Share

Misteri Dua Jiwa
Misteri Dua Jiwa
Author: Lily

BAB 1 Mimpi

Ryan berlari antusias sambil membawa kue kecil di tangannya, Terlihat raut wajahnya yang begitu bahagia dengan senyuman sumringah. Hari ini adalah ulang tahun Gira, teman sekaligus keluarga satu satunya yang ia miliki. Ia begitu bahagia sebab dihari ulang tahun sahabat sekaligus kakaknya itu ia bisa memberikan sepotong kue yang ia dapatkan dari hasil keringatnya sendiri.

"Kak Gira!, kak Gira!" Teriak Ryan memanggil Gira yang sudah terlihat dari jauh,

"Jangan berlarian!, nanti kamu jatuh" Ucap Gira khawatir pada adik kecilnya itu.

"kak lihat aku membawa kue untuk kakak, selamat ulang tahun kak" Senyuman terukir di wajah Ryan,

"wah terimakasih banyak" Ucap Gira penuh haru terhadap adik kecilnya itu.

Di tempat kecil itulah sebuah perumahan kumuh, tempat Ryan dan anak-anak lainnya tumbuh tanpa orang tua, mereka di besarkan oleh seorang pemimpin gangster kelas teri bernama Wito. Disana mereka di tuntut untuk bekerja di sepanjang jalan sambil meminta-minta kepada para pengendara yang melintas, anak-anak itu di jadikan ladang bisnis oleh Wito.

Mereka tinggal di sebuah rumah kumuh yang ukurannya tidak terlalu besar, sehingga ketika malam hari anak-anak tidur berhimpitan tanpa menggunakan alas ataupun selimut.

Tuba saatnya menghitung storan anak-anak berbaris menyerahkan uang storan kepada Wito.

"bekerjalah dengan benar" Sambil menarik uang dengan kasar.

Saat giliran Ryan, ia tidak menyerahkan uang setoran kepada Wito

"Mana Uang milikmu!" Bentak Wito yang melihat Ryan tak kunjung memberikan uang.

Uang Ryan habis saat ia membeli kue untuk Gira.

"sepertinya uang nya hilang di jalan" Ucap Ryan sambil menunduk

"Bodoh...!!!" Wito menarik sabuk nya, dan memukul Ryan dengan sabuk sangat keras.

Wito tidak menghiraukan tangisan Ryan dan terus menyakitinya.

"Hentikan kak!" Teriak Gira yang mengetahui Ryan di pukul oleh Wito yang tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri.

Segera Gira membopong Ryan yang terlihat begitu pucat dengan luka di sekujur tubuh.

"Mau kamu bawa kemana anak tidak berguna itu!" Oceh Wito kepada Gira yang tidak menghiraukan dirinya.

Sengaja Gira tidak menghiraukan kakaknya, karena percuma perdebatan tidak akan menyembuhkan luka Ryan. Gira mengobati luka Ryan satu persatu dengan telaten.

"Maafkan Kakak" Ucap Gira dengan mata berkaca-kaca

"Kak, jangan menangis" Ryan mengusap air mata Gira.

Setelah lulus SMA Gira berusaha mencari kerja untuk membebaskan anak-anak dari kakaknya, Gira ingin mencarikan tempat yang lebih layak untuk mereka.

Pagi itu, Ryan berjalan sambil membawa secuil makanan di tangannya, makanan itu jatah yang di berikan Wito untuk anak-anak yang Ia pekerjakan.

Tiba-tiba Wito beserta beberapa anak buahnya datang sambil membawa sebuah senjata dari besi.

"Usir semua orang dari tempat ini, kalau mereka tidak mau pergi paksa dan seret mereka!" Ucap Wito dengan senyum menyeringai.

Anak buah Wito mulai menyeret orang orang yang tinggal di perumahan kumuh tersebut secara paksa dan kasar.

Ryan yang melihat hal itu segera berlari seseorang yang tengah di seret oleh anak buah Wito.

"Lepaskan mereka"

Ryan menarik tangan salah satu dari anak buah Wito dan menggigit nya dengan keras

"Aghhhh, anak sialan!!!" Ryan di seret dan dihempas kan di depan Wito.

"Kak Wito lepaskan mereka" Ryan menarik lengan Wito

"Pergilah kamu anak goblok!" Ryan kembali di hempaskan oleh Wito dengan keras

Ryan tidak menyerah, terlintas ide melaporkan Wito ke polisi. Ia hendak berdiri dan pergi melaporkan Wito ke polisi, namun dengan cepat Wito menyeret kaki Ryan

"Mau kemana kamu ha!"

"Lepaskan!" Ryan menendang tangan Wito

"Aghh, dasar anak sialan kemari! akan ku bunuh kamu!!!"

Ryan berlari sekuat tenaga, karena ia di kejar oleh Wito.

Dalam perjalanan ia menabrak seseorang yang tidak lain adalah Gira

"Ada apa? Kenapa kamu berlari ketakutan?" Tanya Gira bingung dengan ekspresi wajah Ryan yang ketakutan

"Kak Wito" Ucapnya terbata bata dengan mimik wajah ketakutan

"Kenapa dengan kak Wito?"

Wito datang dengan wajah marah sambil membawa sebuah tongkat besi.

"Mau sembunyi di mana kamu anak sialan" Ucapnya dengan senyum mengerikan

Ryan bersembunyi di belakang tubuh Gira, buliran kringat menetes dari dahinya

"apa yang Kakak ingin lakukan pada Ryan?"

"Jangan ikut campur!" Wito menarik kerah baju sang adik dan menghempaskannya dengan keras.

Wito mencekik leher Ryan Hingga kakinya tidak lagi menyentuh tanah

"Matilah kamu, hahahahaha"

"Jangan sakiti te.., aghh" ucap Ryan terbata bata

Gira segera menarik tangan kakaknya dari Ryan,

Ryan terlihat tak sadarkan diri tergeletak di tanah, Gira memberikan sebuah pukulan keras di wajah Wito.

"Jangan sakiti adik-adik ku!, dasar Monster!!!"

Wito tersenyum sambil mengelap darah segar di sudut bibirnya.

Wito membalas pukulan gura bertubi-tubi hingga Gira gloyoran dan jatuh ketanah.

"Ohok.." Gira mengeluarkan cairan merah dari mulut dan hidungnya

"Jangan membangkang, dan ikuti saja kakak mu, kita akan segera kaya dengan menjual tanah itu dengan harga tinggi, tempat itu akan di bangun sebuah gedung-gedung tinggi, kita akan kaya Gira, kaya! Hahaha!" Wito tertawa terbahak-bahak.

"aku akan melaporkan perbuatan mu ke polisi!"

Seketika mata elangnya menatap tajam ke arah Gira

"Kalau kamu tidak ingin menjadi kaya bersama kakak mu, maka matilah!!!" Wito mengambil tongkat besinya

Wito memukul Gira beberapa kali dengan keras

"Sadarlah..., kamu sudah menjadi monster kak!" Ucap Gira Sambil melindungi kepalanya.

"Ya aku memang monster" Jawab Wito dengan senyum mengerikannya sambil menendang tubuh Gira.

"Ohok..ohok.., aku bersumpah akan melaporkan perbuatan mu yang mengerikan!"

"Diam kamu brengsek!!!" Wito menusukkan tongkat besinya ke dada Gira.

Darah segar mengalir deras dari luka tusuk tersebut,

Ryan yang tersadarkan diri langsung menarik tangan Wito.

" Kak Gira!!!" Tangis Ryan pecah

"Apa yang kamu lakukan pada kak Gira!!!" Ucap Ryan dengan tangis histeris

Wito tampak lunglai sambil memandang tangannya yang berlumuran darah.

"akan ku laporkan kamu ke polisi!"

" Diam kamu bocah!!!" Wito memukul kepala Ryan hingga Ryan kembali terkapar di tanah, kesadarannya perlahan mulai hilang Hanya gelap yang dapat ia lihat.

namun tiba-tiba ada satu sorot cahaya yang menyoroti matanya yang keabu-abuan

"Siapa pun tolong saya" rintihnya dengan air mata yang masih menetes

"Ryan Ananta mulai saat ini kamu akan diberikan sebuah tubuh kuat dan mampu melindungi dirimu sendiri, tubuhmu tidak akan mampu disakiti oleh siapa pun, namun apabila kamu membunuh seseorang, tubuh mu akan hancur lebur menjadi sebuah butiran debu"

Suara itu menggema memenuhi ruang Telinga Ryan.

"Aghhhhhhh!" Ryan terbangun sambil memegang kedua telinganya dari sebuah kamar kecil yang dipenuhi oleh barang-barang yang berantakan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status