Patung naga besar itu menggeliat seperti cacing. Liu Heng mengambil sebuah pedang lagi. Dia pun melakukan sebuah tebasan. Itu adalah jurus Tebasan Raja Neraka. Pedang miliknya langsung menghitam. Qi Iblis itu menjadi begitu pekat. Satu tebasan itu langsung Liu Heng lakukan. Tebasan itu langsung mengenai tubuh patung naga besar itu. Hanya saja patung itu tidak terpotong. Tubuhnya sangat keras. Liu Heng menelan ludah. "Kalau begini, bagaimana cara mengalahkannya?" gumam Liu Heng. Ketika dia sedang kebingungan, di arah lain. Luo Ouyang terkena serangan api dari naga itu. Tubuhnya langsung terbakar. Liu Heng langsung menghampiri Luo Ouyang dan memadamkan api itu dengan qi miliknya. Patung Naga itu sangatlah kuat.Luo Ouyang merasa tubuhnya masih panas karena tadi terkena hembusan api dari Patung Naga itu. Liu Heng pun memperkuat tubuhnya. Dia memacu kembali teknik raja Iblis miliknya. Itu membuat dia menjadi lebih kuat dan aura jahat semakin pekat keluar dari tubuhnya. "Kau jangan terl
Setelah berhasil meledakkan mulut patung naga besar itu. Liu Heng bisa lebih bisa menguasai pertarungan. Semburan api dari patung naga besar itu menjadi tidak terlalu menakutkan karena semburan api itu tidak terlalu lurus lagi. Liu Heng bisa lebih mudah menghindari dan menahan hembusan api itu. "Pertarungan ini akan aku menangkan," ucap Liu Heng.Lou Ouyang berdiri di sebelah Liu Heng. Tubuh Lou Ouyang begitu berantakan. Hanya saja dia masih berniat bertarung. Dia tidak akan mengalahkan sama sekali. Lou Ouyang tidak akan mengalah dengan keadaan. "Aku akan membantumu," ucap Lou Ouyang. Liu Heng melirik. Terlihat kau tubuh Lou Ouyan sudah gosong. Wajah dan kulit cantiknya sudah terkabar oleh api dari patung naga besar itu. Liu Heng mengeluarkan pill dan memberikannya kepada Lou Ouyang. Lou Ouyang tanpa pikir panjang sama sekali. Dia langsung menelan pill itu. Tidak ada keraguan sama seali. Mereka sudah berjuang antara hidup dan mati di sana. "Setelah ini aku akan membantumu memurnik
Luo Ouyang dan Liu Heng duduk di ruangan patung naga. Mereka sedang beristirahat karena mereka merasa kalau ini belum berakhir. Liu Heng bangun, dia melakukan beberapa gerakan. Tubuhnya terasa lebih ringan. Lou Ouyang masih duduk di tempatnya Pertarungan tadi terlalu melelahkan untuk mereka. Apalagi tadi Lou Ouyang sudah terkena racun. Sudah sembuh, memang. Cuma tetap saja Lou Ouyang merasa kelelahan. "Bukankah lebih baik kita pulang saja?" ajak Lou Ouyang. "Kita sudah sejauh ini. Kalau pulang sekarang, ini akan terasa percuma. Aku yakin kalau setelah ini kita akan bertemu dengan ruangan akhir," jawab Liu Heng. Tangan Lou Ouyang masih gemetar. Dia hampir mati pada pertarungan tadi. Tentu saja dia masih merasa perasaan takut. Hanya saja untuk pulang, Lou Ouyang tidak bisa kalau hanya sendiri. Dia menoleh ke belakang. Terlihat kalau pintu masuk tadi masih terkunci. Mau pulang pun, mereka tidak bisa lagi. "Ah, aku ikut saja," ucap Lou Ouyang. Mereka masih akan beristirahat sediki
Lou Ouyang baru pulang dari berburu hewan sihir kecil. Dia mengambil ranting juga untuk menghidupkan api. Setelah itu dia mulai membakar hasil buruannya. Lou Ouyang tidak akan lupa mengambil air untuk minum. Saat dia memasak, dia menoleh ke arah Liu Heng yang terlihat semakin buruk. Racun sudah menyebar sampai ke paha Liu Heng. Lou Ouyang bertekad kalau dia akan membantu Liu Heng. Dia akan menemukan alchemist atau apapun itu yang penting bisa menyembuhkan Liu Heng. "Bertahanlah! Aku akan membawamu ke tempat yang bisa menyembuhkanmu," ucap Lou Ouyang. Setelah selesai memasak, Lou Ouyang mendinginkan makanannya lebih dulu. Setelah itu dia baru makan. Lou Ouyang mencoba memberikan Liu Heng makan. Makan dengan cara biasa sulit dia lakukan. Dia pun mengunyah makanan itu lebih dulu. Baru dia masukkan ke dalam mulut Liu Heng. Dia membantu mendorong makanan itu masuk dengan memberikan air putih. Lou Ouyang melakukan itu sampai satu bagian hewan buruannya habis. Dia tidak tahu ini berguna a
Lou Ouyang membuka matanya. Saat dia membuka matanya, dia langsung melompat dan menarik pedangnya. Dia memasang kuda-kuda. Terlihat ada seorang pria tua duduk tidak jauh dari tempat dia terbaring. Pria tua itu tidak terlihat seperti akan berniat jahat. Dia tidak mengeluarkan aura membunuh sama sekali. Pria tua itu menoleh. "Duduklah! Aku tidak akan menyerangmu," ucap pria tua itu. Dia pun bangun dan mengeluarkan kelabang dari toples kaca miliknya. Dia meletakkan kelabang itu di bahu Liu Heng. Lou Ouyang yang melihat itu, dia ingin menyerang pria tua itu. Dia kira kalau pria tua itu ingin mencelakai Liu Heng. Padahal bukan. Dia membantu Liu Heng dengan cara racun dilawan dengan racun. Saat ingin melangkah, Lou Ouyang merasakan tubuhnya kesakitan. Dia hampir terjatuh, tetapi dia masih bisa berdiri dengan bertumpu pada kaki kirinya yang masih kuat."Aku sedang meminimalisir penyebaran racun di tubuhnya. Jadi, kau tidak perlu takut padaku."Lou Ouyang menatap ke arah Liu Heng yang ada
Tubuh Liu Heng unik karena dia punya inti racun. Semua racun masuk ke dalam dantian miliknya. Biasanya racun akan menyerang tubuhnya sampai seluruh organ dalam nya rusak. Tubuh Liu Heng berbeda, dia malah menyerap racun dan mengolahnya menjadi qi. Hanya saja racun hijau aneh ini menyebar terlalu cepat. Itu yang membuat tubuh Liu Heng bisa keracunan. Shi Cun berusaha melawan racun hijau itu dengan racun kelabang agar penyeberannya bisa diperlambat. Racun kelabang dan racun hijau itu akan saling menghancurkan satu sama lain. Begitulah cara Shi Cun menyembuhkan Liu Heng. Ini sudah 3 hari sejak Liu Heng dirawat, wajahnya sudah jauh lebih cerah dari pertama dia di sana. Lou Ouyang lega, dia senang. Bagaimana pun ini adalah keputusan yang tepat. Apalagi Shi Cun memperlakukan Lou Ouyang dengan baik. Dia bahkan memberikan makanan kepada ou Ouyang. Padahal sebelumnya Lou Ouyang sudah curiga kepada Shi Cun. "Maaf," ucap Lou Ouyang. Shi Cun menoleh. "Maaf untuk apa?" tanya nya. "Aku telah b
"Dia bangun!" teriak Shi Cun.Lou Ouyang yang sedang sedang menunduk di balik pohon. Dia langsung bangun dan mengusap bibirnya. Lou Ouyang berjalan ke arah Shi Cun. Saat melihat Liu Heng sudah bangun, dia tersenyum lega. Apalagi terlihat kalau Liu Heng sudah membalik. Hanya tersisa sedikit warna hijau di tubuhnya. Sangat baik bila dibandingkan dengan apa yang Liu Heng alami sebelumnya.Lou Ouyang langsung memeluk Liu Heng. Dia terharu. Bahkan dia sampai meneteskan air matanya. Perjuangan dia selama ini tidak sia-sia. Rasa lelah, capek, sakit, takut dan yang lainnya terasa hilang seketika saat melihat Liu Heng bangun. "Apa yang terjadi?" tanya Liu Heng dengan wajah bingung. Dia tidak merasakan apapun. Dia merasa kalau dia hanya tertidur selama beberapa menit saja. Padahal Liu Heng sudah tidak sadarkan diri lebih dari dua minggu. Waktu yang sangat lama. Lou Ouyang mendorong tubuh Liu Heng, dia menatap tepat ke arah mata Liu Heng. Jarak wajah keduanya sangat dekat. Mungkin hanya berja
Shi Cun melihat apa yang ada di depannya. Dia ikut tersenyum, ini mengingatkan dirinya kepada dia puluhan tahun lalu. Shi Cun menjadi rindu kepada istrinya yang sudah meninggal 30 tahun lalu karena keracunan. Istrinya adalah orang biasa. Benar-benar orang bisa karena dia bukan seorang cultivator. Istrinya sering masuk ke ruangan Shi Cun. Perlahan racun masuk ke dalam tubuh istrinya. Shi Cun kira tidak ada masalah karena dia sudah puluhan tahun berada di ruangan penuh racun. Dia lupa kalau daya tahan tubuh manusia biasa sangatlah berbeda dengan cultivator. Setelah 5 tahun, istrinya pun meninggal keracunan. Saat itulah Shi Cun merasakan sedih yang sangat luar biasa. Dia bahkan menjadi pria yang brutal dan banyak melakukan pembunuhan untuk melupakan emosinya. "Kalau saat itu kau tidak meninggal. Mungkin kita akan seperti mereka," gumam Shi Cun. Shi Cun tidak pernah tertarik dengan siapa pun lagi setelah kematian istrinya. Istrinya adalah cinta satu-satunya Shi Cun. Shi Cun punya wajah