Shean memaksa agar Zaheera menatap matanya yang nakal itu.
“Anda, anda akan menyesal karena salah orang,” ucap Zaheera.
“Cepat lepaskan…..” teriak Zaheera. Zaheera mencoba mendorong pria yang ada diatasnya. Dengan menyentuh dada Shean. Tapi tenaga wanita itu tidak bisa sedikit pun menggeserkan tubuh Shean.
“Apa kau sedang meraba dadaku cantik?” tanya Shean. Shean meraih tangan wanita itu dan mengarahkan kebagian bawahnya sendiri.
“Yang harus kau raba itu ini…. Kau akan tahu kalau ini sudah mengeras,” goda Shean.
Zaheera sangat jelas menyentuh bagian bawah Shean yang sudah sangat keras itu.
“Aaaaakkhhhh…” teriak Zaheera menarik kembali tangannya.
“Sialan…. Apa itu, apa itu kel***n nya? Tanganku….” gumam Zaheera merinding.
“Hahahaha….. bagaimana? Kau juga pasti akan puas bersamaku,” Shean mencium ujung hidung Zaheera. Shean melanjutkan dengan mencium lagi batang leher gadis yang berusaha menghindar. Dihisapnya dan mengigitnya pelan sehingga menimbulkan bekas berwarna merah.
“Sssshhh…. Lepas….” Zaheera masih meronta untuk melepaskan diri.
Kini tangan Shean sudah menyelinap di dalam kaos hitam yang di kenakan Zaheera. Sementara tangannya yang sebelah kiri menahan tangan kanan Zaheera berada di atas kepala gadis itu. Perut gadis itu di usap-usap pelan, yang membuat Zaheera merasa kegelian namun tetap saja merasa sangat ketakutan. Sementara kedua kaki wanita muda itu berada di tengah-tengah kaki Shean yang masih memakai handuk. Shean ingin membuka kaos yang di pakai Zaheera dengan menaikkan ke atas kepala, hingga tampak bra berwarna putih yang semakin menggoda nafsu pria itu.
“Akkkhhhh….. hentikan. Jangan lihat itu…” teriak Zaheera.
“Kenapa? Kau memiliki dada yang sangat indah, jadi jangan di sembunyikan lagi,” jawab Shean yang mengelus isi dari bra yang di kenakannya.
“Bagaimana ini, aku tidak mau di perkosa pria bren***k ini. Aku tidak mau……” gumam Zaheera yang menangis.
“Jangan menangis, tidak ada gunanya. Itu akan membuat ku semakin bergairah,” ucap Shean.
“Tolong jangan hancurkan masa depan saya, Saya mohon. Saya bukan wanita yang seperti anda pikirkan, Pak. Saya mohon….” mohon Zaheera yang sudah menangis dengan derasnya.
“Saya hanya….."
“Mmmuuaaccchhh…” Shean menutup mulut gadis itu dengan cara menciumnya. Ciuman yang sangat dalam dan lama. Zaheera terkejut. Berusaha melepaskan ciuman itu, tapi di tahan dengan salah satu tangannya. Sekarang Shean memasukkan lidahnya, mencari-cari lidah gadis itu yang sengaja menghindar. Bibir bawah wanita itu pun tidak lepas dari hisapannya.
“Hhmmm…. Ternyata bibirmu sangat manis sekali. Apa kau sebelum nya mengoleskan madu di bibirmu?” tanya Shean yang melepaskan ciumannya sejenak. Wanita itu tidak menjawab, hanya airmatanya yang mengalir mewakili jawaban dari pertanyaannya. Kini Shean ingin menciumnya lagi, namun kaki kiri Zaheera menendang dengan kuat bagian bawah Shean yang sangat penting.
“Sssssshhhhh…..” rintih Shean yang spontan melepaskan tangan nya dari tangan Zaheera. Dengan cepat wanita itu bangkit dari ranjang ingin segera pergi. Baru bergerak sedikit, Shean sudah menarik kembali tangan wanita itu hingga terjatuh dan berbaring lagi di tempat tidur.
“Kau mau kemana cantik. Kan sudah aku bilang, kau tidak boleh pergi sampai kau bisa memuaskanku. Itu pun sampai aku puas. Kemarilah…. Aku akan memberikan mu bonus yang besar,” Shean kembali mencium bibir Zaheera dengan buas. Lebih lama dan lebih ganas. Membuat wanita itu tidak bisa bernafas. Zaheera tidak berpengalaman dalam hal berciuman, karena dia belum pernah melakukannya. Di lihat wajah wanita itu sudah memerah dan menahan nafas, akhirnya Shean melepaskan ciumannya agar Zaheera bisa mengambil nafas.
Bergantian dengan mencium seluruh bagian lehernya, bukan cuma satu saja tapi ada banyak bekas merah yang tertinggal.nDan tangannya kembali menggerayangi perut dan dada Zaheera.
ceklek...
Seseorang membuka pintu dan masuk kedalam.
“Bos, saya sudah bawa wanita yang akan menemani malam Anda,” ucap Alex yang membawa seorang wanita penghibur yang sangat seksi dan cantik karena polesan makeup.
Shean melihat di belakangnya, Alex dan wanita itu. Zaheera segera mendorong tubuh Shean yang masih ada di atasnya, membuat pria itu yang tidak waspada jatuh setengah berbaring. Zaheera yang sekarang sudah turun dari ranjang, mengambil tas dan topinya, lalu segera berlari meninggalkan lokasi yang hampir membuatnya kehilangan keperawanannya.
“Ternyata dia bukan wanita yang di pesan Alex. Aku pikir itu hanya alasan nya saja untuk menarik perhatianku,” gumam Shean duduk memegang kepalanya. Alex merasa heran dan penasaran siapa wanita yang ada bersama dengan bosnya.
“Bos, wanita ini…"
“Keluar. Bawa dia keluar,” suruh Shean yang sudah sangat kesal.
“Tapi tuan, Anda meminta saya..."
“Keeelluaaaarrr…!!!” teriak Shean dengan marah. Mereka terkejut, karena baru itu bos nya menyuruh pulang wanita yang akan melayaninya. Alex dan wanita itu pergi meninggalkan Shean yang gelisah, marah dan sangat kesal.
“Breng**k… dia malah pergi begitu saja,” ucapnya memukul tempat tidur.
“Sudah seperti ini, aku harus mengurusnya sendiri,” ucapnya. Shean turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan hasrat yang belum dilampiaskannya.
“Wanita itu… dia bisa membuat ku sangat bernafsu dan bergairah sekali. Siapa dia? Aku harus menemukanmu. Dan kau harus melayani ku sebagai pembalasannya….” ucap Shean memainkan pe**s nya.
**********
Zaheera yang masih berusaha lari menjauh dari tempat itu. Air matanya masih terus mengalir. Dia sangat ketakutan sekali. Sedikit lagi dia akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga yang sudah dia jaga untuk suami masa depannya. Sesekali dia melihat kebelakang, takut kalau pria gila itu mengejarnya.
“Ini semua gara-gara Izzati. Hampir saja aku akan di ‘makan’ om-om,” gumam Zaheera.
“Aku harus secepatnya keluar dari sini. Bodo amat dengan pacar nya yang selingkuh. Aku tidak mau menyelidikinya lagi,” gumamnya lagi dengan berlari.
*************
Shean sudah menyelesaikan melampiaskan hasratnya seorang diri. Sekarang di tangannya sudah ada ponsel milik wanita itu yang kelupaan di bawa.
Berdiri di depan jendela kaca melihat pemandangan di bawahnya.
Tok... Tok...Tok...
“Masuk,” jawab Shean.
“Bos, ada apa anda memanggil saya?” tanya Alfa, salah satu asistennya.
“Cepat cari si pemilik ponsel ini, dan beritahu aku di mana dia,” suruh Shean melemparkan ponsel kearah Alfa dan dengan sigap asistennya berhasil menangkapnya.
“Baik bos,” jawab Alfa.
“Apa ada lagi bos?” tanyanya menunggu perintah.
“Tidak ada. Dan keluar,” jawab Shean yang dari tadi sangat kesal.
Esok harinya Zaheera berangkat bekerja dengan perasaan was-was. Sepanjang malam dia tidak bisa tidur. Teringat kejadian buruk yang menimpanya. “Zera, kamu kemana aja sih. Kenapa aku telpon, aku WA in tapi kamu gak jawab. Marah ya,” Izzati yang sudah sedari tadi menunggu sahabat nya itu. Zaheera melihat sinis Izzati yang langsung memberikan pertanyaan. “Zeera, kamu kenapa? Kok diam saja. Apa kamu ada masalah?” tanya Izzati penasaran. “Diam lah Zati. Jangan bahas lagi yang kemarin.” Ketus Zeera memakai seragam kerja nya. “Kenapa? Apa kau ketahuan si Rayan? Apa dia menyakiti mu?” tanya Izzati yang berubah menjadi panik. Dihampirinya Zeera untuk memberikan perhatiannya. “Zeera, apa dia menyakiti mu? Tolong katakan pada ku, aku khawatir banget sama kamu,” sahabatnya itu menepuk bahu Zeera yang diam namun memikirkan sesuatu. Zaheera melihat Izzati yang sudah sangat khawatir padanya. Matanya berkaca-kaca. Antara malu dan marah untuk m
Shean yang berada di dalam mobil itu mengamati target nya. Dia tidak ingin menunjukkan dirinya dulu. “Apa tuan Shean sedang melihat wanita itu? tapi kenapa tidak langsung membawanya?” tanya Alfa di dalam hati. “Masih terasa bibir mu di bibir ku cantik,” gumam Shean. Zaheera tidak sadar kalau ada yang sedang mengamatinya. “Zeera, apa kau akan membeli ponsel baru lagi?” tanya Izzati. “Iya, mau bagaimana lagi. Kalau aku tidak ada Hp, aku tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun, termasuk denganmu,” jawab Zeera. “Apa kau juga akan memberikan sebagian gaji mu pada mereka?” tanya Izzati. Gadis itu diam, belum memberikan jawaban. “Zeera, kenapa sih kau masih saja mengurusi mereka, sementara mereka saja tidak perduli padamu,” Ucap Izzati yang prihatin pada sahabatnya itu. “Zati, mereka juga keluarga ku, mama kandung ku, walaupun dia menikah lagi. Aku tidak bisa mengabaikannya,” jawab Zeera menundukkan wajahnya. “Zeera, ambil in
Di toko roti semua sedang sibuk bekerja melayani pembeli. Hari ini sangat banyak sekali pengunjung. Sesekali Zaheera membantu melayani mereka. “Terimakasih atas kunjungannya, silahkan datang kembali,” ucap Izzati sembari mengembalikan kembalian uang pembeli. 3 karyawan lainnya bertugas membersihkan dan mengantar pesanan. Dua karyawan yang berjenis kelamin laki-laki terkadang mengantar pesanan pembeli yang minta delivery. “Zeera, besok kan toko off tuh, jalan yuk,” ajak Izzati. “Aku juga memang berencana seperti itu sih. Mau beli Hp baru,” jawab Zaheera. “Kalau begitu aku temani ya. Sekalian kita makan ice krim dan beli pakaian. Ada pakaian yang dari bulan lalu ingin aku beli," pinta Izzati merapikan uang penjualanan. “Boleh,” Jawab Zaheera merapikan sisa dagangan. “Eh… kalian mau jalan –jalan ya. Ikut dong. Biar ramai,” Yanto, yang sedang membersihkan meja mendengar. “Mmmm…. Gimana ya. Lain kali aja deh,” Izzati menolak
Shean hanya mengambil 2 jenis kue yang rasa kopi dan moca saja. “Lalu bagaimana dengan sisanya tuan?” tanya Tristan menunjukkan jumlah yang masih sangat banyak itu. “Apa di buang saja?” canda Tristan menaikkan salah satu alisnya. “Sembarangan kau. Berikan pada karyawan-karyawan lain. Mereka pasti mau,” suruh Shean. “Baiklah tuan. Ini aku sisakan untuk Alfa dan Alex. Nanti mereka menangis lagi kalau tidak di beri,” Tristan memilih bagian untuk kedua rekannya. Tristan membagikan sisa kue itu pada pekerja lainnya. Mereka sangat senang mendapatkan pemberian dari atasannya. Lalu kembali masuk lagi keruangan atasannya. Shean melihat bentuk dan warna kue yang ada di genggamannya. Pria itu tidak biasa memakan makanan seperti itu. “Apa ada masalah dengannya? Ada yang mengganggu? Menggodanya?” tanya Shean menggigit kue. “Tidak ada tuan. Kalau saya lihat ada 5 karyawan termasuk nona itu. dua di antara nya adalah pria,” jawab Tristan yang
Hari berikut nya anak buah Shean datang ke rumah Suriani. Rumah kontrakan yang sangat sederhana. Di dalam rumah itu yang ada hanya Liana saja, Suriani dan papanya berada di luar di tempat yang berbeda. Liana yang sedang sibuk dengan ponsel nya. Tidak menyadari kedatangan beberapa pria berpakaian hitam dengan badan yang besar. Tok… Tok.. Tok… Liana melihat siapa yang mengetuk pintunya yang tertutup. Dia keluar dari kamar. “Siapa sih yang datang?” gerutunya. Ceklek… Gadis itu melihat mereka yang berwajah seram. “Ka….kalian siapa? Dan ada perlu apa?” tanya Liana. “Dimana perempuan satu lagi yang tinggal di sini?” tanya salah satu dari mereka. Liana berpikir siapa yang di maksud mereka. “Siapa? Tolong berbicara yang jelas, apa…" “Aaaaaaaakkkhhh……. Lepaskan……aaaakkkhhh….." Pria-pria itu menarik rambut Liana dengan paksa, menyeret nya hingga keluar dari rumah. Banyak tetangga yang keluar melihat. “Ada apa sih? Kenapa
Zaheera sudah selesai memilih 3 pasang sepatu dengan model yang sama hanya berbeda warna saja. Lalu melakukan pembayaran. Shean, yang tubuhnya lebih tinggi dari kebanyakan orang, jelas sekali di mana dia berada. Zaheera pergi ke lokasi lain, Izzati mengikuti sahabat nya itu, sesekali matanya melirik kebelakang, dimana Shean yang masih mengikutinya. “Zati, kamu mau beli apa lagi?” tanya Zaheera melihat kiri dan kanan. “Mmm… aku, seperti nya kita makan dulu deh, aku udah laper banget nih,” ajak Izzati. Zaheera yang juga sudah lapar sepakat dengan tujuan Izzati. Mereka mencari tempat makan yang sesuai dengan lidah dan kantong mereka. Hingga mereka memutuskan pada satu tempat yang murah dan banyak menu. Shean tentu saja ikut. Walaupun sebenar nya dia sangat risih berada di tempat yang seperti itu. “Zeera, ada yang mencurigakan,” bisik Izzati. “Apaan?” Zaheera yang tidak sadar dengan kehadiran sosok yang mengikutinya. Dia pu
Shean, menikmati hentakan musik yang keras dengan penerangan yang remang. DJ memainkan musik untuk menghibur tamu nya. Waiters berkeliling membawakan pesanan minuman. Beberapa pria dan wanita yang duduk dekat dengan bartender, sambil mencari sasaran yang akan di hampiri.Di ruang VIP, Shean duduk dengan beberapa rekan-rekan kerja nya. Mereka tertawa bersama sambil memeluk wanita di kiri dan kanan.Dua wanita yang cantik dan seksi masuk untuk melayani Shean yang masih sendiri.Shean yang saat itu sedang birahi, melihat wanita itu dari bawah sampai ujung kepala. Apalagi di bagian dada, sempat berhenti beberapa detik.“Bos, apakah masih ada yang kurang?” tanya Tristan yang menemani Shean.“Cukup.” Jawab Shean, membuang asap rokok nya.“Hahahaha…. Shean, kau dari dulu tidak pernah berubah ya. Selalu saja suka bermain perempuan.” Tawa teman nya yang dari perusahaan lain.“kau sendiri? Bahkan
Alex dan Alfa sudah membawa Suriani dan Baroto, mereka di ikat dan mata nya di tutup. Mereka membawa nya ke sebuah rumah kosong. Daerah yang sepi secara penghuni dan rumah tetangga pun jarak nya jauh. Sedang menunggu kedatangan Shean yang dalam perjalanan.Dua orang itu juga sudah mendapat beberapa pukulan sebelum di bawa karena berusaha berontak dan melarikan diri.“Kalian siapa? Apa mau kalian?” Teriak Baskoro yang tidak bisa melihat dua orang yang membawa nya dan isteri nya.“Sebentar lagi kalian akan tahu, jadi diam saja. Anggap kalian bisa bernafas.” Ucap Alfa yang duduk sambil bermain game di ponsel nya.Tidak berapa lama, Shean dan Tristan sudah berada di depan rumah kosong itu. mobil yang di pakai Tristan untuk mengantar bos nya.Alex segera membuka pintu untuk Shean.Shean turun dari mobil dan melihat dua orang yang berlutut dengan mata di tutup, kaki dan tangan yang di tutup.“Apa itu mere