Share

Bab 24. Harapan

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan setelah Arya menutup teleponnya. Suaminya itu mengatakan bahwa malam ini akan pulang sedikit terlambat karena masih ada urusan bersama Pak Rivandi.

Dan sialnya, ketika Sheyra hanya sendirian di dalam kamar, pikirannya itu selalu jauh mengembara, pun ketika dia telah berdiri di balkon kemudian melihat landscape langit yang tampak ditaburi bintang, seakan menambah beban pikiran dalam otaknya untuk semakin banyak.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena Sheyra segera disadarkan oleh ponselnya yang kembali berdering. Dia mengernyit ketika melihat layar ponselnya yang menampilkan nama Kafka di sana.

Sedetik kemudian, kelopak matanya membelalak lalu mengerjap cepat ketika dering itu berakhir dengan status tak terjawab. Sheyra menghembuskan napas kasar. Jantungnya mulai berdegup tak beraturan, dan debaran itu masih terus berlanjut saat ponselnya kembali berdering menampilkan nama yang sama.

Tiba-tiba, Sheyra bimbang mengenai, apakah dia harus men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status