Share

Bab 1594

"Aku nggak mau makan!"

"Bawa pergi!"

Rina mendengus dan memalingkan wajahnya. Dia tampak masih sangat marah.

Manggala agak terpaku kaget.

Kata orang, wanita yang sedang marah dengan pasangannya lebih sulit ditenangkan dibandingkan babi mengamuk. Ternyata memang benar.

Entah itu wanita paling ramah dan lemah lembut atau pemimpin Sekter Kegelapan yang hebat, tetap sama saja.

Manggala tidak benar-benar membawa makanannya pergi. Dia hanya menunggu di samping diam-diam.

Rina terdiam sejenak, lalu kembali sadar.

Dia menoleh ke belakang. Tidak ada suara di belakangnya, Teguh tidak mengejarnya.

Perasaan Rina menjadi semakin kelam.

Dia sudah lari, kenapa tidak dikejar?

"Hmph!"

Rina menggeram, menendang kuat-kuat batu di tanah.

"Ketua Sekte ..."

Manggala mendesah, lalu bertanya, "Apa yang harus kita lakukan selanjutnya, kembali ke Kota Senggigi atau bagaimana?"

"Tunggu sebentar lagi!"

Rina melihat ke kejauhan.

Dia sedang menunggu Teguh datang mengejarnya.

"Baiklah."

Manggala mengangguk dan undur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status