Share

BAB.2

*Kejadian Dua Hari Lalu

Aku sedang duduk di ruang tengah, mengerjakan tugas yang di berikan oleh dosen di kampus. Saat ini aku sudah memasuki semester empat jurusan teknik sipil, di salah satu perguruan tinggi dikotaku. Aku memang berniat masuk jurusan teknik sipil dimana sebagian besar di isi oleh kaum adam tersebut. Cita cita ku ingin membangun perumahan atau berbisnis property. Karena aku tahu bisnis tersebut cukup menghasilkan apalagi dengan jumlah penduduk yang bertambah banyak saat ini jadi kebutuhan tempat tinggal pun akan semakin naik.

Tak lama ku dengar bel pintu berbunyi, ku lihat Mama masih asyik membereskan dapur setelah membuat beberepa kue. Mama memang biasa menerima pesanan kue dalam jumlah yang lumayan menurutku.

"Ingga, tolong lihat siapa tamu yang datang"ucap mama dari dapur. Aku meninggalkan sejenak tugas yang ku kerjakan. Lalu mengintip dari balik gorden siapa tamu gerangan, hah bukankah itu Oma Lia. Segera ku bukakan pintu rumah dan terlihat memang Oma Lia yang berada di depanku sekarang. Wanita yang sudah terlihat tua namun masih terpancar kecantikan dan ke anggunan Oma Lia. Rambut di sanggul rapi dengan kacamata bingkai emas dan setelan blouse pink salem senada dengan tas jinjing yang ia bawa.

"Wahhh Oma Lia,"ku salim tangannya dan beliau membalas dengan memelukku.

" Haduhhh..cucu Oma Satu ini ternyata sudah besar, tinggi dan cantik kamu sayanggg,"sembari mencubit pipi ini, memang kebiasaan Oma apabila bertemu denganku.

"Ahhh..masih kalah cantik kok sama Oma,"ucapku membalas Oma dengan senyum lebar.

"Oma apa kabar?, sudah lama ya gak main kerumah Ingga,"tanyaku.

" Sehat sayang, iya Oma baru pulang dari luar kota terus inget kamu jadinya Oma mampir deh kesini,"Oma tersenyum ramah.

Dari dalam rumah terdengar suara Mama," Siapa Ngga?"belum sempat aku menjawab Mama sudah muncul di ruang tamu 

"Ya ampunnn, Bu Lia," Tak kalah kaget mama bertemu dengan Oma.

"Ishhhh, Ingga kok Oma gak di suruh masuk,malah ngobrol di depan pintu,"Mama menjewer telingaku pelan.

" Mariii Bu masuk, aduh agak berantakan ini dari pagi masih sibuk di dapur, punya anak gadis juga kayak punya anak lanang Bu ini."

"Rapi begini kok, di bilang berantakan lo ya Nes..Nes. Pesanan kuemu lancar Nes?"tanya Oma kepada Mama, sembari mengajak Wanita yang ikut bersamanya untuk duduk.

" Alhamdulillah Bu, ada aja rezekinya",jawab Mama.

"Ingga, kamu temenin Oma dulu, Mama mau buat minum sekalian ambil kue buat Oma, ohya panggil Papamu di kamar".

" Siappp..boss",jawabku cepat. Aku menuju pintu kamar Utama di rumah, ku ketuk pelan pintu.

"Tokkk..tokkk..,Paaaa ada Oma Lia nih dateng."

"Ohhh..iyaa, sebentar lagi Papa keluar." Ucap papa dari dalam kamar.

Aku kembali ke ruang tamu, sempat terdengar suara bisik bisik Oma dengan Wanita yang di bawanya. Ku perkirakan dia adalah asisten pribadi Oma. Aku melangkah masuk dan tersenyum, duduk bersebrangan dengan Oma.

"Ingga, sekarang kuliah sudah semester berapa?"tanya Oma lembut kepadaku.

" Alhamdulillah, sekarang sudah semester empat Oma,lagi pusing banyak tugas Ma".

Oma tertawa kecil mendengar keluhanku.

"Ya ampun padahal kemaren kamu ini masih cilik, lincah ehh sekarang sudah jadi gadis cantik," Oma tersenyum ramah.

"Bu Lia, apa kabar Bu?",Papa muncul dari dalam rumah di ikuti Mama di belakangnya membawa empat cangkir teh dan sepiring kue basah yang baru matang.

" Alhamdulillah baik Nak Yuda, bagaimana usahamu Yud, lancar?"tanya Oma kembali ke Papa.

"Ya Bu, semenjak pindah tempat usaha semakin lancar dapat pelanggan baru juga tentunya",jawab Papa.

" Ini Bu,mbak....."ucap Mama menggantung, sekaligus ingin tau siapa wanita yang di bawa oleh Oma.

"Selly, ini asisten pribadi saya, yang bantu bantu saya setelah Danar dan Mutia pindah keluar kota,". Wanita yang bernama Selly hanya tersenyum kepada kami.

" Ohya, silahkan mbak Selly di minum sekalian di cicip kuenya,"tawar Mama ramah. Mbak Selly hanya mengangguk pelan.

"Begini sebelumnya Ibu minta maaf karena sudah mengganggu waktu istirahat kamu Yud, Ingga dan waktu kerja kamu Nes, padahal kamu lagi banyak orderan kan."

"Ahh Bu, kami malah senang di kesibukkan Ibu masih ingat sama kami, masih berkenan mampir kerumah gubuk kami," Jawab Mama lembut.

"Sebenarnya ada yang mau Ibu sampaikan kepada kalian, ahhh tidak lebih tepatnya ada yang Ibu ingin minta dari kalian,"tutur Oma pelan namun tegas.

Aku yang melihat sepertinya ini obrolan untuk orang tua, memilih untuk masuk keruang tengah dan kembali mengerjakan tugas. Namun baru ingin beranjak dari kursi Oma menyadari tingkahku.

"Ahh..Ingga boleh kamu tetap di sini saja, Oma juga ingin mendengar jawaban kamu nantinya ya sayang," Ucap Oma dengan tatapannya yang lembut. Ku urungkan kembali niat untuk ke ruang tengah. Namun di sisi lain, penasaran mengapa Oma ingin jawaban dariku. Aku mulai sedikit gugup.

"Mestinya kedatangan Ibu itu harusnya bersama Danar dan Mutia, namun mereka masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan terlebih dahulu,"

"Yuda, Ines, bila kalian berkenan kedatangan Ibu kesini yaitu untuk melamar Ingga sebagai cucu menantu Ibu yaitu si Bagas anak kedua Danar dan Mutia."dengan hati hati Oma menyampaikan maksud kedatangannya.

Degup jantungku berdetak lebih cepat, mataku sedikit melotot terkejut dengan apa yang di katakan Oma barusan, begitu juga dengan Mama dan Papa yang mendengar permintaan Oma. Tidakkah aku salah dengar? Oma memintaku menjadi cucu menantunya?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status