Sesudah mempertimbangkan banyak hal dan berkonsultasi dengan beberapa pihak, akhirnya Zyan dan Zahra memutuskan untuk umrah bersama keluarga. Zahra mengajak ayah, ibu, dan kakaknya. Begitu juga Zyan mengajak mama, papa, dan adiknya.Tentu saja mereka berangkat ke tanah suci dengan fasilitas premium. Semua hal sudah disiapkan demi kenyamanan Zahra sejak keberangkatan sampai nanti pulang ke Indonesia. Mereka melakukan penerbangan dengan pesawat pribadi dari Jakarta ke Madinah. Zahra bisa tidur di kamar yang ada di dalam pesawat bila merasa lelah karena perjalanannya memakan waktu sekitar 10 jam. Ibu hamil itu beberapa kali berjalan-jalan di dalam pesawat agar peredaran darahnya lancar dan kakinya tidak bengkak saat tiba di tanah suci.Begitu tiba di Bandar Udara Madinah atau Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz, mereka dijemput oleh agen travel dengan mobil Luxury SUV buatan Amerika yang sangat nyaman dan stabil saat ditumpangi. Dari bandara, rombongan Zyan dian
Tak lama Zyan membawa daster yang dimaksud Zahra. Dia lantas membantu belahan jiwanya itu melepas hijab, hand shock, gamis, dan kaos kaki yang tadi dikenakan. Zyan harus menahan diri kala melihat sang istri hanya mengenakan pakaian dalam. Tubuh istrinya jadi terlihat semakin seksi meskipun badannya lebih berisi dan perutnya sudah membuncit. Dia tidak mungkin meminta haknya saat istrinya sedang kelelahan. Zyan kembali membantu Zahra yang akan mengenakan daster batik kesukaannya. “Cuci muka, tangan, dan kaki dulu ya sebelum tidur,” pintanya setelah membantu sang istri.“Aku malas jalan, Bang,” sahut Zahra.Tanpa banyak kata, Zyan langsung membopong istrinya ke kamar mandi. Setelah memastikan Zahra membersihkan diri, dia kembali menggendong dan merebahkannya di atas tempat tidur.“Sekarang sudah lebih nyaman ‘kan. Tidurlah. Abang akan pijit kakimu,” ucap Zyan yang mulai memegang kaki istrinya.“Temani aku tidur saja, Bang. Masih ada waktu sebelum masuk waktu salat. Kakiku tidak usah dip
Selain menjelajahi gurun pasir, Zyan dan Zahra berkunjung ke Burj Khalifa—bangunan tertinggi di dunia yang tingginya mencapai 828 meter. Keduanya pergi ke puncak gedung dengan lift untuk menikmati pemandangan Kota Dubai yang indah. Tak lupa mereka pergi ke Dubai Mall, tapi bukan untuk berbelanja melainkan melihat akuarium raksasa yang ada di dalamnya.Zahra bukan tipe wanita yang hobi berbelanja, walaupun yang namanya wanita pasti senang membeli sesuatu yang unik, lucu, dan menarik. Istri Zyan itu hanya akan membeli sesuatu yang memang dia butuhkan. Dia tidak jadi lapar mata meskipun ada banyak barang bagus dan menarik di hadapannya. Mengagumi iya, tapi tidak lantas membelinya.Zyan kadang sering heran dengan istrinya itu, kalau diajak belanja baju, tas, sepatu, dan sejenisnya, hanya memilih satu atau dua saja. Tidak mau lebih dari itu. Berbeda dengan mantan-mantan pacarnya dahulu yang senang sekali setiap disuruh belanja. Mereka malah memanfaatkan dengan belanja sebanyak-banyaknya ka
“Kalau kamu masih kuat, habis dari sini kita bisa lanjutkan ke Inggris atau Italia,” imbuhnya.Bumil itu menggeleng. “Tidak usah, Bang. Turki jadi negara terakhir baby moon kali ini. Kapan-kapan saja kita jalan-jalan lagi.” Dia langsung menolak ide prianya.“Kalau kita jalan-jalan terus, kapan pulang ke Jakarta?” tanyanya kemudian.“Ya sampai kita puas jalan-jalan,” jawab Zyan dengan santai tapi tetap fokus memijat kaki istrinya secara bergantian antara kaki kiri dan kanan.“Abang, makan gaji buta dong kalau ga ke kantor lama,” cetus Zahra.“Ya, enggaklah. Abang juga masih tetap mengawasi kok. Kamu tahu sendiri ‘kan, kadang abang meeting online kalau kita sedang tidak ada kegiatan,” tukas Zyan.“Tuh ‘kan, Abang sendiri yang ga bisa ninggalin pekerjaan meskipun kita sedang baby moon. Kok ya masih belum mau balik Jakarta,” lontar Zahra.“Abang sudah lama tidak jalan-jalan, Ra. Terakhir ya pas kita bulan madu itu. Selama ini abang jarang mengambil libur karena fokus sama perusahaan. Angg
Setelah beristirahat sehari di hotel, Zyan dan Zahra kembali melanjutkan jalan-jalan mereka di Turki. Usai sarapan pagi, keduanya diajak mengunjungi peninggalan sejarah Turki yaitu kota tua Ephesus. Tempat ini merupakan reruntuhan kota Romawi Kuno yang dahulu digunakan untuk perpustakaan hingga panggung tempat gladiator bertarung.Usai puas mengambil foto di sana, mereka menuju ke tujuan selanjutnya yaitu outlet jaket kulit. Selain sebagai tempat yang menjual jaket-jaket kulit berkualitas bagus, di sana juga ada bisa melihat fashion show.Zyan membeli beberapa jaket kulit untuknya sendiri, ada juga yang berpasangan dengan Zahra. Sekali waktu dia ingin mengajak istrinya itu jalan-jalan dengan motor besarnya, karena itu membeli jaket kulit yang warnanya hanya beda model. CEO itu tak lupa membelikan jaket kulit untuk Faisal, Amir, dan Saffa. Dari sana, mereka kemudian pergi ke kota kuno Hierapolis. Kota ini dahulu merupakan pemukiman yang menjadi pusat penyembahan Ibu Bumi bangsa Frigia
“Sudah Abang bilang ‘kan jangan sebut pria lain meskipun itu asisten pribadi abang. Atau abang akan menghukummu lebih dari tadi.” Zyan sekali lagi menegaskan pada istrinya.“Iya, Bang. Aku minta maaf. Aku ga punya maksud bikin Abang marah.” Zahra tampak menyesal.“Abang ga marah. Abang hanya tidak suka kamu menyebut nama pria lain saat kita sedang berdua. Sekarang ini saat kita fokus sama diri kita, tidak perlu membicarakan orang lain!” tandas Zyan.“Ngomong-ngomong abang kok jadi curiga sama kamu,” imbuhnya sambil mengerutkan kening.Zahra terkesiap. “Hah! Curiga sama aku? Memangnya aku ngapain, Bang?”Zyan tersenyum menyeringai. “Kamu sengaja melakukannya karena ingin dapat ciuman dari abang,” ucap Zyan dengan penuh percaya diri.Zahra melongo mendengar tuduhan suaminya yang sangat tidak masuk akal itu. Dia bukan wanita yang suka modus. Beda dengan Zyan yang pintar mencari alasan.“Abang jangan mengada-ada. Mana ada aku ingin kaya gitu. Tanpa aku minta pun, Abang sering cium aku dul
Pagi ini Zyan dan Zahra menyantap sarapan di teras kamar hotel seraya menikmati pemandangan di sekitar. Banyak balon udara yang terbang di angkasa dengan warna yang berbeda-beda.“Sekarang kita hanya bisa melihatnya, Ra. Abang janji tahun depan kita ke sini lagi dan menaikinya,” lontar Zyan kalau Zahra terpukau melihat banyaknya balon udara yang ada di angkasa.Wanita yang mengenakan hijab instan berwarna hitam itu sontak menoleh pada suaminya. “Tidak harus tahun depan juga, Bang. Anak kita masih kecil, kasihan kalau diajak pergi jauh,” timpalnya.“Abang rasa tidak masalah. Banyak kok bayi yang diajak traveling ke luar negeri. Tapi tentu saja atas izin dokter anak yang memastikan kondisi bayi sehat dan sudah bisa ikut perjalanan jauh,” tukas Zyan.Zahra tertawa kecil. “Abang, anak kita saja belum lahir kok sudah berencana diajak jalan-jalan ke sini.”Pria beralis tebal itu mengerutkan kening. “Memangnya kenapa? Tidak boleh? Kan kita liburan sambil merayakan ulang tahun pernikahan kita
Keesokan harinya, usai check-out dari hotel, Zyan dan Zahra dibawa ke Gunung Erciyes yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Turki yang mana puncak gunungnya hampir sepanjang tahun tertutup salju. Di sana mereka menaiki kereta gantung untuk menikmati pemandangan di sekitar. Selanjutnya mereka menuju ke Ankara untuk mengunjungi salt lake atau tuz golu. Tempat ini merupakan danau berair asin karena kadar garamnya yang cukup tinggi. Selain sebagai tempat wisata, air danau itu dimanfaatkan untuk pasokan garam Turki yang dipanen setiap bulan Juli—Agustus. Salah satu keunikan danau itu adalah tanah dan airnya berwarna merah muda gelap. Warna tersebut disebabkan oleh alga Dunaliella Salinas yang juga merupakan makanan flamengo dan angsa. Di sana Zyan dan Zahra beruntung karena bisa melihat flamengo yang cantik dan unik.Hari berikutnya mereka pergi ke Istanbul untuk menaiki Bosphorus Cruise. Kapal ini membawa Zyan dan Zahra menyusuri selat yang memisahkan antara benua Asia dan Eropa.