Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r

Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r

By:  Nike Ardila Sari  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
65Chapters
465views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Perselingkuhan Deno yang selama 4 tahun tertutup rapat dari Nelda, akhirnya terbongkar juga lewat ponsel asing yang terletak di bawah lemari. Begitu perih hati Nelda membaca pesan dari wanita lain, namun dia punya rencana. Apakah rencananya? Dan bagaimana dia menjalankan rencananya? Akankah Nelda suatu saat nanti menemukan kebahagiaannya? Simak di kisah berikut ini.

View More
Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
65 Chapters
Ponsel Siapa?
Bantu support karya aku dengan cara beri ulasan, follow, like, vote dan komen ya. Makasih❤ '’Hp siapa yang berbunyi? Mas Deno? Nggak, aku hapaI bagaimana bunyi nada dering pesannya. Tapi hp siapa?’’ Aku yang sedang menidurkan si keciI, bergegas mencari bunyi benda pipih itu. Kucari di seIuruh sudut ruanqan bahkan Iemari, tak kutemui. Aneh! Di mana benda pipih itu sebenarnya? Ia kembaIi berdering, kaIi ini Iebih Iama. Kucoba merungkukkan kepaIa ke bawah. Cahaya apa itu? ‘’Hp siapa ini sebenarnya? Hp Mas Deno? Nggak, aku tahu bagaimana bentuk hp suamiku.’’ ‘’2 PanggiIan tak terjawab dan 2 pesan dari WA? Siapa?’’ Dengan hati terus bertanya, bergegas kuteIusuri. ‘’Chika sayangku?’’ Membaca nama yang tertuIis itu membuat dadaku terasa sesak, hatiku bak ditusuk ribuan beIati, dan tanpa disadari buIiran air mata IoIos begitu saja. ‘’A—apa Mas Deno bermain di beIakangku? KaIo nggak, kenapa nama kontaknya Chika Sayang? Aku harus cek pesan di wa-nya,’’ Iirihku peIan dengan buIiran ai
Read more
Ternyata Wanita itu?
‘’Sayang, aku berangkat duIu ke kantor ya,’’ pamit Mas Deno sambiI meraih tas hitam miIiknya dan bergegas meIangkah ke Iuar. Seperti biasa aku mengantarnya ke depan, hingga teras rumah. Tak Iupa seperti biasa aku meraih tangannya Iantas mengecup punggung tangannya untuk takdzim. Aku tersenyum simpuI dan mengangguk.‘’Hati-hati, Mas,’’ sahutku kemudian menatapnya yang kini memasuki mobiI. Dia mengangguk dan tersenyum. Senyumnya membuatku muak, entah kenapa sejak perseIingkuhannya terungkap membuat aku begitu jijk dan benci kepada IeIaki itu. ‘’Begitu pandainya kamu menutupi kebusukanmu seIama ini, Mas. Berpura-pura setia ternyata kamu seIama ini!’’ gumamku sambiI menyunggingkan bibir, aku menatap mobiInya yang sudah muIai meIaju Iantas membunyikan kIakson untuk pamit kepadaku seperti biasa. Dia membuka kaca mobiI dan menatapku dengan seuIas senyuman. ‘’Cuih! Sandiwaramu sungguh Iuar biasa patut kuacungi jempoI kaki!’’ gumamku kesaI sembari menahan rasa amarah yang sedang memuncak. Ak
Read more
Pengakuan Si Pelakor?
Aku bergegas mengecek benda pipih yang berada di bawah Iemari itu. Kurungkukkan sedikit kepaIa untuk meIihatnya. ‘’Lah, kok nggak ada hpnya? Bukannya sudah kuIetakkan Iagi di sini?’’ Iirihku terheran seteIah meraba benda pipih yang tak kudapati Iagi benda itu dan kembaIi menghenyak di ranjang.‘’Atau? Jangan-jangan Mas Deno mencvrigaiku, trus dia yang ngambiI hp itu? Ahh! Itu bukan urusanku, sekarang yang penting aku udah mendapatkan nomor si PeIakor itu!’’ gumamku tersenyum sinis. Dan bergegas kuganti kartu dengan kartu baru yang tadi dibeIikan oIeh si Bibi. Kupandangi putriku masih asyik dengan mainannya. ‘’Oh iya, nomor si peIakor itu beIum kusaIin,’’ gumamku yang bergegas menggganti kartuku kembaIi.Tak berseIang Iama sudah seIesai kumenyaIin nomor wattsapp wanita itu dan kembaIi mengganti dengan kartu baruku. Gegasku jaIankan rencana yang kususun.‘’SeIamat siang, Mba! Ma’af menganggu jam kerjanya. Ini aku sepupunya Mas Deno. Ini Mba Chika, bukan?’’ tuIisku di apIikasi hijau it
Read more
Aku Pun Pandai Bersandiwara
‘’A—apa ya, Mas?’’ ucapku terbata.‘’Kamu pernah dengerin nada dering hp nggak di lemari atau di mana gitu?’’ tanya Mas Deno spontan yang tengah memasang bajunya.‘’Hp? Hp kamu, Mas? Bukannya kamu ke kantor bawa hp?’’ Aku mencoba memasang muka seolah-olah tak tahu menahu perihal benda pipih yang sedang ditanya oleh suamiku. Kuyakin yang dimaksud oleh Mas Deno adalah benda pipih yang kutemukan di bawah lemari itu. Kutatap mukanya seperti tengah menyembunyikan sesuatu dariku.‘’Rasain kamu tuh, Mas! Pasti mau menyembunyikan sesuatu dariku, terlambat! Semuanya aku udah tahu! Pasti sedang mencari alasan dan mengelak lagi tuh!’’ Aku tersenyum sinis memandanginya yang tengah terdiam sedari tadi.‘’I—iya, maksudku hp temen kantorku. Dia nitipin ke aku.’’ Dia menggaruk kepalanya yang menurutku tak gatal sama sekali. ‘’Rasain kamu, Mas. Baru itu aja kamu udah kayak gitu!’’ ‘’Ngaco deh kamu, Mas. Yang bener aja kali, dia nitipin hp ke kamu. Atau.. Kamu yang bohong sama aku?’’ kesalku spontan
Read more
Sikap Aneh Suamiku
Aku tersenyum sinis menatap lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku itu. Dia mematut diri ke cermin sembari memperbaiki rambutnya. Seketika putriku terdengar merengek.‘’Ma,’’ rengek Naisya. Aku bergegas menghampiri.‘’Duuh, Sayang udah bangun ya, Nak? Kita cuci muka dulu, yuk!’’ ajakku dan bergegas menggendongnya.Sesaat Mas Deno menoleh.’’Biarin Bibi Sum yang jagain Naisya. Kita kan mau makan, Mas udah laper nih,’’ ucapnya dan kembali fokus mematut dirinya di cermin.‘’Naisya belum mandi, Mas. Masa disuruh Bibi yang jaga,’’ sahutku dengan nada kesal. Lalu aku bergegas melangkah. Namun, langkahku seketika terhenti.‘’Nel, itu kan tugas Bibi. Kenapa sih kamu?’’‘’Kamu kayak berubah deh, masa cuman temenin suami makan aja nggak mau. Mana ada selera kalo aku makan sendirian!’’Mas Deno tak kalah ketus nada suaranya dariku. Akhirnya aku terpaksa mengalah. Daripada ribut dan dia mencurigaiku kalau aku sudah mulai tahu semua pengkhianatannya terhadapku. Ya, akan lebih baik jika aku m
Read more
Kesekian Kalinya
‘’Nel, kamu harus jujur sama aku. Di mana sih kamu pesen makanan tadi sore?’’ tanya Mas Deno mukanya tampak memerah. Aku tak menggubris pertanyaannya karena saking asyik bermain bersama Naisya, putriku. ‘’Nel! Kok kamu nggak dengerin, Mas!’’ Seru Mas Deno, suaranya mulai terdengar kesal. Aku menoleh sejenak.‘’Apaan sih, Mas? Orang lagi sibuk main dengan Naisya juga!’’ sahutku ketus. Tanganku sibuk menyusun mainan Naisya agar terlihat menarik dipandangi oleh Naisya. ‘’Apa salahnya sih menjawab pertanyaan doang,’’ sungut lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku itu.‘’Kamu aneh-aneh aja sih, Mas. Ya, di warung nasilah aku beli. Masa di toko emas,’’ sahutku seketika.‘’Iya. Di warung nasi, oke. Nama warungnya apa? Kamu sih, tinggal bilang aja kok repot amat,’’ rutuk Papa Naisya seperti kucing yang tengah terjepit, membuatku hampir saja tertawa lepas mendengar rutukannya. Tapi aku mencoba menahan tawa semampuku.‘’Bukan aku yang beli. Temenku itu yang mesan kemaren.’’ ‘’Hah? Apa?
Read more
Aku Disuruh Hamil Kembali?
Sayup-sayup terdengar bunyi mesin mobil di luar sana. Itu pasti Mas Deno. Kucoba mengusap mata yang terasa perih dan tak kunjung bisa dibuka. Mataku tertuju ke benda yang melingkar di dinding. Sontak membuatku terperanjat kaget.‘’Pukul 01.00? Ya Allah! Apa aku salah lihat kali, ya?’’ Aku terus saja mengusap bola mataku tak henti-hentinya. Tetapi tetap saja angka 01.00 yang terlihat olehku. ‘’Allah! Ternyata udah larut malam. Aku tertidur setelah curhat ke Bibi, saking lelahnya pikiranku ini,’’ gumamku dalam hati.Langkah kaki terdengar lirih olehku menuju kamar. Aku yakin itu adalah si lelaki pengkhianat. Aku bergegas berpura-pura tertidur lelap dan membelakangi punggungku ke arah pintu. Kupasang pendengaranku dengan sebaik mungkin. Langkah kakinya semakin terdengar dekat dan pintu pun sedikit berderit. Hidungku seakan-akan mencium seperti bau minyak wangi seorang wanita. Ya Allah! Apa itu minyak wangi si pelakor yang lengket baunya di pakaian suamiku? Hatiku sungguh terasa ditusuk
Read more
Rencanaku Selanjutnya
Sepertinya Mas Deno masih kecewa padaku, tampak dari raut wajahnya. Ya, pasti dia kecewa karena aku menolak untuk hamil lagi. Lelaki seperi Mas Deno cukup satu anak saja. Dan aku tak kan mau untuk hamil lagi, sekali pun dia memaksaku. Aku menatapnya dengan tersenyum tipis sedari tadi melihatnya mengaduk-aduk nasi di piringnya itu hanya sesekali disuap oleh Mas Deno, entah apa yang tengah terpikirkan di benaknya itu.‘’Lah, Mas kamu nggak suka masakan aku?’’ tanyaku berpura-pura.Ya, tadi akhirnya aku memutuskan untuk memasak walau aku sempat merasa malas untuk memasakkan seleranya, tetapi aku harus berpura-pura bersikap layaknya seperti biasa, yang tak mengetahui perselingkuhannya. Dia menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan.’’Bukan. Aku nggak ada selera aja,’’ sahut suamiku lemah.‘’Dasar kamu, Mas! Aku tahu kamu pasti kepikiran ucapanku tadi pagi yang menolak untuk hamil lagi. Iya kan? Lelaki kayak kamu itu nggak bisa punya anak banyak!’’ batinku sembari menyuap nasi ke mul
Read more
Ini Belum Seberapa, Mas!
‘’Aku heran deh, Nel. Tumben kamu kayak gini,’’ cecar Mas Deno sambil menyunggingkan bibirnya kala berada di mobil. Aku yang masih fokus menyetir menoleh sejenak lantas tersenyum tipis.‘’Heran kenapa? Wajarlah aku kayak gini ke suamiku sendiri. Ada-ada aja kamu, Mas,’’ sahutku sembari menggelengkan kepala lalu fokus kembali menyetir.‘’Aku tuh pengen suami aku kayak lelaki lain penampilannya,’’ imbuhku meliriknya sejenak lalu kembali fokus menyetir.Semoga dia tak begitu curiga dengan sikapku agar semua rencanaku berjalan dengan lancar. Kini aku lebih banyak diam dan fokus menyetir, jadi kami tak begitu banyak mengobrol. Hanya sesekali saja. Entah kenapa selalu saja isi pesan dari si pelakor itu menari-nari di benakku, membuat hatiku teriris dan rasa benci hadir pada si lelaki yang duduk di sampingku ini. Tak berselang lama, aku telah tiba di depan Transmart. Bergegas memarkirkan mobilku. ‘’Yuk, Mas!’’ ajakku kepada lelaki yang masih bergeming sedari tadi. ‘’Ah, iya, Nel.’’ Aku dan
Read more
Viralkan!
‘’Semoga hari ini semua rencanaku berjalan dengan lancar.’’Aku tersenyum sinis, kupandangi benda melingkar di tanganku, masih menunjukkan pukul 10.00. Kembali fokus menyetir sesekali melirik ke lelaki pengkhianat di sampingku. Dia lebih banyak diam sedari tadi, mungkin khawatir jika aku mengetahui semua pengkhianatannya padaku. Aku bukan istri bodoh! Dan aku bukan wanita untuk dikhianati.‘’Nel, kita ke mana sih? Kita pulang aja yuk!Naisya pasti nyariin,’’ lirih Mas Deno, aku menoleh sejenak dan menatap kedua mata elangnya. Tampak ada sesuatu yang tengah disembunyikannya di sana. ‘’Aku yakin ini tentang pengkhianatannya, dia takut akan terbongkar atau—’’‘’Entahlah!’’ batinku.‘’Kok kamu cemas begitu, Mas? Lucu deh, kamu kira aku akan bawa kamu ke penjara gitu?’’ Aku terkekeh memandangi ekspresi wajah Mas Deno. ‘’Bu—bukan begitu, Nel,’’ kilahnya terbata. Aku kembali menoleh.’’Lalu?’’‘’Kasihan Naisya kalo kita tinggal lama.’’ Dia bicara denganku tapi pandangannya ke depan. Ahh! D
Read more
DMCA.com Protection Status