Share

BAB 5

"Kita mau kemana, paman?" tanya Emma mulai khawatir begitu mereka keluar dari lift. 

Semua tampak seperti pintu kamar dan tidak ada satu ruanganpun yang tampak seperti ruang pertemuan.

"Seseorang sedang menunggumu di kamar VVIP. Dia adalah teman paman yang makan bersama paman semalam. Apa kau tahu bahwa dia adalah seorang konglomerat? Dia sangat menyukaimu. Layani dia dengan baik, maka kau pasti akan mendapatkan uang yang banyak."

Emma terbelalak. Dia mundur dan menatap Mike Palaru dengan bingung.

"Apa maksud paman? Mengapa aku harus melayaninya? Bukankah hotel ini punya pegawai yang siap melayani setiap tamu?" tanya Emma dengan suara bergetar.

"Emma, dia menginginkanmu. Apa kau tahu betapa sulitnya mencari wanita yang sesuai dengan seleranya? Dia bersedia membayarmu puluhan juta demi melayaninya. Lagipula ini kan juga pekerjaanmu," paksa Mike sambil menarik lengan Emma.

"Paman aku mohon, aku tidak mau masuk ke sana. Aku sudah katakan, aku tidak mau menerima pekerjaan yang paman tawarkan ini," mohon Emma mulai terisak ketakutan.

Wajah Mike Palaru berubah menjadi semenakutkan iblis dan bulu kuduk Emma berdiri karena merinding. Emma memang selalu merasa ada yang salah dengan pamannya itu, tapi untuk pertama kalinya dia melihat wajah asli Mike.

Mike Palaru terus menarik Emma yang tidak memiliki tenaga untuk melawan. Emma terus memohon tapi Mike tidak peduli dan terus menariknya hingga mereka berhenti di depan pintu sebuah kamar. Wajah Mike tampak senang membayangkan uang yang akan dia dapatkan dari pria yang berada di dalam kamar itu.

Mike mengetuk beberapa kali. Emma semakin ketakutan, air matanya semakin deras dan suaranya semakin kuat memohon agar Mike membiarkannya pergi.

Pintu kamar itu terbuka dan seorang pria tua dengan pakaian mandi berdiri di hadapan Emma dan pamannya. Pria berperut buncit itu langsung tertawa senang melihat Emma yang sedang menangis di hadapannya.

"Ada apa gadis kecil? Mengapa menangis? Jangan takut aku ada disini," ucap pria tua itu sambil membelai pipi Emma. 

"Ayo, bawa dia masuk," lanjutnya sambil  tertawa.

Mike menarik Emma yang terus melawan. Emma sadar kalau Mike sedang menjualnya dan tahu kalau dia sampai masuk, maka hidupnya pasti akan hancur. Emma berusaha sekuat tenaga untuk melawan, namun Mike bukan tandingannya. Pria itu sangat kuat hingga tubuh Emma terseret masuk ke dalam kamar.

"Paman, lepaskan aku paman. Tolong paman!" teriak Emma sambil menangis. 

Namun Mike Palaru tidak peduli. Dia hanya memikirkan uang yang akan dia dapatkan. Mike langsung menutup pintu kamar begitu mereka masuk.

"Mana baju pelayanmu gadis kecil?" bisik pria tua itu di telinga Emma.

Emma bisa mencium aroma alkohol yang dari mulut pria itu. Aromanya membuat Emma merasa mual dan jijik.

"Saya sudah siapkan semuanya, Tuan."

Mike segera menyerahkan tas yang dia bawa sejak tadi. Lalu menyerahkan kepada Emma.

"Tidak ada gunanya melawan. Lebih baik lakukan apa yang diperintahkan oleh Tuan Lawson atau kau akan kehilangan nyawamu!" ancam Mike sambil memegang dagu Emma hingga mata Emma menatap matanya.

"Sudah, tinggalkan kami. Pergilah! Aku akan mengabarimu bila kami sudah selesai," perintah pria itu sambil tertawa senang.

Mike mengangguk cepat lalu segera berdiri. Dia baru saja membuka pintu ketika seseorang mendorongnya hingga dia terjatuh kebelakang. 

"Siapa kau?" tanya Mike dan pria tua itu bersamaan.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Mike dengan panik.

Emma mengangkat wajahnya dan terkejut melihat pria yang baru masuk itu.

'Bukankah dia pria yang kemarin?' batin Emma lalu segera berdiri dan berlari ke arah pria itu.

"Kau Ethan, bukan?" tanya Emma dengan dada naik turun karena napasnya yang tersengal-sengal karena ketakutan.

Ethan tidak mengatakan apapun dan langsung menarik tangan Emma dan membawanya keluar. Emma mengikuti Ethan tanpa mengatakan apapun. Setibanya di lobi hotel, Ethan segera menghentikan taksi kosong yang baru saja mengantarkan penumpang ke hotel itu.

"Kita akan ke kantor polisi dan melaporkan kejadian tadi," ucap Ethan dingin.

"Tidak! Jangan ke kantor polisi. Pria tadi adalah pamanku. Aku yakin dia punya alasan kuat hingga berbuat seperti itu kepadaku. Aku mohon antarkan saja aku pulang," potong Emma cepat.

"Dimana kau tinggal?" tanya Ethan tanpa menatap Emma.

Emma menyebutkan alamat apartemen Alice, lalu taksi yang mereka tumpangi segera melaju.

"Bagaimana kau bisa ada di sana?" tanya Emma pelan. 

Ethan tidak menjawab dan hanya memandang keluar jendela.

"Terima kasih, karena kau sudah menyelamatkan aku untuk kedua kalinya. Aku berjanji akan membayar semua bantuanmu," ucap Emma ragu-ragu.

Ethan tetap diam. Dia sama sekali tidak bergerak atau menunjukkan reaksi terhadap perkataan Emma. Matanya terus menatap keluar.

'Apakah dia bisu?' gerutu Emma dalam hati.

Emma menghela napas perlahan. Dia pun ikut diam dan memandang keluar jendela. Perlahan Ethan melirik Emma yang masih tersengguk sisa-sisa tangisnya tadi.

'Apakah kau polos atau bodoh?' batin Ethan sambil melirik Emma.

Ethan sedang berada di lobi ketika dia melihat Mike Palaru, pria yang sudah terkenal sebagai mucikari yang menyediakan gadis-gadis muda dan perawan bagi para konglomerat dan petinggi negeri ini. Tadinya dia tidak memedulikan pria sampai dia melihat Emma masuk dan menemui Mike Palaru.

Emma tampaknya sangat mengenal Mike tapi tidak nyaman berada di dekatnya. Ethan tadinya ingin mengacuhkan kedua orang itu, namun melihat Emma menghindari rangkulan Mike membuat Ethan penasaran apa yang membuat Emma ada di sini bersama Mike Palaru.

Ethan tiba di lantai 29 sesaat sebelum Emma masuk ke dalam kamar. Dia bisa mendengar teriakan Emma yang panik dan ketakutan. Saat itu Ethan menyadari kalau gadis itu dijebak oleh Mike Palaru. Ethan tidak bisa membiarkan gadis itu dirusak oleh Mike, karena itu dia menolongnya.

"Keluarlah dan beristirahat. Aku akan membayar biaya taksinya," perintah Ethan dengan suara basnya setelah mereka sampai di depan apartemen Alice.

"Terima kasih untuk semuanya," ucap Emma lalu keluar dari taksi.

Dia segera berlari ke dalam apartemen Alice dan melemparkan tubuhnya ke atas sofa. Emma menangis dengan keras hingga tubuhnya bergetar. Dia melepaskan semua emosi yang sudah dia tahan sejak tadi. Emma  berteriak sambil menutup wajahnya dengan bantal dan terus menangis hingga kelelahan. 

Emma sudah tertidur ketika Alice pulang. Dia melompat kaget begitu mendengar pintu terbuka.

"Ada apa? Apa kau bermimpi buruk?" tanya Alice yang terkejut melihat Emma melompat dan lebih terkejut lagi setelah mendengar jawaban Emma.

"Pamanku ... dia ingin menjualku kepada laki-laki hidung belang."

"Apa? Pamanmu ingin menjualmu?" ulang Alice tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Dia ingin aku melayani pria tua gemuk yang menjijikkan. Alice ... aku takut," ucap Emma kembali menangis.

"Aku ingin pulang saja. Aku tidak ingin tinggal di kota ini," isak Emma dalam dekapan Alice yang ikut merasakan kesakitan sahabatnya itu.

"Aku mengerti, kalau kau memang ingin kembali ke Calamba, besok aku akan mengantarkanmu ke terminal bus."

***

Sementara Ethan segera memerintahkan supir taksi untuk kembali ke Empire. Dalam perjalanan, Ethan menghubungi seseorang.

"Lakukan sesuatu untukku. Usir Mike Palaru dari Empire, jangan sampai aku melihat wajahnya ketika aku tiba disana. Selain itu, peringati pria itu agar tidak pernah muncul lagi di Empire atau aku akan menghancurkannya!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status