"Jangan biarkan ketakutan menghalangi langkahmu untuk meraih impianmu." - Chloe Adams -
Aurora mempercepat langkah kakinya. Dia akan bertemu William di ‘Joe & the Juice’ jam tiga sore.Gadis belia itu begitu bersemangat untuk bertemu William. Setelah memasuki cafe itu, Aurora segera mencari sosok pemuda yang sudah berjanji untuk menemuinya.Pling!Pintu depan cafe itu terbuka dan seorang pria bertubuh kekar masuk sambil mendorong sebuah kursi roda. Seorang pemuda yang sangat manis dengan rambut pirang yang sangat indah duduk di atas kursi roda itu.Aurora awalnya mengacuhkan dan kembali menyisiri cafe itu dengan matanya yang sipit. Namun, dia tiba-tiba berbalik dan menatap pemuda yang duduk di kursi roda tersebut.Gadis belia itu seperti mengenal kursi roda itu. Itu adalah kursi roda kosong yang pernah dikirim William padanya.Aurora berdiri terpaku dan menatap pemuda itu.“Maaf, apakah kamu yang bernama Aurora?” sapa pemuda itu dengan sopan.Aurora hanya mengangguk dan menatap pemuda itu dari atas sampai bawah.“Kamu siapa?” tanya Aurora dengan suara tercekat.“I am Will
Tubuh Chloe yang tadinya berdenyut-denyut liar, langsung tersadar saat Mateo menanyakan kembali pertanyaan yang sama“Sampai di mana kau ingin meneruskan permainan ini, Chloe?”Napas Mateo tersengal-sengal. Kalau menuruti keinginannya, dia tidak akan mengajukan pertanyaan itu. Apalagi sel-sel tubuhnya yang juga meraung-raung ingin menyatu dengan tubuh Chloe yang menggoda. Dia bisa merasakan pembuluh-pembuluh darahnya seperti hampir meledak.“I am sorry,” bisik ChloeDia menggulingkan tubuhnya ke samping Mateo dan berusaha untuk tidak menyentuh pria itu. “No! Don’t say that. Aku yang sudah menggodamu terlebih dahulu. Jadi aku yang seharusnya minta maaf,” bisik Mateo sambil menggenggam tangan Chloe.‘Sial, berbaring di sampingnya saja, kenapa bisa senyaman ini sih?’ maki Mateo dalam hati. Dia tidak pernah merasa senyaman ini saat bersama dengan seorang wanita. Chloe memberikan semua yang dia butuhkan dari seorang wanita.“Aku juga ikut menggodamu,” balas Chloe lirih. Dia sendiri sedang
"Chloe, coba kamu cicipi udang goreng kesukaanku," tawar Mateo sambil meletakkan beberapa potong udang goreng crispy di piring Chloe. Dengan penuh semangat Chloe meraih sepotong udang goreng crispy. Baru saja gadis itu menikmati potongan udang goreng tersebut, wajahnya langsung pucat. Dia meraih kain serbet yang ada di atas meja dan menutup mulutnya.Mateo melompat kaget dari tempat duduknya. Dia takut alergi kacang yang diderita Chloe menyerangnya.“Chloe! Are you alright?” tanya Mrs. Ryder ikutan panik.Chloe tidak menjawab. Perutnya bergejolak dan dia ingin mengeluarkan isi perutnya saat itu juga.“Chloe, honey… Look at me,” pinta Mateo dengan lembut. “I need to go to the restroom,”ucap Chloe lemah.Mateo langsung memapah Chloe ke kamar mandi. Chloe sendiri bingung dengan tubuhnya. Dia tidak pernah bereaksi terhadap udang atau semua jenis makanan laut sebelumnya. Apalagi dia termasuk pencinta sea-food. Ikan, udang, kerang, kepiting dan rumput laut, adalah makanan kesukaannya.Beg
“Jangan makan sayuran mentah!” cegah Mateo panik.Chloe langsung menghentikan kegiatannya dan memandang Mateo dengan penuh tanda tanya.“Kenapa Chloe tidak boleh makan salad?” tanya Mrs. Ryder dengan pandangan aneh.“Karena, eeemmm, karena. Maksudku… Aku takut ada campuran minyak yang mengandung kacang dalam salad. Chloe kan alergi kacang, Mom,” jawab Mateo terbata-bata.“Oh, tapi bukannya Diana sudah tahu kalau Chloe alergi kacang?”Kini, Mateo bukan lagi kebingungan bagaimana cara menjawab pertanyaan mommy-nya. Tapi dia malah terpesona karena Mrs. Ryder bisa mengingat cerita-nya. Dia memang sempat menceritakan tentang alergi Chloe, di malam setelah Chloe pertama kali bertemu dengan mommy-nya.“Diana! Diana!” seru Mrs. Ryder. Dia tidak sabar menunggu jawaban dari mulut Mateo.“Yes, Madam.”Diana bergegas mendekati Nyonya rumah tersebut.“Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?”“Minyak jenis apa yang kamu campur dalam salad itu?”“Minyak zaitun asli, Nyonya.”“Apa kamu yakin minyaknya tida
Ella menyalakan radio dan memilih channel favoritenya. Malam ini, dia harus menemui Chloe dan menunjukkan rekaman video dari wanita yang telah memasukkan obat terlarang ke dalam salah satu gelas anggur mereka.Dia sebenarnya ingin menanyakan langsung kepada orang yang bersangkutan, tapi instingnya mengatakan bahwa Chloe harus tahu lebih dulu tentang hal ini.Tak lama kemudian mobilnya meluncur di jalan utama. Perjalanan ke rumah Chloe dari tempat tinggalnya memakan waktu dua puluh menit.Begitu tiba di sana, Ella segera menuju ke apartment Chloe dan memencet bel pada pintu utama.“Hello!”Terdengar suara pada interkom dari apartemen Chloe yang langsung terhubung dengan tamu yang biasanya menunggu di pintu utama.“Hi, Chloe! Ini aku Ella. Bolehkah aku masuk?”“Hi, Ella. Ini dengan aku, Freya. Chloe masih di luar dan aku tidak tahu kapan dia kembali, tapi kamu bisa menunggu di dalam kalau kamu mau.”Ella terlihat ragu-ragu, tapi akhirnya dia memutuskan untuk menunggu Chloe di mobil saja.
Audrey berjalan lenggak-lenggok di atas catwalk. Ratusan pasang mata menatap gadis yang memang sangat cantik itu. Semua memuji kecantikan dan cara dia berjalan di atas panggung.Audrey tidak sendiri, rekan-rekan sesama profesinya akan tampil di hadapan ratusan tamu-tamu yang berduit.Busana yang mereka akan tampilkan untuk tamu-tamu malam itu adalah trend busana musim dingin yang sebentar lagi akan tiba.Mantel-mantel musim dingin yang sangat cantik dan modern terlihat begitu modis dan indah membalut tubuh model-model cantik yang bernaung di bawah Agency Modelling Heartbreak.Agency milik Albert memang selalu mencari model-model mulai dari usia tujuh belas tahun sampai tiga puluh lima. Itu adalah batas umur yang ditentukan oleh Albert sendiri.Dia hanya mau model yang berwajah segar, tidak peduli warna kulit apa, yang penting umurnya masih muda dan cantik.Setelah show berlangsung selama tiga puluh menit, terdengar suara tepuk tangan yang meriah memenuhi podium itu. Benar-benar sangat
“Hi, Chloe! Baru pulang?” sapa Freya dengan riang dari pintu kamar mandi saat melihat Chloe sudah pulang. Rupanya Freya baru saja selesai mandi.“Hmm,” balas Chloe singkat. Dia menuju ke dapur dan mengambil sebuah gelas lalu mengisinya dengan air minum.“Are you alright?”“I don’t know.”“What do you mean?” tanya Freya sambil menghampiri Chloe. Dia cemas melihat wajah Chloe yang pucat pasi seperti orang kekurangan darah.“Aku lelah. Good night!” ucap Chloe yang langsung pergi tanpa memperdulikan Freya. Melihat Chloe yang pergi begitu saja, dia langsung menahan tangan Chloe. “Please, tell me! Kalau ada masalah, ceritakan padaku. Siapa tahu aku bisa membantumu.”Chloe menghembuskan napas dengan cepat.“Aku capek dan ingin beristirahat sebentar, Freya.”“Kau sudah makan? Aku bisa buatkan makanan kesukaanmu.”Mendengar tawaran Freya, ingin rasanya Chloe menganggukan kepala dengan cepat. Dia sebenarnya lelah dan lapar. Hanya sedikit makanan yang dia konsumsi hari ini. Bahkan semuanya suda
“Kamu kenapa?” tanya Chloe bingung. Freya menunduk dan hanya menyerahkan ponsel itu kepada Chloe. Salah satu tangannya mengepal menahan emosi yang mendalam.“Hey, hey… Kenapa wajahmu seperti itu? Apa yang telah terjadi?”Freya berlutut di depan Chloe. “Kenapa kamu tidak mengatakan kalau salah satu dari kita telah mengkhianatimu pada malam pesta lajang itu?” bisik Freya geram.“Dari mana kamu tahu? Kamu melihat video di ponselku?”“Ponselmu tidak terkunci. Lalu tanpa sengaja aku menekan tombol galeri. Ada video kiriman dari Ella di sana. Aku melihat semuanya.”Chloe meraih tangan Freya. “Kamu mau menemaniku untuk berbicara dengan orang tersebut?”“Aku ingin menjambak-jambak rambutnya sekarang. Selama ini aku mempercayainya, dan bahkan menganggapnya seperti seorang kakak.”Freya tidak bisa menyembunyikan kemarahan yang dia rasakan. Dia benar-benar ingin menghajar gadis yang telah mencelakai Chloe. Padahal selama ini, Chloe selalu baik dan manis kepada mereka semua. Begitu teganya dia