Share

Ilmu Pembawa Perdamaian
Ilmu Pembawa Perdamaian
Penulis: Firdaus

Ilmu Perdamaian

Sebuah Kerajaan Bernama Kerajaan Souling adalah Kerajaan makmur yang dipimpin oleh seorang Raja Dioyung.

Raja Dioyung sangat baik mengelola Kerajaan yang cukup luas. Beliau mampu mengelola prajurit Kerajaan Souling menjadi tangguh. Keseharian Raja Dioyung sering melihat lingkungan penduduk Kerajaan Souling di atap istana.

Kerajaan Souling sering mengalami peperangan dengan Kerajaan Besar yang berada di seberang lautan berbeda benua. Banyak prajurit yang gugur karena pertempuran di area hutan Kerajaan Souling.

Sebut saja Kerajaan Jinwou memiliki prajurit besar dan makmur. Kerajaan Jinwou ingin mengambil alih kekuasaan seluruh kerajaan di benua Negeri Souling.

Kerajaan Souling setiap 10 tahun bahkan lebih, sering kehilangan prajurit. Hal itu membuat Raja Dioyung memutar otak untuk mengelola pertahanan kerajaan yang dipercaya oleh komandan bernama Youjung.

Berulang kali Kerajaan Souling dan petinggi kerajaan sering mengirim surat diplomasi kepada Negeri Souling. Tapi Kerajaan Jinwou mengirim kembali surat kepada Raja Dioyung. Bahkan pernah surat itu tidak mendapat balasan sama sekali.

Raja Dioyung duduk di tahta dengan karpet merah ditemani pelayan istana. Lalu datang seorang komandan Youjung berdiri menyampaikan laporan keamanan rutin kepada Raja Dioyung.

"Lapor raja, patroli Kerajaan Souling kemarin dalam kondisi aman, baik dalam kerajaan maupun perbatasan." ucap Youjung berdiri tegak mengucap lisan kepada Raja Dioyung dengan atribut prajurit.

"Baik" ucap Raja Dioyung.

"Prajurit akan patroli pagi, hari ini." ucap Youjung.

"Laksanakan." ucap Raja Dioyung nada tegas.

"Baik." ucap Komandan Youjung nada tegas dan pergi meninggalkan kerajaan.

Setelah Youjung pergi tak lama datang petinggi kerajaan berdiri menghadap Raja Dioyung.

"Lapor raja, kita harus mengadakan rapat hari ini, mengenai kondisi kerajaan." ucap petinggi kerajaan.

"Baik, bagaimana kerajaan, apa terjadi sesuatu?" ucap Raja Dioyung.

"Saat ini petinggi kerajaan lain sudah menerima banyak laporan tentang kondisi kerajaan di berbagai sektor. Petinggi kerajaan mendiskusikan dengan petinggi lain tentang kondisi kerajaan berbagai sektor yang memburuk. Tapi petinggi lebih membahas soal pertahanan Kerajaan Souling raja." ucap petinggi kerajaan berdiri di depan Raja Dioyung.

"Baik mari kita ke ruang rapat sekarang." ucap Raja Dioyung berdiri dari ruang terbuka tahta berjalan bersama ke ruang rapat kerajaan.

Raja duduk di meja bundar bersama dengan petinggi kerajaan lain membahas kondisi kerajaan.

"Raja, sektor militer memerlukan prajurit besar agar pertahanan kerajaan menjadi aman." ucap seorang petinggi.

Raja Dioyung diam.

"Raja, sebaiknya dibangun pusat pendidikan militer dan pusat produksi senjata modern. Itu dulu difokuskan raja." ucap petinggi lain.

Raja Dioyung diam

"Saya juga menerima laporan kalau bidang pembangunan militer diperlukan tapi masih terbatas sumber daya dan rancangan masih perlu dikembangkan." ucap penasihat kerajaan, menjawab masalah petinggi yang disampaikan.

Raja hanya diam melipat tangan dan mendengarkan ocehan masalah petinggi.

Sementara, para petinggi terdiam mendengar jawaban penasihat kerajaan.

"Apa itu diperlukan?" ucap Raja Dioyung.

"Betul raja." ucap seorang petinggi.

"Memang 20 tahun lalu kerajaan ini diambang peperangan dan kita kehilangan banyak prajurit karena kekuatan militer dari negeri seberang menggunakan strategi jitu dan prajurit besar." ucap penasihat berbicara kepada petinggi kerajaan.

"Segera lakukan pengembangan militer kerajaan." ucap Raja Dioyung.

"Baik." ucap seluruh petinggi kerajaan termasuk penasihat.

Siang hari Raja Dioyung makan siang bersama keluarga. Di meja makan Raja Dioyung membicarakan tentang kondisi Negeri Souling sambil makan.

"Apa? Bagaimana dengan kondisi kerajaan di masa depan Dioyung?" ucap istrinya.

"Petinggi sudah mengambil keputusan dan usulan mereka saya ikuti." ucap Dioyung.

"Syukurlah semoga Negeri Souling tetap aman." ucap istrinya.

Diojung mengusulkan kalau pengembangan militer dialihkan dalam penelitian lain lebih tepat.

Dioyung terkejut mendengar pendapat anaknya. Karena tidak pernah raja pikirkan tentang hal itu. Justru Dioyung tertarik dengan usulan itu.

Sementara tanggapan Diofu mengusulkan tentang kemiliteran meminta bantuan dari negeri lain sebagai bantuan atau membuat aliansi.

Raja Dioyung memahami kalau negeri lain sejak dulu hingga saat ini tidak bisa diajak beraliansi. Karena semua kerajaan di benua ini tidak saling berhubungan satu sama lain. Bahkan bermusuhan dan tidak peduli. Jadi Raja Dioyung menganggap itu mustahil.

"Diofu akan mencari cara untuk mempertahankan keutuhan Kerajaan Souling." ucap Diofu di meja makan.

"Diofun kamu fokus saja pada dirimu sebagai pelajar. Jangan yang lain kamu pikirkan. Biar bapak kamu dan pejabat kerajaan yang mengerjakan itu semua." ucap Ibu Diofu."

"Benar Diofu pemikiran kamu terlalu aneh. Fokus saja pada sekolah. Kamu masih terlalu muda membahas ini." ucap Diojung.

Diofu terdiam dan menuruti pembicaraan ibu dan kakaknya.

"Diojung, penelitian kamu tentang ide ini masih terlalu jauh. Karena penelitian dan pengembangan ini terlalu lama. Sementara kerajaan harus siap menghadapi insiden yang datang kapan saja. Bapak sudah menetapkan kebijakan petinggi kerajaan." ucap Bapaknya Diojung memikirkan ulang dan menyampaikan sisi lain tanggapan Diojung.

"Baik, pak." ucap Diojung.

Sementara itu Raja Dioyung ditemui oleh Diofu anak keduanya, saat ingin membuka pintu ruang kerja.

"Ada apa Diofu?" ucap Bapak Diofu.

"Boleh saya dan bapak cerita di dalam saja pak?" ucap Diofu.

"Baik kita masuk saja ke dalam." ucap Raja Dioyung.

Mereka berdua duduk di atas bangku putih Khas Kerajaan elit. Dioyung dan Diofu duduk berhadapan, sementara pelayan menyajikan teh kepada mereka berdua, lalu pelayan istana pergi.

"Bicaralah Diofu" ucap Dioyung.

"Pak, segera lakukan pertemuan kepada kerajaan lain supaya. ucap Diofu yang belum selesai berbicara kepada Dioyung.

Duuug..

"Cukup Diofu! Raja Dioyung memukul meja kerjanya dengan keras sampai dua cangkir teh panas terguling dari meja hingga jatuh pecah ke lantai.

Diofu berdiri, tubuhnya kaget saat mendengar hentakan suara meja dipukul Dioyung. Wajah Diofu berubah marah saat Dioyung memukul meja.

"Cukup Diofu, kamu fokus saja pada sekolah kamu. Jangan campuri urusan lain soal kerajaan." ucap Dioyung.

"Saya sudah membaca di perpustakaan, sejak dulu pertempuran kerajaan ini tidak pernah berakhir." ucap Diofu nada keras.

"Pemikiran kamu terhadap hal itu mustahil Diofu." ucap Raja Dioyung.

"Semua itu ada caranya jika pertempuran terus dilakukan kemajuan penelitian dan kerajaan ini jadi terhambat." ucap Diofu nada keras.

Dua prajurit istana yang tak sengaja lewat di area kerja raja, langsung masuk ke dalam karena terdengar suara keributan di dalam.

"Ada apa ini." ucap seorang prajurit kepada mereka berdua.

"Bawa Diofu keluar dari ruang kerja saya, mau bekerja jadi tidak bisa."

Diofu kedua tangan dipegang dua prajurit dan diseret keluar ruang kerja raja.

"Lepaskan aku." ucap Diofu diseret dua prajurit keluar menuju aula hiburan istana.

"Haduh, ada-ada saja ulah Diofu itu. Hal tak masuk akal disampaikan kepadaku." ucap Dioyung dengan wajah kesal berjalan menuju sofa kerja raja.

Sementara dua pelayan istana sedang membersihkan meja dan lantai yang kotor dan basah.

Diofu pergi keluar istana menuju kota dan melihat suasana pemukiman ditemani oleh dua prajurit tangguh.

Diofu berjalan, tapi merasa tidak enak jika di kawal begini. Disana Diofu melihat perkelahian antara dua pemuda. Karena masalah sepele, seorang lelaki di dorong lelaki lain dengan pakaian compang camping hingga terjatuh mengenai gerobak pedagang tengah berjualan hingga berserakan.

"Hey, kenapa kalian berdua diam saja?" Apa kalian tidak ingin melerai pertengkaran mereka berdua?" ucap Diofu kepada dua pengawal berdiri dibelakangnya.

Mereka berdua diam saja dan tidak menjawab apapun pertanyaan Diofu.

"Kalau begitu biar saya saja yang hentikan ini." ucap Diofu mulai berlari menghampiri dua lelaki bertengkar.

"Hey Diofu hentikan, jangan dekati mereka." Dua pengawal Diofu berlari dan langsung memegang tubuh Diofu sebelum melerai perkelahian dua lelaki. Dua prajurit membawanya kembali ke istana secara paksa.

"Hey.. Lepaskan aku, lepaskan aku." ucap Diofu kepada dua prajurit digendong paksa kembali ke istana.

Sampai di dalam istana Diofu dihadapkan kepada Raja Dioyung di aula tahta duduk raja.

"Lepaskan aku." ucap Diofu memberontak tubuhnya, kepada pengawal Diofu yang terus memegang tangan Diofu.

"Lapor raja, Diofu berulah lagi. Tadi Diofu ingin menolong dua lelaki yang berkelahi raja." ucap seorang prajurit.

"Apa, Diofu...! Kamu berulah terus ya tadi di ruang kerja bapak. Sekarang diluar istana. Apa kamu pikir itu bagus." ucap Dioyung kepada Diofu nada marah.

"Tapi saya hanya ingin menolongnya tidak lebih dari itu. Apa bapak pikir ini bagus. Saya dikawal prajurit setiap hari. Dan tadi dua prajurit tidak menolong dua prajurit, padahal saya menyuruhnya, tapi mereka diam saja. Apa itu bagus bapak?" ucap Diofu nada marah kepada bapaknya sambil bertanya.

"Dengar Diofu, kamu adalah anak Kerajaan Souling. Wajar kamu di kawal, kemana pun kamu pergi. Urusan kita melindungi kerajaan dan penduduknya dari serangan kerajaan musuh. ucap Dioyung nada marah.

"Tapi membiarkan penduduk dalam negeri berkelahi termasuk kewajiban prajurit bapak?" ucap Diofun nada marah dan bertanya.

"Diofun kamu berani menentang bapak." ucap Dioyung kepada Diofu.

"Saya hanya memberitahu bapak agar memberikan arahan tentang masa depan dan perbaikan kerajaan ini bapak." ucap Diofu nada marah."

Terlihat suasana kerajaan semakin panas. Banyak pegawai kerajaan yang keluar dan melihat pertengkaran bapak dan anak dari sudut aula tahta.

Para pegawai mulai mencibir raja dan anak raja dari jauh tentang pertengakaran ini.

Dua prajurit memegang tangan Diofu melihat ke sekeliling kerajaan terlihat orang istana berkumpul dengan wajah panik.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status