Kevan Hanindra, 25 tahun, pria miskin yang beruntung bisa menyelesaikan kuliah di universitas bergengsi kota Baubau. Dia memiliki 2 pekerjaan paruh waktu. Yaitu sebagai bodyguard anak tunggal keluarga Darwin yang memiliki sakit lemah jantung dan sebagai anak buah rentenir. Dihina dan diremehkan adalah hal biasa baginya. Namun mendadak, takdir membawanya menjadi kaya raya. *** IG: @zoyaalicia_dmitrovka
View More"Kak Kevan, tolong aku!" Suara Ciara tercekat di tenggorokan. Dia sudah lelah menangis. Dia mencoba tetap bernapas di tengah kepulan asap yang semakin tebal.Tangan kiri Ciara memegang railing balkon. Sedangkan tangan kanannya terus melambai. Suara sirene mobil pemadam kebakaran sudah terdengar. Setidaknya ada sedikit harapan untuk selamat dari tragedi kebakaran ini. Api dari dalam kamar Ciara berangsur membesar dan membakar hampir setengah balkon. Api itu berasal dari lantai satu. Ciara mulai sesak napas. "Kak Kevan, aku takut. Aku mau liat Papi dan Mami selamat. Nggak apa-apa kalo aku mati, tapi mereka jangan."Jantung Ciara mulai melemah. Dia berkeringat dan kepalanya mulai terasa berdenyut. Di saat bersamaan, cairan merah keluar dari hidung Ciara. Dia segera menyeka dengan punggung tangannya."Hmm?"Ciara melihat darah segar mulai mengalir dari hidungnya. Dia berusaha menenangkan diri.Ciara mengambil obat jantung dari saku jaket, lalu membukanya. Kedua tangan Ciara berkeringa
Semua orang di dalam ballroom Hanindra Orion Hotel tampak bahagia melihat pasangan Kevan dan Ciara memamerkan senyum. Suasana romantis yang syahdu sangat terasa. Kedua orang tua dari pihak Kevan dan Ciara menitikkan air mata."Pi, akhirnya keinginan Mami terwujud hari ini. Mami udah lama banget pingin Cia sama Kevan berdampingan kayak gini."Felicia sibuk menyeka air mata dengan tisu. Dia melihat Rudi juga menangis sambil menggenggam erat tangan sang istri. Mereka berdua baru sekali ini melihat Ciara tersenyum tanpa beban. Felicia bertanya, "Cia keliatan happy banget ya, Pi?"Rudi angguk-angguk. Di kala hari bahagia anaknya, Rudi justru belum pulih dari stroke yang dideritanya. Dia masih tidak dapat berbicara dengan baik dan berjalan dengan normal. Dia masih bergantung pada kursi rodanya."Heemm ... hemmmm...."Rudi merespon perkataan Felicia. Sang istri pun mengerti maksudnya."Nggak apa-apa, Pi. Kita berdua masih bisa liat Cia bahagia sama Kevan aja udah bersyukur. Iya kan, Pi?"Fe
14 hari kemudian.Hari ini adalah hari Sabtu ke-3 pada bulan Desember. Hujan rintik-rintik mengguyur kota Paloma. Namun, tidak menghambat acara yang sudah ditunggu-tunggu oleh semua orang. Selain hari peringatan ulang tahun Kevan yang ke-26, dia dan Ciara akan mengadakan acara pertunangan yang digelar di ballroom mewah Hanindra Orion Hotel di kota Paloma. Acara pertunangan ini dimulai pada pukul 06:00 sore dan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat, sahabat, dan relasi bisnis saja tanpa sorot kamera. Bisa dibilang acara pertunangan Kevan dan Ciara sangat tertutup. Semua itu bukan tanpa alasan. Kevan hanya ingin menghindari hal-hal buruk yang kemungkinan akan menimpa keluarga kedua keluarga."Tuan Muda, coba liat ini!"Ziyad menyodorkan handphone kepada Kevan. Di layar handphone tertera sebuah notifikasi yang berhasil membuatnya tercengang."Paman Julian udah transfer sahamnya ke akun aku?" Kevan tersenyum penuh arti. "Itu bagus, Ziyad. Dia mencoba menunjukkan ketulusannya.""Bener,
"Peluru itu tembus ke dada Kakek. Beliau saat itu nggak pakai rompi anti peluru. Karena Kakek pikir, nggak akan ada bahaya lagi karena udah mau naik pesawat."Ciara mengingat cerita tentang Abby Darwin dari ayahnya. Dia menyampaikan kisah itu tanpa ada bagian yang terpenggal ataupun ditambahkan. Ya, Ciara bercerita apa adanya. "Terus, Jenderal Christian dan Jenderal Joe memburu pelaku." Ciara berhenti bercerita. Lalu, dia menatap Derren. "Walaupun pelaku akhirnya tertembak, tapi nyawa Kakek nggak bisa diselamatkan.""Dan, permintaan terakhir Tuan Abby adalah menjaga keluarganya, terutama Cucu satu-satunya," kata Derren menambahkan.Christian berkata, "Saya nggak sangka, kamulah yang dimaksud Abby, Ciara." Christian maju, dan memeluk Ciara. Akhirnya, hati Christian melunak. Dia tidak lagi mempermasalahkan hubungan Kevan dan Ciara."Data keluarga Darwin dihapus oleh pemerintah saat itu juga. Alasannya demi keamanan. Usaha kami sia-sia. Kami gagal tembus pertahanan data," ujar Christi
Laura memakai sarung tangan putih. Walaupun usianya tidak muda lagi, dia tetap terlihat menawan karena perawatan kulit yang mahal. Laura tersenyum saat Kevan menyapanya."Halo, Nyonya Laura!" Kevan menyapa istri Derren dengan lembut, lalu mencium punggung tangannya.Laura menatap Kevan sambil melamun. Sesaat kemudian, kedua matanya berkaca-kaca. 'Apa ada yang salah sama sikapku? Nyonya Laura kok keliatan sedih gitu, sih?' Kevan bertanya-tanya. Namun, dia tetap tersenyum.Saat Kevan hendak melepaskan tangan Laura, Wanita itu menahannya. 'Kamu benar-benar mirip Baron, Van,' kata Laura dalam hati sambil terus menatap wajah tampan Kevan. 'Kamu ... suatu saat nanti, kamu pasti akan bertemu sama Baron kami.'Laura mengusap wajah Kevan dan tanpa sadar, dia tersenyum. Menyadari ada yang tidak beres dengan istrinya, Derren segera mengambil sikap. Derren menegur Laura. "Cukup, Laura! Nanti Kevan jadi malu."Laura mengerjap. Dia buru-buru melepaskan tangannya dari wajah Kevan. "Ah, aku cuma
Sabtu sore di balai kota Paloma. Semalam, Kevan dan Ciara tidur di kamar terpisah. Walaupun begitu, Kevan gelisah sepanjang malam sehingga dia memutuskan untuk tidur di sofa panjang kamar Ciara. Akibatnya, badan Kevan terasa pegal-pegal. Kevan dan Ciara baru saja sampai di balai kota Paloma tepat pukul 06:00 sore waktu setempat. Dia menggandeng tangan Ciara dan membawanya masuk dengan penjagaan yang ketat.Ketika melewati karpet merah, Kevan dan Ciara menyempatkan diri untuk melakukan beberapa pemotretan. Banyaknya pasang mata teralihkan saat kedatangan pasangan Kevan dan Ciara."Tuan Kevan dan Nona Ciara emang pasangan serasi," puji seseorang. "Mereka berdua cocok banget!"Seseorang menimpali. "Bener! Aku setuju. Walaupun Tuan Kevan nggak putih, tapi dia tetep ganteng. Nona Ciara cantik alami. Liat aja riasannya!""Riasan Nona Ciara bener-bener tipis dan berhasil menambah kesan natural," kata seorang perempuan.Kevan memiliki kulit sawo matang. Dia datang mengenakan pakaian serba
Ciara berjalan dengan anggun menghampiri Kevan. Semua orang melihatnya sambil menebak-nebak jalan pikiran Ciara. Apakah Ciara akan mengajak Kevan menikmati The Macallan 31 years sebagai perayaan kemenangan mereka atas keluarga Julian? Ataukah, sebagai perayaan pertunangan mereka?Ciara berdiri di sisi kiri Kevan. Dia mendongakkan kepala saat menatap Kevan. Kemudian, dia tersenyum."Cia, kamuー"Kevan mendadak diam saat Ciara memalingkan wajahnya. Ciara tidak mengatakan apapun.Ciara maju beberapa langkah hingga berada di depan Livy dan Julian yang masih berlutut. Dia mengangkat botol wine tinggi-tinggi. Kemudian tanpa terduga, dia mengguyur Livy."Aaahhhh!" Livy memekik sambil mendongakkan wajah. Dia sedikit panik. Dia menatap Ciara yang tersenyum."Kamu?! Kenapa kamuー"Livy kebingungan. Dia bisa saja berdiri dan melawan Ciara. Namun, dia tidak melakukannya. Karena itu sama saja dengan menyinggung Ciara untuk ke-2 kalinya. Berada di posisi yang serba salah, maka Livy hanya bisa pasr
Awalnya, semua orang di mansion keluarga Hanindra mengira bahwa status dan kekayaan Kevan berasal dari keluarga Hanindra. Dengan kata lain, Kevan memanfaatkan pengaruh keluarga Hanindra untuk menyokong hidupnya yang semula miskin menjadi kaya raya seperti sekarang. Sekarang ini, identitas tersembunyi Kevan telah terkuak dan berhasil membuat mereka tercengang tidak berdaya. Kevan sedikit puas telah memberikan tamparan keras kepada mereka yang telah menghina dia dan keluarganya. Lalu, mengapa Kevan masih belum bisa puas sepenuhnya?Apakah Julian dan Livy akan lepas dari jerat masalah dengan Kevan?Bruk!Julian berlutut di hadapan Kevan. Padahal Kevan berdiri dengan menyamping. Semua orang dibuat terkejut dengan tindakan Julian, termasuk Leon Hanindra yang perasaannya sekarang tidak karuan."Kevan, Jasmine adalah Kakak pertama. Tapi, saya udah keterlaluan sama anaknya. Saーsaya ... saya mengaku salah."Julian melontarkan kata-kata dengan nada penyesalanーentah tulus atau tidak! Bibirnya
"Tunggu di sini! Aku punya kejutan buat kamu, Ciul nakal!" Kevan berbisik dengan lembut. Dia melihat wajah Ciara tersipu malu. Sejak menyematkan cincin berlian di jari Ciara, sikap Kevan berubah jauh lebih lembut daripada sebelumnya. Dia selalu memperlakukan Ciara dengan istimewa. "Iya," sahut Ciara. Ciara bertanya-tanya, 'Kak Kevan mau ngapain lagi?' Meskipun penasaran, Ciara tetap duduk dengan patuh. Suasana di ruang makan pun semakin menegang. Semua orang mengabaikan hidangan makan malam lezat yang tersedia di atas meja. "Tuan Kevan, ini majalahnya." Angga memberikan sebuah majalah kepada Kevan. Setelah mengambil majalah tersebut, Kevan berjalan ke tengah meja makan. Kemudian, dia melemparkannya. Brak! Suara benturan majalah dengan meja makan lumayan nyaring. Gisele yang berada di dekat majalah tersebut nyaris pingsan. Gisele bertanya dengan kedua mata melotot, "Van, iーini ... pria yang di cover depan majalah Fortunes ini kamu?!" "Seriously?!" teriak Magenta. Dia melem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.