aku harap kamu mau menjaga cucuku ketika sudah dewasa." Lanjutnya, sambil menatap ke arah sang harimau.

Pria sepuh menghela nafas berat, karena kondisi sang harimau tidak bisa tertolong lagi, sekalipun dia akan membantunya.

" Maafkan aku harimau... Sekalipun aku menggunakan Pil, nyawamu tidak bisa diselamatkan lagi. Kecuali ada sebuah keajaiban." Batin pria sepuh dengan wajah sedih, sambil menatap ke arah sang harimau.

Pria sepuh tengah berpikir keras untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan sang harimau, sementara bayi mungil di gendongannya juga menangis keras.

" Berjanjilah untuk tetap hidup, agar kamu bisa melindungi cucuku." Pria sepuh itupun meminta kepada sang harimau untuk mencari tempat untuk beristirahat dan memulihkan diri meskipun tidak ada harapan.

Sementara itu, pria sepuh langsung membawa bayi tersebut ke puncak bukit Tunggal agar bisa merawat cucunya dan mencari cara untuk memulihkan kondisi sang harimau.

" Bagaimana caraku bisa melindungi tuan putri? Sedangkan aku hanya seekor harimau." Pikir sang harimau, sambil berjalan untuk mencari tempat yang aman agar bisa beristirahat.

Terlebih dengan lukanya yang sangat serius, sang harimau merasa beruntung bisa menyelamatkan nyawa tuan putri.

Karena sudah banyak mengeluarkan darah, pada akhirnya sang harimau tersungkur di tanah, karena sudah tidak sanggup berjalan.

Sang harimau merasa terbebani dengan permintaan pria sepuh, sehingga dia harus mencari cara agar tetap hidup dan melindungi tuan putri.

Buussshh!

Sebuah terpaan angin puyuh menyelimuti tubuh sang harimau, membuatnya harus menggunakan seluruh kekuatan yang tersisa untuk melarikan diri.

Namun sekuat apapun sang harimau melarikan diri, angin aneh itupun seakan melahapnya, hingga secara perlahan tubuhnya terangkat dan menghilang dari pandangan.

" Apa yang terjadi?" Sang harimau yang sudah tidak bertenaga, kini hanya bisa melihat sekelilingnya yang sedang berada di tempat yang sangat aneh.

Sementara angin aneh itupun membentuk sebuah cahaya, hingga terangkat ke atas langit, dan menembus ruang dan waktu.

Entah berapa tahun sang harimau berada di ruang hampa, dengan kondisi terbaring lemah, meskipun tekadnya masih ingin tetap hidup agar bisa melindungi tuan putrinya.

*******

Sementara itu di sebuah tempat yang sudah modern, dimana para manusia di dunia itu sudah mengembangkan berbagai macam teknologi.

Di tempat terpencil yang jauh dari keramaian kota, Dhaffin Lao hidup sebatang kara yang berprofesi sebagai pemburu demi menyambung hidupnya.

Dengan senapan hasil rakitannya sendiri, Dhaffin Lao menggantungkan hidupnya pada senapan di tangannya.

Dhaffin Lao tinggal di pinggir desa yang merupakan satu-satunya peninggalan dari kedua orang tuanya.

Tidak ada yang peduli dengan kondisi Dhaffin Lao, karena dia hanyalah seorang pemuda miskin semenjak kedua orang tuanya meninggal akibat penyakit yang mereka alami.

Dengan keterbatasan keuangan, kedua orang tuan Dhaffin Lao tidak mampu membayar biaya Rumah Sakit, sehingga hanya berbaring di tempat tidur sampai ajal menjemput mereka.

Meskipun kekurangan dalam materi, Dhaffin Lao sangat cerdas, sehingga dia bisa merakit sendiri berbagai macam senapan dengan bahan seadanya.

Bahkan beberapa kali para penduduk desanya sering meminta bantuan kepada Dhaffin Lao untuk memperbaiki senapan dengan imbalan yang tidak seberapa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status