Share

DENDAM SANG PANGLIMA
DENDAM SANG PANGLIMA
Penulis: F Azzam

Diusir Bagaikan Sampah

D'Golden City, sebuah perumahan elit di kota Venice.

Sebuah acara ulang tahun tengah diadakan meriah di kediaman keluarga Sanjaya. Karangan bunga berjejer rapih di teras rumah.

Satu persatu sanak keluarga dan tamu undangan hadir untuk memberikan ucapan serta hadiah kepada Any, seorang wanita paruh baya yang merupakan penerus dari perusahaan Golden Group. Sepeninggal suaminya, Sanjaya.

"Selamat ulang tahun Mama, semoga sehat selalu dan panjang umur ya. Ini hadiah untuk Mama. Semoga mama Any menyukainya..." salah satu menantunya memberikan sebuah kado.

"Terima kasih Edward, kamu memang pengertian sama mama. Boleh mama buka hadiahnya?" tanya Any, tersenyum sumringah memandang kado yang terbungkus indah.

"Boleh banget ma, biar mama tau hadiah apa yang aku berikan ini," ucap Edward, tersenyum.

Lantas Any membuka bungkus kado itu perlahan-lahan. Dan saat kado itu telah dibuka. Senyumnya bertambah sumringah melihat sebuah emas batangan 500 gr berada di genggamannya.

"Edward, kamu memang menantu yang bisa diandalkan. Sangat mengerti dengan keinginan Mama," ucap Any, seraya menepuk pundak menantunya dan menunjukkan rasa bangga.

"Terima kasih Ma, itu lah bukti bahwa Edward perduli sama Mama. Oh ya, sekarang giliran Adam. Ayo kasih kadonya ke Mama any," ucap Edward, tiba-tiba melirik Adam yang terlihat terdiam tanpa sepatah kata. Seakan tengah memikirkan sesuatu.

Lantas semua mata langsung tertuju kepada seorang pria yang memakai kemeja lusuh. Perbedaan penampilan yang begitu mencolok terlihat antara adam dengan orang di sekitar yang notabene berasal dari sosial kelas atas.

"Hikss! Mau saja Lusiana menggantungkan hidupnya dengan lelaki sampah seperti dia!"

"Padahal banyak lelaki yang dapat dibanggakan di luar sana!"

"Lelaki sampah! Untuk apa dia berada di tengah-tengah kita!"

Adam, pria berumur 38 tahun yang tak lain merupakan Suami dari Lusiana, anak tiri dari any. Tak berdaya kala semua orang terus menggunjing dirinya.

Jika saja mereka tau jati diri Adam yang sebenarnya. Tidak akan mungkin mereka berani memperlakukan Adam seenaknya. Karena masalah besar akan menimpa mereka.

Semua kepahitan hidupnya bermula dari sebuah insiden saat menjalankan misi. Suatu ketika, sebuah mortir mengenai sayap Pesawat yang membawa Adam menuju ke Medan pertempuran.

Beruntung Adam selamat dari peristiwa naas tersebut. Namun ia baru berhasil ditemukan 2 hari kemudian.

Setelah terbangun dari komanya selama 2 minggu, Adam kehilangan ingatan atas segala peristiwa dalam hidupnya. Beranjak dari kejadian tersebut orang tua Adam berusaha menghindarinya dari dunia kemiliteran yang telah membesarkan namanya.

Melihat Adam yang tampak tak percaya diri di hadapan keluarganya. Lantas Lusiana mencoba menyemangati. Lusiana berbisik dan berkata, "Ayo sayang, kasih hadiah itu kepada Mama, jangan ragu-ragu."

Adam menganggukkan kepala, dan Perlahan Adam melangkah maju ke hadapan ibu mertuanya.

Dari raut wajah Any, sudah terlihat adanya ketidaksukaannya terhadap Adam. Tak ada senyum atau pun sapa. Hanya ada tatapan sinis yang diterimanya.

Sepeninggal ayah dari Lusiana, semua perlakuan mereka terhadap Adam sangat berubah. Seakan mereka membuka topeng mereka sendiri.

Kalau saja Adam tak mengingat semua jasa Sanjaya yang rela berkorban demi kesembuhannya. Serta hati Lusiana yang secara ikhlas menerima Adam dengan apa adanya. Mungkin ia akan meninggalkan keluarga Sanjaya tanpa sedikitpun ingin mengingatnya.

Namun Adam tetap mencoba menenangkan diri. Dan perlahan melangkah ke hadapan Any.

"Selamat ulang tahun ma. Semoga mama selalu diberikan kesehatan. Oh ya, ini hadiah aku untuk Mama," Ucap Adam, sedikit menundukkan kepala.

"Hadiah apa ini?!" tanya Any, dengan nada sedikit meninggi.

"Bukan apa-apa Ma, hanya itu yang bisa Adam berikan untuk Mama sebagai hadiah ulang tahun. Semoga mama menyukainya," Ucap Adam.

Tanpa berbasa-basi, Any langsung membuka kado itu di hadapan Adam.

Sontak saja Any terkejut melihat apa yang ada di dalam kotak tersebut.

"Menantu sampah!"

"Perhiasan imitasi kamu berikan kepada saya!" Teriak Any, hingga suaranya menggelegar ke penjuru ruangan.

Adam dipermalukan di hadapan semua sanak keluarga dan tamu undangan.

Semua orang terpaku dengan kejadian tersebut. Namun Adam hanya bisa terdiam di hadapan ibu tiri istrinya tersebut.

Tiba-tiba sebuah kalung imitasi senilai 100 ribu itu dilempar tepat ke wajah Adam. Sontak saja kejadian itu membuat seluruh sanak keluarga Lusiana tertawa terbahak-bahak layaknya menonton sebuah panggung komedi.

"Maafkan aku Ma, bukannya aku tidak mau membelikan Mama perhiasan mahal. Tapi hanya itu yang bisa aku berikan kepada Mama," ucap Adam.

"Dasar miskin! Kamu pikir saya senang dengan perhiasan murah seperti itu! Sekarang kamu bukan menantu saya! Pergi dari rumah ini!" Seru Any, murka.

"Mama! Jangan begitu. Bukan seberapa mahal yang diberikan. Tapi Seberapa tulus pemberian itu!" Ucap Lusiana, membela suaminya.

"Mama tidak mau tau! Adam harus pergi dari rumah ini!" Seru Any, murka.

Lalu seorang lelaki bertubuh atletis yang merupakan adik tiri Lusiana menghampiri dan menarik Adam untuk memaksanya keluar dari rumah.

"Sangat memalukan, kamu tak pantas menjadi bagian dari keluarga Sanjaya! keluar dari rumah ini!" seru Jhony, tiba-tiba menarik tangan Adam dari tengah kerumunan.

Namun sekuat apapun Jhony menarik tangan Adam. Nyatanya ia tak sanggup menggoyahkan tubuh Adam yang tetap tegap berdiri.

Walaupun Adam memiliki tubuh dengan otot yang kekar dan tinggi badan 190 cm. Tak pernah sekalipun ia melawan dengan fisik terhadap keluarga Lusiana yang terus membully bahkan menyiksanya.

Karena itulah Jhony berani bertindak seenaknya kepada Adam.

Merasa tak tahan oleh perlakuan Jhony. Adam langsung menghentak tangannya.

Hanya dengan satu hentakkan saja, adam dapat membuat tubuh Jhony terlempar sejauh 3 meter.

Sontak saja kejadian itu mengejutkan keluarga sanjaya. Adam yang dipandang lemah dan selalu tunduk di hadapan mereka. Namun kali ini ia terlihat begitu berani dan sangat kuat.

"Kurang ajar! Sudah berani melawan kamu sekarang!" seru Any, seketika menghampiri Adam dan tiba-tiba melayangkan sebuah tamparan.

Hampir saja telapak tangan wanita tua itu mendarat di pipinya. Beruntung kemampuan dirinya sebagai seorang militer tiba-tiba muncul kembali saat dirinya merasa terancam. Adam berhasil menangkap tangan any sebelum menyentuhnya.

"Kamu!" Any terbelalak matanya memandang Adam. Seakan ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kini adam telah berani melawan dirinya.

Tampak Any bersusah payah menekan tangannya ke pipi Adam. Namun tentu saja usaha itu sia-sia.

"Baik, aku akan pergi, lusiana! Ayo kita pergi dari rumah ini!" Seru Adam. Lalu ia melepaskan tangan any dan melangkah menghampiri Lusiana.

"Mereka tak berhak mengusir kita dari rumah ini. Karena rumah ini adalah hasil keringatku selama 10 tahun!" Seru Lusiana, berdalih.

Namun tiba-tiba Any menyelak pembicaraan. "Apa mama tidak salah dengar? Kamu mengklaim rumah ini milik kamu?"

"Jhony!" Seru Any memanggilnya.

"Siap ma!" Jawab Jhony.

"Tolong ambilkan surat rumah ini!" Seru Any, memerintahkan Jhony.

"Oke ma!" seru Jhony.

Di saat yang sama, Paul yang baru saja terbangun dari tidurnya. Langsung menghampiri sang ayah.

"Papah!"

Tiba-tiba Any menarik tangan anak kecil itu hingga tak dapat menggapai ayahnya.

"Mama sudah sangat keterlaluan! Dia adalah anakku. Biarkan dia bersamaku!" seru Adam, seraya menatap Any dengan tajam.

"Tidak! Kalian tak boleh bersatu! Saya tidak akan memperbolehkan Paul dan Lusiana keluar dari rumah! Surat cerai sudah saya urus!" seru Any.

Jhony pun kembali ke hadapan Any membawa berkas surat rumah dan terselip sebuah lembaran di dalamnya.

"Ini Ma, surat rumahnya," ucap Jhony.

"Bagus, sekarang kamu lihat ini." Any memperlihatkan sebuah surat rumah kepada Lusiana.

Sontak saja Lusiana terkejut. Rumah miliknya telah dibalik nama oleh ibu tirinya sendiri. Dan kepemilikan rumah mewah senilai 50 miilliar itu kini berada dalam kuasa Any.

Belum sampai di situ, Any mengambil sebuah lembaran yang terselip. Lalu memperlihatkannya kepada Adam.

"Kamu lihat ini. Surat cerai kalian sudah saya urus. Sekarang tanda tangan!" seru Any.

"Perbuatan kalian sangat biadab! Aku tak akan membiarkan semua itu terjadi! Lusy, hiraukan mereka! Cepat kita pergi dari rumah terkutuk ini!" Teriak Adam, yang merasa muak dengan semua perbuatan keluarga Lusiana.

Angel, adik tiri dari Lusiana tiba-tiba melangkah tergopoh-gopoh dan menahan kedua tangan Lusiana.

"Angel, apa yang kamu lakukan! Kenapa kalian memperlakukan kami seperti ini!" ucap Lusiana, meronta-ronta saat dirinya dikunci kedua tangannya.

"Sadarlah Lusy, kamu sudah salah pilih dan kami menginginkan yang terbaik buat kamu!" ucap Angel, seraya terus menahan tangan Lusy.

"Biarkan Lusy dan Paul ikut bersamaku! Kalian tak berhak memisahkan kami!" Adam melangkah untuk membebaskan Lusy. Namun tiba-tiba Any menarik tangan Adam dan mengarahkannya ke sebuah lembar surat cerai.

"Tanda tangani surat ini! Cepat!"

Mendapat perlakuan itu, Adam mengambil surat cerai yang disodorkan. Lalu merobeknya di hadapan semua orang.

"Aku dan Lusiana tidak akan bercerai sampai kapanpun! Titik!" Seru Adam, hingga menggema di ruangan itu.

Tiba-tiba,

Dakk!

Sebuah balok menghantam kepala Adam dari belakang. Hingga ia seketika kehilangan kesadarannya.

***

Akhirnya Adam tersadar setelah beberapa jam kehilangan kesadaran.

Namun kini, ia berada di tepi jalan tol dengan keadaan kedua tangan dan kaki terikat.

Perlahan ia membuka kedua matanya. Dan memandang sekitarnya yang masih terlihat remang.

"Dimana aku?" Sebuah tanya seketika muncul dalam benaknya.

Lalu Adam memandang kedua tangan dan kakinya.

"Kenapa tangan dan kakiku terikat?" Ia kembali bertanya-tanya. Dan mencoba mengingat dengan apa yang telah terjadi pada dirinya.

Rupanya mereka berniat membunuh Adam dengan melemparnya dari mobil dengan kecepatan tinggi. Namun usaha mereka sia-sia. Adam masih hidup!

Adam masih merenungi dengan apa yang terjadi. Dan akhirnya perlahan ingatannya mulai muncul kembali

"Lusiana!"

"Paul!"

Teriak Adam setelah ia berhasil mengingat semuanya. Namun panggilan itu tak akan didengar oleh istri dan anaknya yang kini telah berada dalam cengkraman sang mertua tiri.

"Aku akan membalas mu, Any! Hiyaah!" Adam berteriak seraya menekan kedua tangan dan kakinya ke arah luar.

Tiba-tiba, prakk!

Kedua utas tali yang mengikatnya terbuka dengan kekuatannya.

Adam memandang kedua tangannya seakan tak percaya dengan yang baru saja dilakukannya.

"Apakah Aku bermimpi?"

"Sekuat inikah diriku?"

Lantas ia berdiri dari rerumputan dan melangkah mengikuti arah jalan tol yang tertuju ke sebuah kota.

Ia berjalan mengikuti garis tol, hingga tak terasa langkahnya telah berada di Kota Wales. Tempat kelahirannya.

Ia menyusuri setiap sudut kota hingga akhirnya merasa kelelahan dan tanpa arah tujuan, Lantas Adam duduk untuk beristirahat di emperan ruko yang kosong. Dengan memandangi hiruk pikuk kota.

Rasa laparnya terasa terus menyiksa perutnya. Namun apalah daya, kini Adam tak memiliki sepeserpun uang.

Di tengah lamunannya, tiba-tiba sebuah mobil Wrangler berhenti tepat di depannya.

Lalu dua pria bertubuh tegap, berpakaian militer serta berkaca mata hitam keluar dari mobil.

Salah satu pria itu menghampiri Adam yang tengah merenung seorang diri. Dan tiba-tiba saja sang pria bertubuh tegap itu melakukan penghormatan militer di hadapan Adam.

"Hormat kami padamu Dewa Perang! Akhirnya kami menemukanmu, kami adalah utusan dari Special Force 202. Kami sudah mencari keberadaan anda selama 2 tahun ini. Kembalilah, Kami sangat membutuhkan anda!" seru Seorang pria yang bertubuh tegap lengkap dengan lencana di seragam militernya.

Sontak Adam terheran-heran dengan seseorang yang tiba-tiba saja melakukan penghormatan di hadapannya.

"Apa kau bercanda? Bahkan aku tidak mengenal siapa kalian!" seru Adam.

"Saya akan menunjukkan sesuatu kepada Anda,"ucap seseorang tersebut.

Lalu pria tersebut memberikan sebuah foto dari balik jaketnya.

Dalam foto tersebut, terlihat jelas wajah Adam terpampang berada di tengah barisan para anggota militer dengan pangkatnya lengkap di sekujur tubuh.

Adam seketika terpaku memandang dirinya dalam foto tersebut.

Begitu gagahnya dan sangat berwibawa. Namun tiba-tiba pikirannya berubah. Ia berfikir bahwa dua pria tersebut berniat menipunya.

"Kalian pasti berbohong!"

"Ini tidak mungkin! Foto itu editan!"

"Kalian sindikat perdagangan manusia yang menyamar jadi tentara!"

Adam langsung berlari layaknya orang gila yang akan ditangkap oleh petugas.

Dua intelegent itu langsung mengejar Adam. Namun gerakan Adam yang begitu cepat membuat dua pria itu kewalahan.

"Jendral Besar! tunggu!"

"Jendral!"

"Kami adalah utusan yang ditugaskan untuk mengembalikan anda ke dalam tubuh Special Force 202!" Teriak pria bertubuh tegap tersebut, berusaha meyakinkan.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
juan effendi
jgn dibaca...ntar dua tahun ga habis habis......
goodnovel comment avatar
Marjit Tina
baik untuk yang suka seni bela diri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status