Kisah tentang dua insan yang dipertemukan saat sedang menguntit pasangan mereka yang tengah berselingkuh. Karena merasa senasib, hubungan keduanya pun berlanjut lebih intim. Namun mereka bimbang, apakah hubungan ini memang atas dasar cinta atau hanya ingin balas dendam kepada pasangan mereka yang telah berkhianat. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berpisah agar bisa menata hati dan mencari keyakinan dengan perasaan tersebut. Beberapa tahun berlalu, tanpa sengaja mereka dipertemukan kembali di sebuah pernikahan sahabat. Apakah mereka masih menjalin hubungan dengan pasangan mereka masing-masing? Atau justru telah berpisah dan sedang mencari penggantinya?
View More“Tadi apa kata dokter?” Suara Svarga terdengar dari arah living room.Detik berikutnya sang suami yang sudah tampan dan segar dengan pakaian tidur berupa celana panjang dan kaos polos ketat memetakan ototnya yang indah itu pun tiba di ruang makan.Zaviya bengong menatap Svarga, teringat kejadian di Rumah Sakit di mana Ghazanvar menemaninya berobat.Dia sedang menerka-nerka apakah Svarga bertemu Ghazanvar kemudian Ghazanvar bercerita tentang pertemuan mereka di rumah sakit?Pasalnya mereka bekerja di perusahaan yang sama yaitu AG Group meski beda kantor.Tapi mereka akan dipertemukan saat meeting dengan kakek.Zaviya merasa berdosa jadi overthinking padahal tidak mengkhianati suaminya.“Zaviya!” panggil Svarga yang sudah berada di samping Zaviya.“Heu … itu.” Zaviya mengerjap-ngerjapkan matanya gugup.Svarga masih berdiri di samping Zaviya, melipat kedua tangan di depan dada dan tatapan tajam yang menimbulkan kerutan halus di antara kening.“Itu … tadi setelah diperiksa sama dokter ahl
“Enggak usah, Kak … sebentar lagi dokternya datang.” Zaviya menolak terang-terangan.Ghazanvar tidak memberikan tanggapan dengan ucapan tapi pria itu tersenyum sembari menatap Zaviya lekat.“Bisa-bisanya si Svarga ngebiarin Zaviya ke dokter sendirian, gue tikung juga bininya sekalian.” Ghazanvar bergumam di dalam hati.“Kak Ghaza enggak kerja?” Zaviya bertanya agar Ghazanvar berhenti menatapnya, dia risih.“Enggak … udah kaya raya,” balas Ghazanvar enteng.Zaviya mendengkuskan tawa pelan.“Kak, beneran aku enggak apa-apa sendiri kok.” Zaviya mengusir secara halus.“Kamu takut Svarga marah ya? Svarga ‘kan enggak tahu.” “Kalau tahu dia pasti marah, Kak.” Zaviya menunjukkan tampang nelangsa.“Nyonya Zaviya!” Seorang perawat memanggil Zaviya.Zaviya langsung berdiri. “Aku masuk dulu ya, Kak … Kak Ghaza pergi aja, aku bisa sendiri kok.” Ghazanvar bangkit dari kursi, dia tidak mengindahkan ultimatum Svarga tempo hari.“Ayo aku anterin,” kata Ghazanvar melewati Zaviya masuk ke dalam ruang
Akhir-akhir ini Zaviya sibuk sekali mempersiapkan pembukaan restorannya, dia sudah tidak sempat memikirkan kedekatan antara Svarga dengan Gladys terlebih Svarga sudah lama tidak memberi kabar kalau dirinya sedang bersama Gladys.Yang terakhir Zaviya dengar adalah Gladys kembali ke Jerman. Bagus lah, kalau bisa jangan kembali lagi ke Indonesia agar hidup Zaviya bisa tenang.Dalam pembukaan restoran Zaviya yang baru ini dibantu oleh banyak keluarganya, mulai dari merekrut pegawai, merekrut Koki bersertifikat dan berpengalaman, memilih dekorasi ruangan, peralatan makan dan minum sampai memilih printilan untuk mempercantik toilet.Setiap harinya Zaviya pergi pagi dan pulang lebih malam dari Svarga.Svarga juga terkadang membantu Zaviya di kala weekend menjadi supir pribadi Kanjeng Ratu Nyai Zaviya yang super ribet dan manja dengan senang hati dan penuh kesabaran.Dia sadar kalau tugas seorang suami salah satunya adalah menemani istri dan bila ada waktu pasti harus Svarga lakukan.Masih in
“Jadi sabar adalah kuncinya?” Gladys bergumam, senyum dan sorot matanya sama seperti Lauren.Lauren menganggukan kepalanya pelan, ternyata Gladys mengerti inti dari apa yang dia ajarkan tapi Lauren sanksi kalau Gladys yang tidak pernah mengenal kata sabar dalam hidupnya bisa meresapi kata sabar yang dia maksud.Gladys bangkit dari kursinya dia mendekat pada Lauren dan mengangkat tangan meminta Hi Five.“Tidak salah aku mendatangimu,” kata Gladys sebelum akhirnya meninggalkan ruangan Lauren.Dan untuk urusan ijin perusahaan, dia akan mengambil jalur cepat agar perusahaannya segera berdiri dan dia bisa liburan bersama Svarga dengan kedok bussines trip tanpa Zaviya tentunya.Nanti dia akan mengkondisikan agar bisa satu kamar dengan Svarga.Semestinya Svarga tidak menolak karena dia menganggap Gladys sahabat dan saat itu Gladys akan menggunakan pakaian super seksi untuk membangkitkan hasrat Svarga.Benak Gladys terus memetakan bagaimana caranya agar Svarga menjadi miliknya seutuhnya baik
Svarga menganggap kalau masalah antara Gladys dengan Zaviya telah selesai.Dia tidak perlu menjauhi sahabat semenjak kecilnya dan juga bisa berhenti berdebat dengan sang istri mengenai kedekatannya dengan Gladys.Tanpa Svarga tahu kalau Zaviya dan Gladys sedang melakukan perang dingin, tidak terlihat secara langsung pertempuran mereka namun diam-diam menyusun rencana untuk melumpuhkan satu sama lain.Seperti saat ini, Gladys pulang ke Jerman guna berdiskusi dan berguru kepada tangan kanan ayahnya.Lauren-adalah sekretaris ayahnya yang setia. Saking setianya, Lauren bukan hanya memenuhi kebutuhan sang ayah di kantor tapi juga sesekali di atas ranjang karena ibu dari Gladys lebih suka berkumpul dengan para Sosialita Jerman di klub pria telanjang.Gladys menutup mata karena dia terlalu jengah dengan percekcokan kedua orang tuanya dan menerima keadaan tersebut dengan tidak membenci siapapun.“Kapan sampai?” Lauren bertanya begitu dia masuk ke dalam ruangannya dan mendapati Gladys di sana.
Suami mana yang tidak senang bila keinginannya diikuti oleh sang istri?Zaviya tampak anggun, ramah dan tidak terprovokasi selama makan malam bersama Gladys tadi.Malah Gladys yang tersirat kesal di raut wajahnya dan nada bicara yang terkesan menyindir.Svarga begitu mengenal Gladys, sahabatnya itu sedikit egois dan keras kepala mungkin karena dia mengikrarkan dirinya sebagai independent Woman yang bisanya mengatur dan tidak mau diatur tentang apa yang harus dia lakukan sedangkan Svarga memintanya agar bersikap baik dan mau menerima Zaviya tapi Svarga yakin lama-lama Gladys akan menerima Zaviya seperti Zaviya yang tampaknya sudah bisa menerima Gladys.Berarti ucapan istrinya yang katanya mencintainya itu memang benar karena buktinya Zaviya bersedia berubah.Setidaknya itu yang ada di dalam pikiran Svarga saat ini.Padahal Zaviya sedang berusaha menyingkirkan Gladys dengan cara paling elegan.Setelah makan malam, Gladys langsung pamit pulang katanya besok pagi sekali dia memiliki janji
“Kalian tinggal di apartemen?” Gladys bertanya sesaat mereka keluar dari lift.“Iya, agar dekat ke kantorku … terkadang aku pulang jalan kaki untuk mencapai enam ribu langkah di hari itu.” Svarga menjawab jujur.“Kamu seperti tidak berniat berumah tangga … apartemen ‘kan tidak memiliki halaman, bagaimana nanti anak-anakmu akan bermain?” Entah apa maksud Gladys bertanya seperti itu namun berhasil membuat Svarga tidak nyaman jadi hanya meliriknya saja sekilas tanpa menyahuti ucapan wanita itu.Sesampainya di depan pintu unit apartemen, Svarga menekan pasword dan pintu otomatis terbuka.Suasana hangat menyambut mereka, biasanya Svarga akan menemukan Zaviya berdiri di ujung lorong dengan senyum merekah menyambutnya namun kali ini tidak ada.“Zaviya!” panggil Svarga, langkahnya sudah lebih jauh masuk ke dalam rumah diikuti Gladys.“Di sini sayang,” sahut Zaviya dari ruang makan.Svarga bergegas ke sana dan benar saja dia mendapati istrinya dengan rambut diikat bun menggunakan pakaian ruma
Zaviya mengepalkan satu tangannya selama bertukar pesan singkat dengan Svarga yang memberi kabar kalau hari ini dia sedang berada di kantor pemerintahan dalam rangka mengantar Gladys.Tapi Zaviya tidak bisa marah meledak-ledak, sang kakak sudah memperingatinya kalau dia harus bersikap hati-hati.Berusaha menerima hubungan persahabatan antara Svarga dengan Gladys meski hati menolak dan tampil baik bersahabat di depan Gladys.Zaviya yang manja dan keinginannya harus diikuti dengan kesabaran setipis tissue itu mau tidak mau harus banyak mengelus dada untuk bisa menahan diri.Dia harus jadi seperti Namira-istri dari kakak laki-lakinya yang disayang oleh semua orang dan juga dicintai Reyshaka.Kalau dipikir-pikir, berarti dia harus menjadi orang lain, sesuatu yang Zaviya tidak suka.Namun apabila perubahannya menjadi orang lain bisa menguntungkan baginya, menyelamatkan rumah tangganya dengan Svarga maka apa salahnya jika Zaviya melakukannya.Berarti benar, hanya Argo yang bisa mengerti dir
“Mas balik lagi ke kantor, kerjaan Mas masih numpuk … nanti kalau ada apa minta sama kepala proyeknya aja, ya? Tapi jangan lupa kabarin Mas.”“Iya, hati-hati ya Mas!” Reyshaka pergi setelah sebelumnya mengusap-ngusak kepala Zaviya gemas.Dia tidak menjelaskan apa isi obrolan malam itu dengan Gladys yang sampai membuatnya bisa menilai karakter Gladys karena kalau Zaviya tahu, sudah bisa dipastikan rumah tangga Zaviya dan Svarga akan gonjang-ganjing.Pasalnya dengan gamblang Gladys memberitahu Reyshaka kalau dia sangat terbantu oleh Svarga dalam mengurus ijin membuat perusahaan di Indonesia.Bukan hanya itu saja, Gladys juga tanpa dosa memberitahu Reyshaka kalau pada saat Zaviya masih terbaring di rumah sakit—Svarga mengantarnya ke Bandung untuk bertemu dengan sang Paman yang memiliki bisnis kontraktor juga namun memang Reyshaka akui kalau perusahaan Kaivan-paman dari Svarga itu lebih terkenal bahkan hingga ke Manca Negara.Tapi dari cerita berselubung niat adu domba itu tentu Reyshaka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.