"Aku akan menyewa rahim kamu seharga 1 milyar. Cukup tidur dengan suamiku dan lahirkan anak untukku!" Valerie Adeline yang putus asa mencari uang untuk biaya operasi ibunya mau tidak mau harus menerima penawaran yang diberikan oleh Amora Tsamara, artis dan model papan atas. Dan sialnya, suami dari Amora adalah Sean Emilio Kyler, CEO Kyler Group. Sekaligus atasan Valerie di tempat kerja. Entah akan menjadi kesialan ataukah keberuntungan Valerie bertemu dengan Sean. Akankah takdir hidupnya akan membaik setelah bertemu dengan Sean ataukah akan semakin hancur karena mencintai suami orang?
Lihat lebih banyakValerie menikmati makan malamnya dengan canggung. Setelah ia dipaksa berkali-kali untuk ikut makan bersama di atas meja makan, pada akhirnya ia menyetujui. Tetapi sungguh, dia sangat tidak nyaman dan bahkan tidak berselera. Bukan karena makanannya tidak lezat, tetapi karena ia berada di tempat yang asing.“Kenapa tidak makan, Valerie? Apa kau tidak menyukai makanannya?” tanya Brian yang menyadari Valerie hanya memainkan makanan di piringnya.Mendengar suara berat itu, Valerie langsung mengangkat kepala dan langsung bertatapan dengan mata teduh itu. Entah kenapa, setiap ia melihat sosok pria di hadapannya ini langsung mengingatkannya pada Sean.Tidak ... keduanya tidak mirip sama sekali. Wajah dan sifat berbeda jauh, hanya saja ia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Karena setiap melihat Brian, ia seperti melihat sosok Sean di sana.Apakah ia mulai gila? Atau karena dia merindukan pria itu? Ah, tidak. Dia sudah tidak boleh merindukan pria itu, Sean sudah berbahagia bersama Amora. Bahk
“Di mana Valerie?”Amora yang ditanyai dengan pertanyaan itu langsung mengangkat alisnya. “Apa maksudmu?”“Aku tanya di mana Valerie, Amora!” tekan Sean dengan nada suara yang meninggi.Mendapati suara Sean yang terkesan meneriakinya hanya karena perempuan murahan itu langsung menyulut amarahnya. “Kenapa kau mencarinya di sini, huh? Bukankah wanita murahanmu itu sedang bersamamu, lalu kenapa kau malah bertanya padaku?”Sean langsung menyugar rambutnya dengan kasar, ia memang ke penthousenya dengan Amora hanya untuk mencari keberadaan Valerie. Entah kenapa, ia berpikir jika menghilangnya Valerie, ada sangkut pautnya dengan Amora.Amora marah besar pada Valerie karena dirinya yang lebih memilih Valerie dibanding Amora. Jadi tidak menutup kemungkinan jika Amora akan menghalalkan segala cara untuk menyakiti Valerie, dirinya saja dikhianati apalagi Valerie yang sejak awal memang tidak disukai.“Aku tahu kau yang melakukan ini semua, Amora. Jadi, please ... lepaskan Valerie dan kembalikan p
Dengan perlahan Valerie mengerjapkan kedua matanya, obyek yang pertama kali dilihatnya adalah seorang bocah lelaki yang duduk di sampingnya, tengah bernyanyi dengan mata yang terpejam erat menikmati nyanyiannya.Tanpa sadar, Valerie membuka suara. “A—anakku ....”Spontan mata anak lelaki itu terbuka lebar mendengar suara lemah itu, ia menoleh ke arah Valerie dan langsung tersenyum lebar saat mendapati perempuan itu sudah sadar.“Aunty sudah sadar?” tanya anak kecil itu memastikan.Valerie masih belum sadar sepenuhnya, dia masih menganggap bahwa ia benar-benar ada di surga. “Apa kita sudah ada di surga, Nak?”Raut wajah anak kecil itu berkerut kebingungan. Bukankah surga tempat kita kalau sudah meninggal kata ibu gurunya, lalu kenapa aunty ini malah mengatakan mereka sudah di surga?Anak kecil itu dengan polosnya langsung menggeleng. “Kita masih di dunia, Aunty. Di rumahnya Sekala.”Bukannya menanggapi perkataan anak itu, Valerie justru langsung bangun dan memeluk erat tubuh gemoy itu.
Sean memasuki penthouse itu dengan jantung berdebar kencang, harapan bahwa Valerie ada di dalam sana begitu besar. Tengah menyambutnya dengan senyuman manis dan mungkin saja makan malam yang lezat.Tetapi saat pintu itu berhasil ia buka, semua pikirannya tadi hanya berakhir menjadi angan semu belaka. Tidak ada Valerie yang menunggunya di depan pintu lengkap dengan senyum manisnya, hanya kekecewaan yang langsung menyelimuti perasaannya.Sean masuk lebih dalam, ke area dapur di mana Valerie biasanya tengah berkutat dengan alat-alat masak dan tidak menyadari keberadaannya saking fokusnya memasak sesuatu yang lezat untuknya. Tetapi sama saja, Valerie pun tidak ada di sana.Jika tadi harapannya masih begitu besar jika Valerie ada di sini, kini perlahan-lahan surut. Harapan satu-satunya hanya di dalam kamar, ya semoga saja istrinya itu tengah tertidur.Dengan langkah panjang, Sean setengah berlari menapaki anak tangga menuju kamar Valerie. Dan tanpa menunggu lama ia membuka pintu kamar itu
Suara decitan ban dan klakson yang bertalu mengundang perhatian orang-orang yang ada di sekitar tempat itu. Melihat ada kecelakaan, mereka berbondong-bondong datang untuk melihat sekaligus menolong sang korban.Valerie yang sudah setengah sadar masih bisa mendengar suara riuh di sekitarnya. Terdengar ada suara-suara penuh kekhawatiran, ada pula yang sudah sibuk menelepon ambulance untuk segera membawa sang korban kecelakaan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.Ternyata dia masih hidup? Padahal Valerie pikir ia sudah akan menyusul ibunya bersama bayinya. Tetapi ternyata Tuhan masih ingin melihatnya lebih menderita lagi tinggal di dunia ini seorang diri, oleh karena itu dia masih diberikan keselamatan dari kecelakaan ini.Sang pengemudi mobil yang kebetulan adalah pria langsung turun dari mobilnya. Perasaan takut dan was-was langsung menyelimutinya setelah menyadari bahwa ia baru saja menabrak seseorang. Oh Tuhan! Apakah dia baik-baik saja?Pria itu langsung menerobos kerumunan
“Hubungi para media di kota ini dan minta untuk take down video yang beredar hari ini!”Dalam perjalanan menuju kamar inap Valerie, Sean menghubungi Alden untuk menghandle kejadian yang baru saja terjadi. Karena meskipun ia sudah mengancam para orang-orang itu, tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada yang membangkang dan malah memberikannya pada media.Dan Sean tidak mau itu terjadi. Ia tidak ingin jika kejadian ini sampai diketahui oleh Valerie, karena dia sedang hamil dan itu tidak akan bagus untuk kesehatannya.Sean juga tidak mau jika kedua orang tuanya sampai tahu, karena hanya akan semakin menjadi rumit jika permasalahan ini sampai terkuak di media sebelum ia sendiri yang memperkenalkan Valerie kepada mereka.Belum lagi Kyler Group akan terkena imbasnya dan ia tidak ingin jika perusahaan yang sudah ia rintis harus hancur karena permasalahan ini. Jadi, sebisa mungkin ia akan menjaga sebaik mungkin agar kejadian hari ini tidak bocor dan viral di mana-mana.Alden yang tidak paham
Pada akhirnya bayi ini akan menjadi milik Amora?Valerie benar-benar tidak tahan lagi berada di sana dan mendengar segala pengakuan Sean. Sudah cukup ia berusaha kuat bertahan di sana hanya untuk mendengar caci maki untuknya dari orang-orang meski secara tidak langsung ditujukan padanya. Semua itu hanya untuk mendengar jawaban dari Sean.Tetapi ternyata jawaban Sean sangat menyakitinya. Dia ingkar janji, Sean tidak menepati janji untuknya.Pada akhirnya bayinya akan diambil darinya setelah lahir, dan ia akan ditinggalkan sendiri lagi.Sungguh, Valerie hanya bisa melampiaskan semuanya dengan tangisan. Ia menangis sesenggukan dan turun dari sana, tidak sanggup lagi mendengar segala pengakuan Sean dan tatapan kemenangan dari Amora.Seperti semalam, Valerie kembali keluar dari rumah sakit dengan langkah gontai, seakan tidak punya semangat lagi. Ia tidak tahan lagi berada di tempat ini yang hanya memberinya banyak luka. Valerie tidak peduli lagi dengan keadaannya yang mungkin saja masih bu
“Aku juga menginginkan anak Valerie!”Perkataan dari Amora membuat Valerie tercekat, sama seperti dengan Sean yang saat ini tidak menyangka Amora juga akan melontarkan kalimat itu.Valerie menunggu dalam keadaan tegang jawaban yang akan diberikan oleh Sean. Perasaan takut seketika menyelimutinya, meskipun pria itu sudah berjanji padanya bahwa bayi ini akan menjadi miliknya, tetapi siapa yang tahu jika Sean tiba-tiba berubah pikiran.“Amora ....”“Kau tahu aku nekat, bukan? Kau tidak mau kejadian tadi terulang kembali, jadi tentukan pilihanmu sekarang!” ancam Amora untuk ke sekian kalinya.Sean menggeleng dengan keras. Lalu dia bersuara dengan nada berbisik, “Jangan gila, Amora. Jangan meminta sesuatu yang bukan hak kamu! Valerie berhak memiliki bayinya dan kau tidak!” tekan Sean, menyadarkan Amora dari harapannya yang semu.Wajah Amora langsung berubah memerah, amarah langsung menguasainya. “Jadi kau tidak ingin memberikan bayi itu untukku, Sean? Baiklah, maka aku akan mati saja!”Tet
Sean berusaha keras mencari cara membujuk untuk menghentikan niatan Amora untuk bunuh diri.“Ingat karier artis dan model yang sudah susah payah kau bangun hingga sesukses sekarang, Amora. Apa kau tidak merasa sayang jika harus meninggalkan semua impian kamu itu?” tanya Sean dengan nada membujuk, kalimatnya begitu lembut dan tenang.“Tidak! Aku tidak menginginkan semua itu lagi. Aku hanya ingin kamu, Sean. Apalah arti semua yang aku miliki jika aku hidup tanpamu. Aku tidak ingin bercerai, aku tidak ingin pisah darimu,” ucap Amora lemah dan terdengar begitu tersakiti.Impian Amora selama ini adalah bisa menikah dengan Sean, meskipun cinta yang dimilikinya tidaklah begitu besar untuk pria itu. Sehingga ketika ia dihadapkan dalam posisi ini, ia mulai kalang kabut. Amora tidak ingin dan tidak mau bercerai dari pria seperti Sean. Tidak akan pernah bisa!Sean seketika terdiam tak bisa berkata-kata lagi. Kepalanya semakin pusing dikarenakan aksi nekat Amora yang tidak main-main. Dia bahkan t
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.