Sejak pagi, Selena sudah merasakan sepertinya Harvey sedang memikirkan sesuatu. Ketika mereka baru masuk ke mobil, Selena melihat kening Harvey mengerut kembali. Karena itu, Selena menciumi pipi Harvey dan berkata, "Kenapa wajahmu terus terlihat murung?"Harvey terlihat hendak ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak jadi. Terakhir, dia hanya berkata, "Tidak ada apa-apa."Jika kamu tidak mau mengatakannya, aku akan terus menciumimu sampai kamu mengatakannya."Dasar wanita penggoda," ujar Harvey sambil memperdalam ciuman mereka. Ketika suasana di antara mereka semakin memanas, Selena langsung dorong Harvey menjauh.Kemudian, Selena bersandar di pundak Harvey, menggenggam tangan Harvey dan berkata, "Harvey, meskipun kita sudah bercerai, kamu adalah orang terdekatku selain almarhum Ayah dan anak-anak kita. Jadi, aku harap kamu mau memberi tahu kepadaku setiap masalah yang kamu alami."Harvey menggenggam tangan Selena dengan erat. Kemudian, dia menatap Selena dengan tatapan serius dan berkata
Pria yang dulunya begitu dingin dan arogan tetapi sekarang malah terlihat begitu rendah diri dan menyedihkan. "Meskipun aku adalah seorang pria, aku juga butuh sebuah rasa aman. Bagiku pernikahan adalah fondasi dari rasa aman itu."Selena mengerutkan bibirnya dan berkata, "Menurutku pernikahan itu bukanlah sebuah rasa aman, melainkan sebuah belenggu yang tidak terlihat."Ketika mobil mereka sudah tiba di tujuan, Selena bergegas membersihkan bekas lipstik di bibir Harvey. Setelah itu, Selena tersenyum dan berkata, "Aku sudah cukup puas dengan keadaan sekarang."Selena mengeluarkan lipstik dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Harvey. "Bantu aku rapikan kembali lipstik di bibirku."Setelah Markus selesai menyambut dan berbicara kepada para hadirin yang berasal dari luar negeri, Markus masih belum melihat Selena dan Harvey turun dari mobil.Markus meminta Pedro untuk mengantarkan para hadirin masuk ke ruangan, kemudian Markus sendiri berjalan ke hadapan mobil Harvey.Chandra dan para
Selena tahu betul bahwa Pasha sedang mengujinya. Selena menjawab dengan senyum yang anggun, "Kalau saya tertipu, saya akan mengambil pelajaran dari pengalaman ini dan tidak akan mudah percaya lagi pada orang lain ke depannya."Pasha tidak bisa menemukan petunjuk apa pun dari ekspresi Selena yang tetap tenang dan hanya bisa berhenti mengujinya. Dia kemudian dengan serius memperkenalkan pemandangan di dalam istana pada Selena.Ketika berjalan semakin dekat ke Rumah Sakit Nasional, mereka tiba di sebidang tanaman obat yang sedang bermekaran dengan sangat indah."Ini adalah bunga nasional kami, bunga mulberi. Bunganya yang indah dapat dikeringkan dan digunakan sebagai obat. Buah dan batang bunga juga dapat dimakan."Selena berkata, "Hmm, saya pernah mendengar bahwa 60 tahun yang lalu Negara Cena mengalami bencana besar, bencana alam dan bencana buatan manusia, banyak peperangan di mana-mana, ditambah lagi dengan kekeringan yang menyebabkan gagal panen. Banyak orang naik ke gunung untuk men
"Ngapain masih di sini, kamu mengganggu aktivitas Nyonya." Pasha menendang betis Watson.Pada saat ini barulah Watson tersadar, "Maaf, maaf, saya akan segera pergi. Oh ya, Kak Pasha, mengapa Dokter Siska belum datang kerja hari ini?"Orang-orang di Rumah Sakit Nasional belum tahu apa yang terjadi semalam, Selena merasa sedikit bersalah, mereka benar-benar menganggapnya sebagai teman."Jangan terlalu banyak omong kosong, cepat pergi sana," Pasha mendesak.Setelah Watson pergi, Pasha akhirnya berbalik dan melihat Selena, "Maafkan saya, Nyonya, ini adalah kejadian yang tidak terduga.""Tidak apa-apa, salah mengenali orang sering terjadi kok."Selena menjaga pembawaannya yang anggun dan lanjut berjalan bersama Pasha. Pasha sedikit mengernyitkan kening, serangkaian pengujian yang telah dilakukan sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ada yang salah dengan Selena.Mengendus aroma parfum yang kuat di udara, Pasha teringat pada ciri khas Siska Fella yaitu aroma obat yang ringan di tubu
Harvey juga sebenarnya kedengaran komentar-komentar mereka. Selena menyikutnya dan berbisik di telinganya, "Bucin sama istri?"Harvey dengan santai menarik Selena ke dalam pelukannya, "Dengan senang hati."Harvey tidak malu-malu untuk bermesraan dengan Selena di depan umum. Wajah Selena merah padam, sementara Harvey tidak peduli sedikit pun.Sebuah tangan dengan tulang dan urat yang menonjol mencubit pipi Selena yang lembut, "Kamu toh bukan anak kecil lagi, kenapa masih malu-malu?"Selena selalu malu-malu melakukan hal seperti ini.Bagaimanapun juga, dulu ketika mereka masih bersama, mereka selalu bertemu secara diam-diam, tidak pernah terang-terangan. Itulah sebabnya dia merasa tidak nyaman.Begitu keluar, Markus melihat sepasang suami istri yang sedang bermesraan ini dan bertanya-tanya apa yang Harvey katakan sampai-sampai wanita itu terlihat malu-malu.Dia tidak berbicara dan menjauh dari kerumunan.Pasha berjalan ke sisinya dan berkata dengan suara rendah, "Sudah kucek, dia bukan S
Dia begitu tidak sabaran sampai-sampai tidak sempat menutup jendela.Dari tempat yang jauh dan lebih tinggi, mengandalkan penglihatannya yang sangat baik, Markus dengan sekali pandang bisa langsung mengenali wanita yang ditekan oleh Harvey di dinding dengan kedua tangannya ditahan dengan paksa di atas kepala.Wajahnya yang secantik bunga persik itu diwarnai dengan rona merah muda yang menawan, karena sentuhan Harvey membuatnya memiringkan kepalanya dengan posisi yang agak canggung.Harvey menggendongnya masuk ke kamar tidur dan yang terjadi selanjutnya persis seperti yang ada di film-film dewasa.Markus menyalakan sebatang rokok. Terlihat jelas bahwa rasa cinta Harvey terhadap wanita ini jauh lebih mendalam daripada yang dirumorkan.Akting bisa dipalsukan, tetapi mata tidak bisa. Tatapan Harvey penuh dengan cinta.Sudah jam tiga sore ketika Selena bangun lagi. Dia melihat roknya yang dikoyak oleh Harvey tadi dan mengerutkan kening, "Sayang sekali roknya."Harvey, yang baru saja selesai
Penipu itu mendekatinya dengan tujuan tertentu, tetapi di sisi lain, dia juga berusaha menyembuhkannya dengan tulus dan ikhlas, bahkan sebelum pergi, dia sengaja menyiapkan obatnya.Kalau saja dia lebih kejam sedikit, Markus tidak perlu ragu-ragu seperti ini.Hanya dengan menutup mata, wajah Siska Fella muncul. Wanita sialan itu, bersembunyi di mana dia!Malam ini, Selena melihat langit yang gelap dan merasa agak gelisah.Dia khawatir kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak terduga besok, maka dia tidak akan bisa kabur dari sini.Harvey bisa menebak pikiran Selena dan dengan lembut menghiburnya, "Seli, jangan khawatir, aku akan membawamu pergi."Malam ini Harvey tidak menyentuhnya seperti biasa, hanya memeluknya dengan lembut. Selena mengantuk dan akhirnya tertidur dalam rangkulannya.Pada saat langit masih belum terang, pipinya dicium oleh Harvey, "Seli, bangun, aku bawa kamu pulang.""Pulang?" Selena langsung membuka matanya lebar-lebar. Rasa kantuknya hilang seketika dan dia dengan
Jantung Selena berdegup kencang seperti palu berat yang dihantam dengan keras. Harvey merasakan perubahan kecil pada tubuh Selena dan memijat jari tangannya dengan lembut."Teman? Saya tidak tahu istri saya punya teman di Raqqa," jawab Harvey dingin.Pikiran Selena juga segera tertarik kembali ke kenyataan, sekalipun Yohan sudah ditangkap Markus.Hal yang paling tabu dalam bidang pekerjaan mereka adalah mengkhianati organisasi. Pembunuh tingkat rendah mungkin akan mengungkapkan rahasia ketika diancam, tetapi Yohan adalah pembunuh tingkat S, mana mungkin Yohan mengungkapkan identitas mereka?Kalau dipikir-pikir lagi lebih jauh, Selena selalu sangat berhati-hati. Dia tidak pernah melihat wajah asli Yohan dan Yohan juga tidak mungkin tahu identitas aslinya.Mereka hanya pernah bekerja sama dalam dua misi saja, bahkan tidak bisa dianggap sebagai teman.Bagaimana mungkin Yohan tahu hubungannya dengan Harvey?Selena sudah hampir yakin bahwa Markus sedang mencoba menipunya.Karena Siska Fella