Share

4. Kepergian Gradi

Alarrith

“Jadi sekarang, Jenderal Cody menggantikan posisiku sebagai Jenderal Besar Nollyvia?”

“Benar, Tuan.”

“Seharusnya aku tahu, sejak dulu dia menginginkan posisi itu!”

Tangan Caka mengepal dengan geram, ia harus bisa membalas semua ketidak adilan terhadap dirinya. Tapi sekarang ia tak memiliki kekuasaan itu. Apalagi saat ini Cody menjadi Jenderal Besar Nollyvia.

Raymond akui, tubuh yang ia singgahi memang sudah bisa berdiri dan berjalan, namun seluruh sendinya masih terasa kaku. Ia harus banyak berlatih jika ingin menghadapi banyak orang.

Jika ia bertindak sekarang, ia tidak akan memiliki kekuatan apa pun.

“Arthur, aku butuh tempat untuk berlatih tanpa seorang pun tahu!”

“Jangan khawatir, Tuan Muda. Saya sudah menyediakannya.”

Jawaban Arthur membuat Caka menoleh pria itu. “Kau seperti sudah tahu apa yang aku butuhkan?”

Arthur membungkukkan tubuh. Sejak hari itu, Caka mulai melatih kemampuan dirinya. Semua yang ia lakukan adalah ingatan dari Raymond selama bertahun-tahun belajar bela diri dan juga kemiliteran.

Arthur sangat senang melihat hal itu, ia tahu yang sedang berlatih bukanlah tuan muda Caka. Pria itu orang lain, tapi ia tahu pria itu adalah orang yang baik. Jadi ia tak keberatan untuk tetap mengabdi padanya.

Namun yang membuatnya khawatir justru kondisi Gradi, kesehatannya menurun akhir-akhir ini secara drastis.

Rupanya Gradi menderita penyakit komplikasi, ia mencoba menyembunyikan hal itu dari Caka dan Arthur. Ia tak memberi tahu Arthur karena ia ingin Arthur fokus merawat Caka.

Ada perubahan yang signifikan dengan kesehatan Caka paska sembuh dari koma. Kata dokter, kondisi Caka perlahan pulih menuju normal. Namun Gradi juga menyembunyikan kemajuan Caka dari seluruh keluarganya. Ia khawatir kondisi Caka yang kian membaik bisa membawa kecemburuan pada semua sepupunya.

“Kakek!” desis Caka dengan sedih melihat kakeknya terbaring lemah di ranjang.

“Caka!”

Sudah sangat terlambat untuk tindakan operasi, “Kenapa Kakek menyembunyikan hal ini, Kek?”

“Kakek memang sudah tua.”

“Tapi kami masih membutuhkan Kakek.”

“Caka, Kakek senang melihat kondisimu sekarang. Jadi Kakek bisa pergi dengan tenang!”

“Apa yang Kakek bicarakan?”

Gradi menoleh Arthur. “Arthur, aku percayakan Caka padamu, aku yakin kau bisa membantunya dengan baik!”

“Kakek!” Violetta tersedu di sisinya. Meski ia sering marah karena sang kakek selalu menomor satukan sepupunya yang cacat itu, tapi ia sangat menyayangi kakeknya.

Gradi adalah sosok kakek yang diimpikan semua cucu perempuan.

“Jangan menangis, Kau sudah besar sekarang. Kalian harus bisa menjaga satu sama lain. Karena dengan bersatu kalian bisa menjadi kuat!”

Baik Sherkan mau pun Violetta tak terlalu memahami maksud ucapan pria tua itu. Bahwa sebenarnya kekuasaan Madaharsa sedang terancam.

Caka meraih tangan keriput Gradi, menggenggamnya erat. Selama ia menjadi tuan muda Cakara, ia bisa merasakan kasih sayang yang begitu besar dari Gradi.

Kesempatan kedua yang Tuhan berikan padanya tidak akan ia sia-siakan. Bukan tidak ada maksud kenapa ia harus bangkit kembali di tubuh seorang pemuda cacat? Nyatanya pemuda cacat itu adalah cucu kesayangan dari orang paling berpengaruh di Alarrith. Yaitu, Gradi Arsenio Madaharsa. Perdana Menteri Negara bagian Nollyvia.

Kepergian Gradi menyisakan kesedihan yang berbeda untuk seluruh anggota keluarga. Bahkan Raymond juga merasa kehilangan pria tua itu.

Di kehidupan sebelumnya, ia hanyalah seorang anak yatim piatu yang akhirnya memiliki kesempatan menjadi seorang prajurit. Ia membangun karirnya dari 0 hingga bisa menjadi seorang Jenderal Besar kota Danfell.

Baru kali ini ia bisa merasakan kasih sayang orang tua terhadap dirinya.

Arthur bisa merasakan kesedihan yang tulus dari pria yang kini bersemayam di tubuh tuan mudanya. Bahkan sampai beberapa hari Caka mengurung diri di dalam kamar. Kepergian Gradi mengingatkannya kembali pada peristiwa naas yang menimpa keluarganya.

Mengingat hal itu, kedua tangannya mengepal dengan geram. Ia pasti akan membalas semua perbuatan keji orang-orang yang telah membantai keluarganya dan juga menfitna dirinya.

"Tuan Muda, makanlah sedikit. Anda tak boleh terus-terusan mengurung diri di dalam kamar!" Arthur tak pernah lelah membujuknya.

"Kakek sudah pergi, rumah ini ... kembali terasa asing." Ia sudah terbiasa memanggil Gradi dengan sebutan kakek.

"Tuan Besar ... tak pernah meninggalkan rumah ini. Beliau ada di setiap sudut rumah ini!" Arthur mengedarkan pandangan ke seisi ruangan. Hal itu mengalihkan perhatian Caka.

Meski ia adalah Raymond, namun tetap ada keping ingatan Caka yang tertinggal. Seperti ikatan batin dengan Gradi. Juga sifat Caka yang pendiam dan suka menyendiri, masih sedikit menguasai tubuh itu.

"Anda harus bangkit, Tuan. Bukankah ada yang harus kita lakukan?" Arthur mencoba memberinya semangat.

"Kau benar, aku harus memulihkan kekuatan. Dengan kondisiku saat ini ... kita tak mungkin bisa membalas orang-orang biadab itu!"

"Saya selalu ada di sisi Anda, Tuan."

Sejak saat itu, Caka mulai kembali berlatih fisik. Juga mengumpulkan kembali kekuatan di dalam tubuhnya, meski tanpa cincin merah saga.

Tak hanya itu, Arthur juga membantunya mengelola bisnis keluarga Madaharsa. Mengajarinya dengan sabar dan ulet hingga semua bisnis Madaharsa bisa lebih berkembang. Selama tujuh tahun, namanya mulai disegani di sebagian besar masyarakat meski ia jarang sekali muncul di publik.

Bahkan untuk pertemuan di luar kantor, ia selalu meminta Arthur dan Serina selaku sekretarisnya untuk mewakili.

Dan dengan kekuasaan yang saat ini ia miliki, sebagian anggota dewan pemerintah merasa ia sudah siap untuk mewarisi tahta Perdana Menteri. Namun ada juga pertentangan karena kondisinya yang harus duduk di kursi roda.

Seorang Perdana Menteri tidak boleh cacat, Namun jika dilihat dari kualitas otak dan juga kekayaan, Caka memiliki kualifikasi untuk menduduki tahta Perdana Menteri Nollyvia.

Jika dilihat secara fisik, ia memang tak sepantasnya menduduki tahta itu. Pertentangan akan hal itu membuat para dewan pemerintah harus mengadakan rapat serius. Apalagi Geino Albertus yang dititipi tahta Perdana Menteri sudah terlalu nyaman dengan kedudukannya, hingga ia enggan untuk melepaskan.

Namun selama tujuh tahun ia menjabat, Nollyvia tak menampakan kemajuan yang signifikan. Ekonomi Nollyvia melonjak itu karena Caka yang berhasil meninngkatkan industri keluarga Madaharsa yang menggurita.

Beberapa perusahaan kecil yang bekerja sama dengannya selalu berhasil berkembang.

"Tuan, soal pelantikan Anda sebagai Perdana Menteri Nollyvia ...."

"Aku tahu Arthur, tak semua anggota dewan pemerintah setuju karena kondisiku."

"Kenapa Anda tak membuka diri saja di depan publik bahwa Anda sudah mampu berjalan?"

Caka menyimpulkan senyum miring. "Apa kau lupa, ada misi yang harus kita jalankan?"

Arthur terkesiap. "Maafkan saya, Tuan."

"Masalah tahta Perdana Menteri, kita perlu menyadarkan Geino akan posisinya yang sesungguhnya. Di pertemuan sebelumnya, dia sempat menyinggung soal insiden 7 tahun lalu!"

"Apakah ... Anda mencurigainya, Tuan?"

Caka menghela nafas panjang. "Kita akan lihat di pertemuan selanjutnya, kita akan tahu dari ... seperti apa tanggapannya!"

Tok tok tok.

Suara ketukan di pintu membuat keduanya menoleh, pintu terbuka dan Serina memunculkan diri.

"Tuan Caka, Ada ... Jenderal Cody yang bersikeras ingin menemui Anda."

Caka mengerutkan kening. "Cody?!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status