Semua Bab Misteri Menara Tanpa Nama: Bab 41 - Bab 50
365 Bab
Taati aturan
Hari - 1 “Memangnya siapa yang mau mematuhi peraturan seperti itu!?” Rock berniat untuk menyerang pelayan lelaki itu, tapi teman-temannya segera menghentikannya. “Hentikan, Rock!” “Kita tak tahu apa yang bisa dia lakukan pada kita!” “Lebih baik kita menurut saja untuk saat ini!” Meskipun dia ditahan oleh banyak orang, tapi dia masih bisa memberontak. Otot miliknya memang bukan hanya pajangan semata. “Jumlah kita ada banyak dan dia hanya sendirian di sini, jadi kenapa kalian harus takut padanya?!” Saat ini Christ si pelayan memang hanya sendirian, tapi kau jangan lupa bahwa ada banyak pelayan lainnya yang menunggu di luar. Meskipun kita menjadikannya sebagai tawanan kita, Aku ragu kita bisa unggul dari mereka. “Terima kasih, karena telah menolongku dengan menahannya, tapi Aku tak apa-apa meskipun kalian tak menahannya... Aku tidak akan kalah dari siapapun yang berada di ruangan ini!” Meskipun ukuran tubuh Rock lebih besar darinya, tapi Christ tidak nampak takut sama sekali. Di
Baca selengkapnya
Akhir diskusi malam
Hari - 1 Hasil dari voting kali ini adalah lebih dari setengah yang mengangkat tangan kami. Semua orang yang tadi datang ke kamarku mengangkat tangan mereka. Aku melihat Sebastian dan Kevin yang juga mengangkat tangan mereka, begitu pula teman-teman di kelompok Rock, bahkan Michael yang seharusnya berada di pihak Adrian turut mengangkat tangannya. “Apa kalian serius dengan keputusan ini?” Tanya Adrian pada kami yang mengangkat tangan kami. “Adrian maaf, tapi Aku harus mengatakan ini... penilaianmu kali ini hanya karena kau berpikir untuk mengalahkan Asraf, kau sedang tak berpikir dengan tenang.” “Apa!?” Adrian nampak sangat terkejut dengan perkataan Michael. “Jika ini adalah kau yang biasanya, kurasa kau juga akan menyarankan pada kami semua untuk patuh dengan peraturan ini, tapi begitu Asraf yang menyarankan hal tersebut, kau langsung menjadi orang yang menentangnya... maaf Adrian, kau harus menenangkan dirimu dan melupakan rasa bencimu pada Asraf... tempat ini bukan tempat yan
Baca selengkapnya
Akhir dari Hari pertama
Hari - 1 Aku, Bagas, Crona, Sarah dan Ria berkumpul di kamarku, sedangkan Rina, Cinta, Fiona dan Arifa berada di kamar sebelah, yaitu kamar Bagas. Kami sudah sepakat untuk tidur di kamar yang sama untuk menjaga diri kami. Kami bisa saja membiarkan semua orang berada di satu kamar yang sama, tapi kamar ini akan terasa sangat sempit, jika kita melakukannya. Belum lagi hanya ada Aku dan Bagas sebagai lelaki di sini. Aku akan merasa sangat tidak nyaman jika hal itu sampai terjadi, meski sebenarnya Aku juga merasa tak nyaman dengan adanya 3 gadis di kamar ini saat malam hari. Kamar sebelah tak memiliki kasur apapun, karena Bagas telah memindahkan futon miliknya ke kamarku, jadi para gadis di sana memutuskan untuk mengambil bantal dan selimut dari kamar mereka masing-masing sebagai alas tidur mereka. Untung saja mereka masih memiliki cukup banyak waktu untuk melakukan hal tersebut, sebelum batas waktu keluar kamar berakhir. “Apa kau berpikir bahwa Aku sangat dingin dan tak berperasaan sa
Baca selengkapnya
Pagi yang tak menyenangkan
Hari - 2 Saat pagi hari tiba, ini adalah giliranku dan Bagas untuk berjaga. Kami tak tahu apakah matahari sudah terbit atau belum, karena di sini tak ada jendela sama sekali, tapi jika kita melihat jam saat ini, yaitu 05:50, seharusnya saat ini matahari sudah terbit. Aku meminum kopi yang diseduh oleh Bagas. Sejujurnya meskipun tempat ini menyeramkan, tapi ada banyak hal yang sebetulnya membuat kami nyaman untuk hidup di sini, seperti persedia barang yang bisa kita ambil sepuasnya, contohnya seperti kopi instan yang sedang kami minum. “Karena tak terjadi insiden apapun sampai saat ini, kurasa semua orang yang ada di sini aman.” “Setidaknya untuk hari ini...” Bagas membalas perkataanku sambil menyeruput kopinya. Aku melihat ke arah para gadis yang sedang tertidur. Aku senang tak ada satupun dari mereka yang terluka. [Pengumuman-pengumuman!] Saat Aku dan Bagas sedang duduk santai, kami mendengar suara dari pengeras suara tersembunyi. Perasaanku menjadi tak enak saat mendengar sua
Baca selengkapnya
Ini adalah salahku (Rock)
Hari - 2 Aku dengan kuat mencengkram bahu Asraf yang saat ini nampak ketakutan akibat ulahku tersebut, tapi Aku tak memedulikannya. “Apakah ini semua adalah salahku?” Saat Aku mengatakan itu, Aku bisa merasakan air mata yang mengalir dari kedua mataku. Mungkin salah bagiku menanyakan hal ini pada Asraf yang tak begitu mengerti situasi yang terjadi, tapi entah mengapa saat melihat wajahnya Aku langsung terpikir untuk menanyakan hal tersebut. Asraf nampak terkejut dan bingung dengan pertanyaanku atau mungkin itu karena Aku yang tiba-tiba menangis di depannya. Bukan hanya dia, Kevin dan Sebastian yang berdiri tak jauh di belakangnya juga nampak sama terkejut dan bingung dengan Asraf. “Ok... hmm, bisakah kita pindah dari sini... kurasa ruangan ini tak cocok untuk tempat kita mengobrol.” Asraf dengan lembut mencoba melepaskan cengkramanku pada bahunya. Aku dengan rela melonggarkan cengkramanku, lalu akhirnya melepaskannya. Asraf dengan perlahan menuntutku ke luar ruangan itu. Dia sem
Baca selengkapnya
Saling menyalahkan
Hari - 2 Untuk sesaat Aku pikir Lion akan menyalahkan diriku, jadi Aku benar-benar terkejut saat Aku melihat dia menunjuk ke arah Kevin. Aku bisa menebak alasan kenapa Lion menyalahkan Kevin, tapi apakah itu alasan yang bagus untuk menyalahkannya? “Jika saja saat itu kau tidak mengatakan apapun tentang permainan bodoh seperti werewolf, maka arah diskusi kita tak akan melenceng dari yang seharusnya!” “Maaf...” Kevin berkata dengan kepala menunduk dan ekspresi bersalah. Dia pasti telah merasa bersalah sejak tadi malam, makanya dia tak berbicara sama sekali sampai saat ini. Meskipun Kevin telah meminta maaf, tapi Lion masih terlihat sangat marah padanya. “Memangnya maaf bisa menyelesaikan masalah ini!?” “Hentikan Lion! Kau juga tak menyelesaikan masalah apapun dengan menyalahkannya!” Kali ini Rock yang nampak sangat marah pada Lion. “Kenapa kau marah padaku!? Aku mencoba membelamu!” “Aku sadar bahwa ini adalah kesalahanku! Akibat kesombonganku, Aku akhirnya meremehkannya dan mal
Baca selengkapnya
Sarapan yang tak menyenangkan
Hari - 2 Saat kami sampai di ruang makan, semua orang sudah berkumpul di sana, jadi kami adalah orang yang terakhir datang ke sini. Aku melihat ada dua foto yang sekarang terpajang di meja makan, yaitu foto Kira dan James yang berjejer satu sama lain. Meskipun kami tak mengatakan apapun, sepertinya semua orang yang ada di sini sadar apa yang telah terjadi. Karena kami yang datang terakhir, maka kami tak memiliki hak untuk memilih tempat duduk. Aku memutuskan ntuk duduk di samping foto James, karena tak ada orang yang nampak ingin duduk di sana, seakan sudah sewajarnya Bagas duduk di sampingku. Lalu orang yang duduk di samping foto Kira adalah Adrian, Michael secara otomatis duduk di sampingnya. Lalu orang yang duduk di samping Michael adalah Andika, lalu Robert. Meskipun mereka nampak enggan duduk di dekat Adrian dan Michael, tapi mereka tak memiliki pilihan lain. Itu lebih baik dari pada membiarkan Rock atau Lion duduk di sana. Tanpa ada yang banyak bicara, kami menikmati sarapan
Baca selengkapnya
Ruangan tak bersuara
Hari - 2 “A-apa kalian serius tak mendengar suara alat musik kami tadi malam?” Andika bertanya dengan ekspresi terkejut. “Ya, kami bahkan mendiskusikan kapan kalian akan mulai bermain dan seberapa keras suara yang bisa kalian hasilkan, tapi kami tak pernah mendengar suara apapun dari kamar kalian.” Satria menjawab pertanyaan Andika sambil melihat ke arah Rock untuk meminta konfirmasi darinya. “Itu benar... Aku pikir kalian tak jadi bermain musik dan hanya mendengarkannya melalui headphone kalian.” Sarah kemudian mengangkat tangannya, sebelum mengajukan pertanyaan. “Apa alat musik yang kalian gunakan?” “Gitarku dan drum mini yang kami temukan di ruang musik.” “Apa kalian yakin kalian bermain cukup kencang sampai terdengar ke kamar sebelah?” “Ya, Aku yakin... benar kan, Robert?” “Hn, Aku juga yakin suara kami cukup berisik... kami bahkan sengaja mengencangkan suara kami saat bernyanyi untuk mengganggu orang-orang yang berada di kamar sebelah.” Sarah nampak berpikir apa yang m
Baca selengkapnya
Tak terima
Hari - 2 “Aku tak menerima ini!” Seorang gadis cantik nampak sangat marah dengan apa yang baru saja dia katakan sendiri. Apa yang dia katakan dengan tak bisa kembali ke kehidupannya yang sebelumnya hanya sebatas teori, kita masih belum tahu apakah itu benar atau tidak. Meski harus kuakui jika Aku memiliki ketakutan yang sama dengannya. Aku sebetulnya memang tak berniat untuk kembali ke rumahku, tapi itu bukan berarti Aku ingin benar-benar terputus dengan dunia luar. “Aku datang ke tempat ini, bukan untuk tinggal di tempat menyedihkan ini untuk selamanya! Aku masih memiliki cita-cita yang ingin kugapai!” Meskipun dia marah pada kami, tapi kami tak bisa melakukan apapun untukmu, karena kami berada di kapal yang sama denganmu. “Kalau kau memang tak ingin berada di sini, kenapa kau setuju untuk pergi ke sini? Kau seharusnya sadar bahwa kita ke sini untuk memulai hidup yang baru, kan?” Michael memberikan pertanyaan yang menusuk bagi gadis itu dengan tenang. “Aku tak pernah menyangka
Baca selengkapnya
Hadiah
Hari - 2 Bukan hanya kedatangannya yang mengejutkan kami, tapi apa yang dia katakan juga sama mengejutkannya. Memangnya hal apa yang bisa membuat kami mau tinggal di tempat yang bisa membunuh kami kapan saja? Tak ada orang yang mau menanggapi ucapannya, kami hanya saling memandang satu sama lain, mencoba untuk menanyakan pendapat dari teman terdekat kami. “Sepertinya tidak semua orang berada di ruangan ini, ya... yah, itu tak masalah, kalian bisa menyampaikan hal yang ingin kusampaikan pada kalian pagi ini padanya.” Si kakek melihat ke arah kursi yang digunakan oleh Adrian saat sarapan pagi ini. Aku tak tahu dimana dia berada saat ini, tapi Aku bertaruh dia akan merasa sangat kesal, karena melewatkan hal penting yang ingin dikatakan oleh si kakek itu. Kurasa Michael akan menceritakan hal ini padanya nanti, jadi itu tak akan menjadi masalah besar. “Jadi bagaimana? Apa kalian tertarik dengan apa yang ingin kuberikan pada kalian?” Kepala desa menanyakan hal yang ambigu. Memangnya ap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
37
DMCA.com Protection Status