Share

Bab 147

“Abang rasa semua ayah ingin anak pertamanya laki-laki. Ini bukan untuk mendominasi, tapi lebih agar dia bisa menjadi pelindung untuk adik-adiknya. Menjadi anak pertama itu tidak mudah, Ra. Ada beban berat di pundaknya. Dia harus menjadi contoh untuk adiknya. Menjadi tumpuan pertama orang tuanya. Menjadi pengganti orang tua saat orang tuanya tidak ada, dan hal-hal lainnya,” papar Zyan.

“Bukan berarti abang meremehkan kemampuan perempuan. Abang tahu mereka bisa setangguh bahkan lebih tangguh dari laki-laki. Tapi kodratnya perempuan itu ‘kan dilindungi bukan malah melindungi,” imbuh sang calon ayah.

“Berarti Abang ga suka kalau anak kita nanti lahir perempuan?” tukas Zahra sambil mengelus-elus kandungannya.

Zyan menggeleng. “Bukan begitu, Ra. Abang tadi belum selesai bicara loh, sudah kamu potong saja,” timpalnya.

“Ya udah, Abang lanjutkan sekarang,” pinta bumil tersebut.

“Abang akan tetap menerima dan mencintai anak kita walaupun perempuan. Abang akan membentuknya jadi perempuan tanggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status