Share

Bab 95

Tok! Tok! Tok!

"Bi, kamu lagi apa? Aku masuk ya," kata Edo.

Sabia gemetar ketakutan. Ia meletakkan cutter itu di atas meja.

Ceklek!

Edo muncul di depan pintu tepat saat Sabia baru selesai meletakkan cutter. Edo jelas melihat hal itu. Apalagi sekarang posisi cutternya berpindah dari dalam gelas wadah pensil ke atas meja.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Edo penuh selidik.

Sabia hanya menggeleng kaku. Edo meletakkan makanan dan susu yang dibawanya di atas meja. Ia kemudian meraih kadua bahu Sabia.

"Jangan gila Bi. Yang kita lakukan saja sudah gila. Kenapa kamu justru ingin menambah sesuatu yang lebih gila?"

Sabia menggeleng. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Kehidupannya saat ini benar-benar di titik paling rendah. Ia tidak berdaya.

"Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Itu bukan solusi."

"Tapi... Gara-gara aku orang tuamu."

Edo meggeleng.

"Ini bukan gara-gara kamu saja. Tapi gara-gara kita. Kalau kamu memilih mengakhiri hidup. Bukan saja kamu yang mati tapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status