Share

Pembalasan

Dan di saat itu pula, Gu Ming merasakan tekanan aura yang luar biasa, bahkan aura itu membuatnya tidak mampu bergeming sedikitpun.

"S-sialan! Bagaimana bisa tekanannya sekuat ini?!" gumamnya dengan keringat dingin yang sudah mengucur.

Boom!

Semua orang terperangah dan menatap tidak percaya, dengan apa yang baru saja mereka lihat.

Seorang tuan muda yang selalu mereka sebut sebagai sampah, kini bahkan dengan mudahnya mengalahkan Gu Ming. Bahkan dia hanya menggunakan satu jurus saja, benar-benar tidak terduga.

Di tambah lagi, tatapan matanya yang sedingin es dan setajam belati itu.

Benar-benar membuatnya tidak tampak seperti tuan muda sampah yang mereka kenal. Mereka benar-benar seperti dua sosok yang berbeda.

"Aaarrggh!!" Gu Ming menjerit saat tubuhnya terlempar jauh karena jurus yang Gu Lang keluarkan, bahkan dia sampai memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Berbagai bisikan mulai terdengar dari mereka yang melihat kehebatan Gu Lang. Juga berbagai hujatan yang di tujukan pada Gu Ming, karena dia kalah dengan begitu memalukan, setelah semua kesombongannya tadi.

"Ini tidak mungkin! Apa kau menggunakan cara curang?! Kau masih level 5, bagaimana mungkin bisa memiliki kekuatan tempur sebesar itu!?" seru Gu Ming.

"Orang yang mencari-cari kesalahan orang lain, untuk menutupi kebusukannya adalah sampah yang sesungguhnya."

Gu Lang menatap tajam pada Gu Ming.

"Semua orang di sini melihat dengan mata kepala mereka, apa maksudmu kau sedang meragukan penglihatan mereka?!" tanya Gu Lang dengan penekanan.

Seorang laki-laki harus berani mengakui kekalahan, dan bukan menyalahkan orang lain untuk menutupi kekalahannya.

Lagipula banyak saksi mata di sana, mereka melihat seluruh kejadian itu dan tidak dapat di ragukan lagi hasilnya.

Tak ada kecurangan yang di lakukan oleh Gu Lang, semuanya murni sebuah pertandingan yang adil.

"Gu Ming, kau selalu menyebutku sampah. Tapi lihatlah, kau bahkan tidak bisa menahan satu serangan dariku, lantas kau ini apa?"

Gu Lang mengulas senyum sinis yang samar di bibirnya, kemudian dia beralih menatap Gu Peng alias tetua ketiga dengan tatapan membunuh.

"Dan kau, tetua ketiga. Selama ini kau terus menerus menyebutku sampah dan bahkan berusaha menyingkirkanku, tapi kau justru memiliki anak yang bahkan tidak bisa mengalahkan seorang sampah, maka kau ini harus di sebut dengan apa?"

Tetua ketiga sangat marah dan terhina dengan ucapan yang Gu Lang tujukan padanya.

Namun dia tak bisa ikut campur dalam pertandingan, terlebih Gu Xing Yan pastinya akan membela Gu Lang.

Tapi dia benar-benar merasa terhina, mendengar Gu Lang yang masih sempat-sempatnya menghina dia yang di nilai tak bisa mendidik anaknya.

"Gu Lang! Kau hanya sedikit lebih kuat dariku, itu bukan berarti kau bisa menginjak-injak dan menghinaku! Masih banyak orang yang lebih kuat darimu, di keluarga Gu!" seru Gu Ming dengan kesal.

"Kau baru saja mengatakan aku tidak bisa menghinamu, karena aku hanya sedikit lebih kuat darimu?" Gu Lang tersenyum miris menatap Gu Ming, "Lalu, apa kabar denganmu yang terus saja menghinaku, padahal kau bahkan lebih lemah dariku!"

Gu Ming pun mati kutu mendengar ucapan Gu Lang yang sangat tepat sasaran itu. Dia sama sekali tak bisa lagi menjawab setiap perkataan yang Gu Lang tujukan untuknya dan sang ayah.

"Aku hanya melakukannya dengan caraku, membalas penghinaan kalian padaku berkali-kali lipat!" Gu Lang berjalan melewati Gu Ming.

"Mereka yang berusaha mempermalukan orang lain, suatu saat akan di permalukan juga dengan lebih kejam!"

Gu Lang pun turun dari arena pertarungan dengan banyak mata yang memandang takjub kearahnya, namun juga tidak sedikit juga aura membunuh yang diarahkan padanya.

Gu Xing Yan merasa bangga dengan apa yang Gu Lang lakukan dan katakan. Dia mampu membuat musuhnya tak lagi berani menginjak-injak harga dirinya, dan merendahkan dia seperti dulu.

Menurutnya, Gu Lang yang sekarang, benar-benar sudah berubah dan menjadi jauh lebih kuat.

"Sial! Sepertinya si sampah itu menjadi semakin kuat!" batin Gu Feng yang melihat pertandingan antara Gu Lang dan Gu Ming.

Gu Ming pun mempersiapkan sesuatu yang akan dia gunakan jika terdesak, meskipun dia yakin jika Gu Lang tak akan mampu membuatnya berada di posisi itu.

Kini hanya tersisa lima orang peserta, namun ketiga peserta lainnya memilih untuk menyerah dan menerima posisi lima besar.

Itu sudah cukup, karena lima besar juga sudah mendapatkan hadiah meskipun tak sebanyak juara pertama.

Tapi itu lebih baik daripada mereka harus bertaruh nyawa setelah melihat bagaimana kemampuan Gu Lang, terlebih Gu Feng yang sudah mereka tau seberapa kuat pria itu.

"Baiklah, karena ketiga peserta lainnya sudah menyatakan menyerah maka saat ini hanya tersisa dua orang peserta, yaitu Gu Lang dan Gu Feng. Kedua peserta dimohon naik ke arena, karena pertarungan alan segera dimulai."

Kedua peserta terakhir itupun naik ke arena dan membuat keriuhan kembali terjadi.

Mayoritas para penonton sudah pasti mendukung Gu Feng, tapi ada beberapa orang yang masih bimbang karena sempat melihat kekuatan Gu Lang tadi yang mungkin saja bisa mengalahkan Gu Feng.

"Akhirnya kita bertemu lagi, sampah! Seharusnya waktu itu memisahkan kepala dan tubuhmu agar kau tidak hidup lagi, aku tidak menyangka kau punya banyak nyawa seperti seekor kucing! Benar-benar sampah kotor yang menyusahkan!"

Gu Feng menatap Gu Lang dengan tatapan menghina, yang terlihat begitu menyebalkan di mata Gu Lang. Namun dia tak ingin terpancing emosi, dan membuat dia tak fokus pada pertandingan.

"Laki-laki membuktikan kekuatan dengan tinju, bukan dengan mulut." Satu kata singkat yang cukup membuat wajah Gu Feng menjadi merah padam dibuatnya.

Tanpa basa basi, Gu Feng menerjang maju dan menyerang Gu Lang.

"Jurus golok dewa!" Aura berbentuk golok yang dikelilingi dengan api itu, menerjang dan siap menghancurkan tubuh Gu Lang dalam sekali tebasan.

Semua orang yang sudah mengira jika Gu Lang pasti kan kalah, cukup terkejut dengan jurus kuat yang langsung Gu Feng gunakan di serangan pertama.

Meskipun yakin jika Gu Lang akan kalah, tapi mereka tidak mengira jika Gu Lang akan kalah dengan begitu memalukan karena satu serangan seperti yang dia lakukan pada Gu Ming.

Ledakan besar terdengar dan menimbulkan cekungan yang cukup dalam, dan hal itu membuat Gu Feng tertawa keras. "Matilah kau sampah!"

Namun penonton lain justru terdiam, seolah melihat sesuatu yang tak dapat mereka percayai.

Gu Lang saat ini tidak berada di tempat cekungan itu, melainkan berada di belakang tubuh Gu Feng. Gu Feng terdiam, saat merasakan hawa yang cukup menekan di belakang punggungnya.

"Maaf, sepertinya kau harus kecewa."

Namun belum sempat dia menoleh, Gu Lang sudah melancarkan serangannya.

"Pukulan Sembilan Matahari!"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Xiao Nan
banyak omong semua musuh mc, tapi lemah :v
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status