Share

Episode 5

Kayla langsung menghentikan main handphone nya dan masih dengan ekspresi kagetnya. Gue udah terlanjur ngaku dan gak bisa lagi gue hindari. Terserah lah bakalan kayak gimana kedepannya, toh gue emang gak bisa sembunyikan sesuatu dari BESTie gue ini. Secara dia selalu cerita duluan ke gue kalau ada apa-apa.

"Elo serius Van? Lo beneran udah putus sama si otak encer itu?" Kayla mengarahkan tubuhnya ke gue.

"Ya iya lah Kayla. Masa hubungan di permainkan sih? Kalau gue gak putus, ngapain gue bilang kalau kami udah putus? Bisa-bisanya ntar jadi putus beneran"

"Yah tapi kok bisa Van?! Perasaan selama ini kalian baik-baik aja tuh. Masa cuma gara-gara sehari gak jumpa di sekolah kalian putus? Lo gak mungkin ngajak dia putus karena dia gak ngasih kabar waktu itu kan?" Kayla terus aja mengoceh gak jelas. Iya kali gue Putusin Winanta karena sehari gak ada kabar. Gue bukan tipe cewek yang posesif kali, gue juga ada banyak hal yang harus gue kerjakan. Gue juga punya dunia gue sendiri.

"Ya enggak lah Kayla Monica..! Lo kira gue cewek apaan dengan gampangnya putusin cowok hanya karena dia gak ngasih kabar sehari?! Gue bukan cewek yang posesif kali"

"Heran deh, lo itu sahabat gue, tapi sekecil biji pepaya pun elo gak ada dukung gue" tiba-tiba aja gue jadi emosi. Padahal gue tau, Kayla gak bermaksud buat nyakitin hati gue.

"Loh? Kok elo jadi emosi sih Van?" Kayla sedikit panik.

"Apa coba maksudnya gue gak mendukung elo? Kok tiba-tiba bahas itu?"

Gue yang udah terlanjur terpancing emosi, bingung harus bilang apa. Bisa aja gue bilang maksudnya gak mendukung itu, karena kata-kata Kayla selalu gue yang seolah salah makanya kami putus. Padahal udah jelas kalau yang salah tuh Winanta karena selingkuh. Gue pengen banget jelasin ke Kayla kalau Winanta yang salah dan Kayla harus dukung gue, tapi enggak bisa.

Jujur aja, gue masih ada rasa sayang sama Cowok terpintar di sekolahan ini. Gue gak mau kalau sampai gue ceritain semuanya tentang Winanta yang seenaknya ninggalin gue karena selingkuh, Kayla jadi benci banget sama Winanta. Biar bagaimanapun juga, mereka teman baik waktu SD. Bahkan lucunya lagi sebelum gue jadi tetangga Winanta saat mau memasuki kelas lima SD, orang tua mereka berencana untuk menjodohkan mereka kalau sudah besar.

"Bukan apa-apa kok" gue memilih bungkam.

Tepat saat sebelum bel sekolah berbunyi, Winanta dan Alvin udah stand by di kelas. Gue tebak sih Winanta belum kasih tau ke Alvin kalau kami berdua udah putus. Soalnya Alvin kayak kebingungan gitu kami tiba-tiba jadi terasa asing. Winanta langsung duduk di kursi dia dan gue samasekali gak ngelirik Winanta.

Ya iyalah Winanta belum kasih tau, bahkan Winanta mungkin aja gak bakalan kasih tau ke Alvin atau siapapun kalau kami putus. karena 'kan dia juga sadar kalau dia itu cowok yang paling brengsek. Gak mungkin dia kasih tau kalau dia udah putusin gue karena udah punya pacar lain selama ini.

***********

Saat jam istirahat, gue ke kantin sendirian karena Kayla gak bisa ikut. Perut dia lagi nyeri menstruasi yang ke dua hari. Sambil mengingat titipan jajan yang mau Kayla beli, gue lihat ada Winanta dan Alvin di depan gue yang berjalan perlahan menuju kantin juga. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, tanpa sengaja Alvin melihat ke belakang dan meyapa gue.

"Eh, Van? Kenapa diem aja dari tadi di belakang? Kenapa gak gabung kita aja?" tanya Alvin semangat.

Gue diam dan ngelirik Winanta dengan wajah datar. Winanta yang lihat itu, langsung kembali menghadap depan.

"Woi Win! Lo kok fokus jalan ke depan aja sih? Cewek Lo di belakang kita noh" sikut Alvin mendorong lengan Winanta.

"H-hah?" Drama Winanta yang seolah baru sadar kalau ada gue di belakang mereka.

"..oh, iya... ha--" gue dengan segera memotong jalan mereka dan mendahului mereka ke kantin dengan langkah cepat dan sedikit lebar. Karena gue eneg banget liat Winanta yang akting dan pura-pura polos seolah gak ada apa-apa.

"Loh? Kok elo di kacangin sih win? Mau nyapa bilang 'hai' aja Lo di tinggalin"

"Entah, gak tau"

"Kalian beneran lagi gak ada masalah nih?"

"Lagi PMS kali dia"

Gue yang sempat mendengar perbincangan mereka sedikit terkekeh,

"Hah..! PMS.. PMS" batin gue.

"Nih, puding susu dan Basko goreng pesanan Lo" gue meletakkan titipan Kayla di atas meja nya."

"Okee makacih~" dengan sok imut, Kayla segera melahap puding.

".........."

"Woi Vanessa, kenapa Lo tiba-tiba diam? Ngelamunin apa?" tanya Kayla ketika gue diam dengan pandangan kosong, sehabis gue memakan cilok yang tinggal dikit.

"Enggak, bukan apa-apa. Tiba-tiba gue keinget Winanta aja. Kenapa yah, dia kok gak mau kasih tau ke Alvin kalau kami udah putus?"

"Udah jelas kan? Dia sadar kalau dirinya cowok brengsek. Pastinya dia malu lah sama Alvin" ternyata Kayla dan gue sepemikiran.

"Iya sih.. apalagi Alvin tipe yang gentleman, udah pasti dia bakalan gak nyangka kalau teman baiknya gitu"

"Ah, yaudah lah.. gak usah bahas dia lagi. Jadi makin bete" gue menjatuhkan kepala ke meja.

"Oh iya Kay, karaoke yuk!" gue kembali bangkit dan mengarah ke Kayla yang ada di sebelah kanan gue.

"Karaoke? tiba-tiba?"

"Iya, biar gue keluarin semua emosi lewat lagu. Gue pengen nyanyi sambil menjerit-jerit "

"Ahaha mau nyanyi broken heart ya?"

"Gak juga, cuma mau sedikit menghilangkan stres aja. Bukan stres sih, gimana ya..? Yah pokoknya gue dan Winanta putus secara tiba-tiba, jadi gue masih agak syok aja terutama karena dia ketauan selingkuh. Yah intinya gue mau menghibur diri lah"

"Kebiasaan Lo ngomong berbelit-belit Van"

"Tapi Van... sorry banget gue gak bisa nemenin Lo karaoke hari ini. Ini kan malam Kamis, ya gue jalan sama Dimas"

"Astaga.. iya gue lupa. Padahal baru sehari jomblo, udah gak inget soal malam kamisan lagi" gue pura-pura mewek.

"Minggu aja mau gak? Minggu sore" tawar Kayla

"Enggak deh Kay, kelamaan. Ntar malem gue pergi sendiri aja deh ke karaoke"

"Serius Lo mau sendiri? Mana seru Vanessa"

"Gue kan bukan mau seru-seruan, cuma mau ngeluarin emosi aja"

"Yaudah deh terserah elo. Apapun asalkan Lo bahagia "

"Ahaha sok bucin Lo"

Oke, baiklah.. tekad gue udah bulat. Gue bakalan pergi karaoke, harus. Gak usah perduli kalau di lihat orang gue malam kamisan sendirian, toh lebih baik sendiri daripada bersama cuma bikin sakit.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status