Share

Bab 16. Kedalaman Hati

Sebenarnyalah bahwa Sedah Mirah terkejut mendengar kehadiran ketiga orang itu. Ketika mendengar suara orang halaman maka ia-pun bertanya kepada pembantunya, “Siapa yang datang?,”

“Pawana.” jawab pembantunya itu.

“O,” Sedah Mirah-pun segera bangkit dan keluar kehakiman lewat pintu samping. Pawana tentu sudah bertemu dengan Pawana dan Ki Waskita di jalan, karena keduanya belum terlalu lama berangkat menuju ke Saung Galuh.

Ketika Sedah Mirah kemudian melihat Pawana yang menuntun kudanya, maka seperti yang disangka oleh Pawana, maka Sekar Mirah-pun berdesis, “Bukan main. Itulah kuda yang kau dapat dari Mataram?”

“Ya,” sahut Pawana berbangga, “Pangeran Ardhakusuma benar-benar telah memberi aku seekor kuda sebagaimana dijanjikannya.”

Sedah Mirah-pun ternyata lebih tertarik kepada kuda itu dari pada mempertanyakan keselamatan Pawana. Menurut Sekar Mirah agaknya kedatangun Pawana itu sudah merupakan pernyataan dari keselamatannya.

Namun setelah mengamati kuda itu sejenak, maka Sedah Mirah-pun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status