Alarrith
“Jadi sekarang, Jenderal Cody menggantikan posisiku sebagai Jenderal Besar Nollyvia?”“Benar, Tuan.”“Seharusnya aku tahu, sejak dulu dia menginginkan posisi itu!”Tangan Caka mengepal dengan geram, ia harus bisa membalas semua ketidak adilan terhadap dirinya. Tapi sekarang ia tak memiliki kekuasaan itu. Apalagi saat ini Cody menjadi Jenderal Besar Nollyvia.Raymond akui, tubuh yang ia singgahi memang sudah bisa berdiri dan berjalan, namun seluruh sendinya masih terasa kaku. Ia harus banyak berlatih jika ingin menghadapi banyak orang.Jika ia bertindak sekarang, ia tidak akan memiliki kekuatan apa pun.“Arthur, aku butuh tempat untuk berlatih tanpa seorang pun tahu!”“Jangan khawatir, Tuan Muda. Saya sudah menyediakannya.”Jawaban Arthur membuat Caka menoleh pria itu. “Kau seperti sudah tahu apa yang aku butuhkan?”Arthur membungkukkan tubuh. Sejak hari itu, Caka mulai melatih kemampuan dirinya. Semua yang ia lakukan adalah ingatan dari Raymond selama bertahun-tahun belajar bela diri dan juga kemiliteran.Arthur sangat senang melihat hal itu, ia tahu yang sedang berlatih bukanlah tuan muda Caka. Pria itu orang lain, tapi ia tahu pria itu adalah orang yang baik. Jadi ia tak keberatan untuk tetap mengabdi padanya.Namun yang membuatnya khawatir justru kondisi Gradi, kesehatannya menurun akhir-akhir ini secara drastis.Rupanya Gradi menderita penyakit komplikasi, ia mencoba menyembunyikan hal itu dari Caka dan Arthur. Ia tak memberi tahu Arthur karena ia ingin Arthur fokus merawat Caka.Ada perubahan yang signifikan dengan kesehatan Caka paska sembuh dari koma. Kata dokter, kondisi Caka perlahan pulih menuju normal. Namun Gradi juga menyembunyikan kemajuan Caka dari seluruh keluarganya. Ia khawatir kondisi Caka yang kian membaik bisa membawa kecemburuan pada semua sepupunya.“Kakek!” desis Caka dengan sedih melihat kakeknya terbaring lemah di ranjang.“Caka!”Sudah sangat terlambat untuk tindakan operasi, “Kenapa Kakek menyembunyikan hal ini, Kek?”“Kakek memang sudah tua.”“Tapi kami masih membutuhkan Kakek.”“Caka, Kakek senang melihat kondisimu sekarang. Jadi Kakek bisa pergi dengan tenang!”“Apa yang Kakek bicarakan?”Gradi menoleh Arthur. “Arthur, aku percayakan Caka padamu, aku yakin kau bisa membantunya dengan baik!”“Kakek!” Violetta tersedu di sisinya. Meski ia sering marah karena sang kakek selalu menomor satukan sepupunya yang cacat itu, tapi ia sangat menyayangi kakeknya.Gradi adalah sosok kakek yang diimpikan semua cucu perempuan.“Jangan menangis, Kau sudah besar sekarang. Kalian harus bisa menjaga satu sama lain. Karena dengan bersatu kalian bisa menjadi kuat!”Baik Sherkan mau pun Violetta tak terlalu memahami maksud ucapan pria tua itu. Bahwa sebenarnya kekuasaan Madaharsa sedang terancam.Caka meraih tangan keriput Gradi, menggenggamnya erat. Selama ia menjadi tuan muda Cakara, ia bisa merasakan kasih sayang yang begitu besar dari Gradi.Kesempatan kedua yang Tuhan berikan padanya tidak akan ia sia-siakan. Bukan tidak ada maksud kenapa ia harus bangkit kembali di tubuh seorang pemuda cacat? Nyatanya pemuda cacat itu adalah cucu kesayangan dari orang paling berpengaruh di Alarrith. Yaitu, Gradi Arsenio Madaharsa. Perdana Menteri Negara bagian Nollyvia.Kepergian Gradi menyisakan kesedihan yang berbeda untuk seluruh anggota keluarga. Bahkan Raymond juga merasa kehilangan pria tua itu.Di kehidupan sebelumnya, ia hanyalah seorang anak yatim piatu yang akhirnya memiliki kesempatan menjadi seorang prajurit. Ia membangun karirnya dari 0 hingga bisa menjadi seorang Jenderal Besar kota Danfell.Baru kali ini ia bisa merasakan kasih sayang orang tua terhadap dirinya.Arthur bisa merasakan kesedihan yang tulus dari pria yang kini bersemayam di tubuh tuan mudanya. Bahkan sampai beberapa hari Caka mengurung diri di dalam kamar. Kepergian Gradi mengingatkannya kembali pada peristiwa naas yang menimpa keluarganya.Mengingat hal itu, kedua tangannya mengepal dengan geram. Ia pasti akan membalas semua perbuatan keji orang-orang yang telah membantai keluarganya dan juga menfitna dirinya."Tuan Muda, makanlah sedikit. Anda tak boleh terus-terusan mengurung diri di dalam kamar!" Arthur tak pernah lelah membujuknya."Kakek sudah pergi, rumah ini ... kembali terasa asing." Ia sudah terbiasa memanggil Gradi dengan sebutan kakek."Tuan Besar ... tak pernah meninggalkan rumah ini. Beliau ada di setiap sudut rumah ini!" Arthur mengedarkan pandangan ke seisi ruangan. Hal itu mengalihkan perhatian Caka.Meski ia adalah Raymond, namun tetap ada keping ingatan Caka yang tertinggal. Seperti ikatan batin dengan Gradi. Juga sifat Caka yang pendiam dan suka menyendiri, masih sedikit menguasai tubuh itu."Anda harus bangkit, Tuan. Bukankah ada yang harus kita lakukan?" Arthur mencoba memberinya semangat."Kau benar, aku harus memulihkan kekuatan. Dengan kondisiku saat ini ... kita tak mungkin bisa membalas orang-orang biadab itu!""Saya selalu ada di sisi Anda, Tuan."Sejak saat itu, Caka mulai kembali berlatih fisik. Juga mengumpulkan kembali kekuatan di dalam tubuhnya, meski tanpa cincin merah saga.Tak hanya itu, Arthur juga membantunya mengelola bisnis keluarga Madaharsa. Mengajarinya dengan sabar dan ulet hingga semua bisnis Madaharsa bisa lebih berkembang. Selama tujuh tahun, namanya mulai disegani di sebagian besar masyarakat meski ia jarang sekali muncul di publik.Bahkan untuk pertemuan di luar kantor, ia selalu meminta Arthur dan Serina selaku sekretarisnya untuk mewakili.Dan dengan kekuasaan yang saat ini ia miliki, sebagian anggota dewan pemerintah merasa ia sudah siap untuk mewarisi tahta Perdana Menteri. Namun ada juga pertentangan karena kondisinya yang harus duduk di kursi roda.Seorang Perdana Menteri tidak boleh cacat, Namun jika dilihat dari kualitas otak dan juga kekayaan, Caka memiliki kualifikasi untuk menduduki tahta Perdana Menteri Nollyvia.Jika dilihat secara fisik, ia memang tak sepantasnya menduduki tahta itu. Pertentangan akan hal itu membuat para dewan pemerintah harus mengadakan rapat serius. Apalagi Geino Albertus yang dititipi tahta Perdana Menteri sudah terlalu nyaman dengan kedudukannya, hingga ia enggan untuk melepaskan.Namun selama tujuh tahun ia menjabat, Nollyvia tak menampakan kemajuan yang signifikan. Ekonomi Nollyvia melonjak itu karena Caka yang berhasil meninngkatkan industri keluarga Madaharsa yang menggurita.Beberapa perusahaan kecil yang bekerja sama dengannya selalu berhasil berkembang."Tuan, soal pelantikan Anda sebagai Perdana Menteri Nollyvia ....""Aku tahu Arthur, tak semua anggota dewan pemerintah setuju karena kondisiku.""Kenapa Anda tak membuka diri saja di depan publik bahwa Anda sudah mampu berjalan?"Caka menyimpulkan senyum miring. "Apa kau lupa, ada misi yang harus kita jalankan?"Arthur terkesiap. "Maafkan saya, Tuan.""Masalah tahta Perdana Menteri, kita perlu menyadarkan Geino akan posisinya yang sesungguhnya. Di pertemuan sebelumnya, dia sempat menyinggung soal insiden 7 tahun lalu!""Apakah ... Anda mencurigainya, Tuan?"Caka menghela nafas panjang. "Kita akan lihat di pertemuan selanjutnya, kita akan tahu dari ... seperti apa tanggapannya!"Tok tok tok.Suara ketukan di pintu membuat keduanya menoleh, pintu terbuka dan Serina memunculkan diri."Tuan Caka, Ada ... Jenderal Cody yang bersikeras ingin menemui Anda."Caka mengerutkan kening. "Cody?!"“Cody?!" desis Caka yang tiba-tiba saja mengepalkan tinju dengan geram. Arthur menatap bosnya, "Apakah Anda ingin menemuinya, Tuan Muda?" Caka memejamkan mata dan mengatur nafasnya perlahan, kemudian mata itu terbuka pelan namun tajam dan menyeringai. "Biarkan dia masuk!""Baik!" jawab Serina kemudian menutup pintu. Arthur lekas berdiri di sisi Caka, pintu ruangan kembali terbuka dan Cody dengan seragam kebesarannya memasuki ruangan. "Selamat siang, Tuan Caka!" sapanya dengan sopan, ia menundukan kepala untuk memberi hormat. "Suatu kehormatan bagiku bisa kedatangan Jenderal Besar Nollyvia!" sahutnya penuh arti. "Saya yang merasa beruntung karena Tuan bersedia menemui saya.""Ada apakah gerangan?" ia bertanya dengan nada yang tak terlalu tegas. Untuk saat ini ia masih harus tampak sedikit lemah di depan semua orang. "Maafkan saya sebelumnya, saya pernah mengajukan aplikasi ke Mainwell Investama, dan ... belum ad tanggapan sama sekali.""Jadi?""Saya ingin mengajukan ulang secar
"Apa jaminannya dia tidak akan berkhianat dariku?" tuntut Caka. Rencana Cody menawarkan adiknya ini adalah rencana dadakan. Sebelumnya ia tak berfikir sampai ke sana, tapi karena Caka sepertinya sama sekali tak tertarik membantunya ia terpaksa mencari cara lain dan hanya ini yang bisa ia temukan dalam waktu singkat. Lagipula ia juga tidak akan rugi, ia akan menjadi kakak ipar dari tuan muda terkaya di negeri ini. Statusnya akan seketika meningkat. Caka menatap Cody dengan selidik, ia bisa menebak apa yang ada di dalam otak pria di depannya. "Kau tahu, Jenderal. Apa yang dikatakann Arthur benar, aku bisa mendapatkan seribu wanita cantik dengan mudah. Tak peduli dia hanya menginginkan hartaku, atau hanya kekuasaan. Tapi Arthur tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" Cody tampak berfikir kembali, Caka yakin pria itu dengan mencari taktik lain. "Saya mengerti, Tuan Caka. Tapi saya bisa menjamin, adik saya ... adalah seseorang yang penurut. Dia ... tidak akan berani macam-macam di be
"Tuan Muda, Anda baik-baik saja?" tanya Arthur yang melihat gelagat tak biasa dari tuannya. Caka segera tersadar oleh suara Arthur, ia mengedarkan pandangan ke sekua orah yang saat ini menatapnya dengan rasa takut. Kemudian ia pun mengarahkan pandangan ke tangan yang berisi sendok yang sudah menjadi dua itu. Ia segera tersadar, harusnya bisa menahan emosi. Mereka tak boleh tahu jika ia sekuat itu. Ia pun meletakkan patahan sendok ke meja. "Arthur, aku sudah kenyang!""Tapi Anda belum makan, Tuan Muda.""Antarkan saja susu hangat dengan madu ke kamar!" perintahnya. "Baik, Tuan!" Arthur menoleh salah satu pelayan dan memberi isyarat agar menyiapkan apa yang tuan muda mereka minta sebelum membantu mendorong Caka menuju lift. Di dalam kamar, Arthur segera bertanya. "Ada apa, Tuan Muda?""Tidak ada apa-apa, hanya saja ... aku masih marah pada diriku sendiri. Aku tidak becus menjaga istri dan anak-anakku!" ada embun yang mengintip di ujung matanya. Seandainya ia tahu hari itu ... kel
"Ah!" raung Zava ketika sikunya harus beradu dengan lantai secara keras. Ia hanya berniat membantun suaminya, tapi kenapa pria itu kasar?Caka menatap sang istri yang masih di lantai, sedang menahan rasa sakit di sikunya yang mungkin terluka. Ia sebenarnya tak tega. Lagipula itu juga refleks, ia terkejut karena wanita itu menyentuhnya. Tapi jika ia bersikap lembut, wanita itu bisa besar kepala.Caka pun melanjutkan memindahkan diri ke ranjang. "Jika aku tak mengijinkan, jangan menyentuhku!" ucapnya tegas menatap gadis itu yang sedang bangkit berdiri sembari memegangi sikunya. "Obati lukamu, kotak obat ada di kamar mandi!""B-baik, Tuan!" jawabnya sedikit gugup lalu melangkah ke kamar mandi. Mata Caka tak melepaskan wanita itu yang berjalan ke kamar mandi, bahkan krtika wanita itu sudah tak tampak dari pandangannya, ia masih menatap pintu kamar mandi yang terbuka. Caka meraih handphone untuk mengecek laporan yang ia minta dari Serina. Ia hana melirik saat sang istri keluar dari ka
"Anda sudah siap, Tuan Muda?" tanya Arthur di depan lobi sekretariat negara. Caka menatap pintu lobi itu, di dalam sana ia akan kembali bertemu dengan beberapa orang yang dikenalnya. Sayangnya orang-orang itu tak akan mengenali siapa ia sesungguhnya. "Tentu saja, Arthur. Aku sudah lama menanti hari ini!"Arthur pun mendorong Kurdi roda yang Caka duduki menembus pintu lobi. Mac juga setia mendampingi. "Selamat pagi Tuan Madaharsa, selamat pagi Tuan Reaves!" sapa security dengan sopan. Arthur pun mengangguk padanya sejenak, dua wanita resepsionis juga menyapa mereka. Saat Caka dan Arthur menunggu lift, terdengar suara setengah berbisik. "Tuan Muda Cakaran tampan ya, sayang dia cacat!" bisik salah satu wanita yang berada di balik meja resepsionis."Kudengar katanya dia baru saja menikah. Siapa wanita bodoh yang mau menikahinya?" balas temannya. "Pasti wanita itu hanya mau hartanya saja, wanita normal mana mau menikahi pria cacat karena cinta. Apalagi di jaman sekarang ini!" "Tuan
"Insiden di kota Danfell 7 tahun yang lalu?" desis Douglas. "Maaf, Tuan Cakara. Mengapa Anda tanyakan hal itu?" tanya Ersano. "Hanya ingin bertanya saja, itu adalah sebuah insiden besar! Tapi menurutku ... atas dasar apa Jenderal Raymond Harrits melakukan pengkhianatan?" Mata semua orang melebar mendengar penuturannya. "Apa maksud Anda?" tanya Pak Presiden. Caka menoleh, membalas tatapan Reaghan. "Apakah menurut Anda ... dia seseorang yang ambisius? Sehingga hanya dengan sedikit iming-iming bisa dengan mudah melakukan sebuah pengkhianatan?"Reaghan terdiam, ia seolah tengah berfikir. "Sebenarnya apa yang ingin Anda utarakan, Tuan Cakara?" tanya Geino penuh arti. Caka menoleh padanya. "Apakah kata-kataku tadi kurang jelas? Aku ragu ... jika Jenderal Raymond benar melakukan pengkhianatan!""Keraguan Anda ini, atas dasar apa? Apakah Anda pernah bertemu dengan Jenderal Raymond?""Jujur ... belum. Tapi aku mempelajari jejak hidupnya!"Jawaban Caka membuat ruangan itu riuh dengan taw
"Lancang sekali kau menahanku di sini, Mac?" seru Geino yang saat ini berdiri di samping mobilnya. Dua pengawalnya tak sadarkan diri di lantai. Sementara Mac berdiri menjulang di hadapannya. "Tuanku ingin berbicara dengan Anda, Pak Perdana Menteri. Saya hanya menjalankan perintah!" Suara langkah yang mendekat membuat Geino menoleh ke sana. Tampak Arthur mendorong Cakara mendekati mereka. Arthur menghentikan langkah beberapa meter dari tempat Geino berdiri. Mac lekas berpindah ke sisi Caka. "Tuan Cakara, apa maksudmu menahanku di sini? Bukankah kita sudah cukup berbincang di ruang pertemuan?" tanya Geino yang sebenarnya sedikit gugup. Caka menatapnya tajam, dulu mereka pernah bertemu beberapa kali. Geino termasuk orang yang licik! "Aku hanya ingin menanyakan kembali tentang satu hal!" jawab Caka dengan dingin. "Pertanyaan macam apa? Sehingga kauh harus menghalangi jalanku?""Raymond tak pernah menerima transfer uang dari Cherchstorn, bagaimana mungkin bisa ada bukti transfer it
Caka menoleh ke tubuh Geino yang sudah terbujur kaku dengan darah yang menggenang di sekitar kepalanya. "Bereskan dan jangan tinggalkan jejak!" perintah Caka."Tidak ada yang boleh tahu jika Geino Alberthus sudah mati!" imbuh Arthur.Mac menyuruh dua anak buahnya untuk membereskan jasad Geino dan membersihkan jejaknya. Setelah itu mereka langsung ke Mainwell Group."Arthur, apakah kita bisa mencari rekaman cctv semua sudut kantor 7 tahun yang lalu?" tanya Caka."Khususnya pantry, Tuan Muda. Saya yakin ada salah satu OB yang terlibat. Karena hanya OB yang memiliki keleluasaan untuk menaruh sesuatu ke dalam minuman Tuan Besar!"'Kau benar, Arthur. Apakah ada OB yang mengundurkan diri 7 tahun terakhir ini?""Saya akan mengeceknya di bagian HRD!" ujar Arthur mulai melangkah meninggalkan ruangan Caka."Ersano ... akan tiba waktunya untukmu menerima karma. Nikmati saat hari-hari terakhirmu!" senyum iblis tercetak di wajah Caka.Satu persatu mereka akan menerima balasannya. Tapi Caka merasa