Share

158. tak terima

"ibu harap kau menerima kenyataan itu," ucap ibu sambil menepuk bahuku.

tiba-tiba kemarahanku memuncak aku meletakkan sendok dengan kasar dan langsung berdiri.

"Kenapa Ibu malah ikut-ikutan merancang pernikahan Fatia, apa Ibu tidak menimbang perasaanku!"

wanita itu melongok mendengar protesku, dia menatap diri ini tanpa berkedip lalu kemudian tertawa, tertawa seolah ia sedang mendengar lelucon dariku.

"menimbang perasaan apa? bukankah kau sendiri yang meninggalkan wanita itu dan memilih Mila? jadi ketika dia ingin menikah dan menerima pria lain dalam hidupnya. Apa itu salah?!"

"tapi, Bu...kau ibuku!"

"Aku tahu aku ibumu tapi wanita itu adalah ibu dari cucuku, penting untuk memperhatikan masalah hati hidupnya sebab anak-anak ikut dengannya. siapapun yang menikah dengan Fathia harus kuketahui asal usulnya karena mereka akan berhubungan dengan kedua anakmu."

"kenapa harus mas Fadli sepupuku!" aku meradang dan nyaris berteriak Andai tidak ingat kalau itu adalah ibu kandungku.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status